Saya gak ahli
pendidikan. Ini hanya pengalaman saya bekerja dengan anak special needs
dan anak dengan kesulitan belajar (child with learning difficulties).
Semoga ada manfaatnya untuk yang kesulitan
mengajar di rumah selama ada karantina wilayah.
1. Jangan maraton.
Anak-anak tidak punya konsentrasi yang lama. Beri mereka 'break'
atau istirahat. Contoh:
Anak TK bisa belajar selama 10 menit, istirahat 5-7 menit, lalu belajar lagi 10 menit.
Anak yang lebih tua waktu belajarnya bisa lebih panjang.
Anak TK bisa belajar selama 10 menit, istirahat 5-7 menit, lalu belajar lagi 10 menit.
Anak yang lebih tua waktu belajarnya bisa lebih panjang.
2. Jangan monoton.
Jangan duduk, dengar, kerjakan tugas. Ini mematikan kreativitas
dan tidak mengembangkan daya pikir. Bagi 1 pelajaran menjadi beberapa segmen.
Contoh, anggap saja ini untuk kelas 4---6 SD:
Segmen 1 penjelasan 10 menit.
Segmen 2 contoh soal untuk dipecahkan bersama. 5 menit.
Segmen 3 tanya jawab untuk melihat apakah anak paham dengan
konsep. 5 menit.
Segmen 4 latihan mandiri. Beri beberapa soal untuk dipecahkan si
anak. 10-20 menit.
Segmen 5 pembahasan. 5-10 menit.
3. Gunakan alat.
Saat di segmen 1, jika terasa sulit menjelaskan, coba gunakan
alat, mainan, foto, video atau apapun yang bisa membantu Anda dan si anak.
Tidak semua anak paham hanya dengan mendengarkan. Bantuan visual (peralatan
tadi) bisa membantu.
4. Kegiatan fisik
Anak-anak penuh energi. Jadi, kalau cuma duduk dan dengar, mereka
cepat bosan dan gelisah. Akhirnya konstrasi hilang dan biasanya jadi gerak
sana-sini. Anak-anak yang seperti ini senang dengan kegiatan fisik.
Contoh: Biarkan dia berlari keliling meja makan sekali, lalu harus
stop dan menjawab pertanyaan dari Anda. Jika salah, dia hanya boleh berjalan
cepat keliling meja sekali.
Pergi ke kebun dan buat mereka mencatat soal tanaman: membuat gambar, membubuhkan nama bagian si tanaman, kalau perlu membuat catatan harian perkembangan si tanaman.
Pergi ke kebun dan buat mereka mencatat soal tanaman: membuat gambar, membubuhkan nama bagian si tanaman, kalau perlu membuat catatan harian perkembangan si tanaman.
5. Manfaatkan apa yang mereka suka
Anak suka menyanyi? Suka menari? Atau suka bercerita? Manfaatkan!
Anak suka kartun Frozen, superhero, atau dunia binatang? Manfaatkan. Ini
kesempatan baik menggunakan apa yang mereka suka sebagai bagian dari pelajaran.
Si anak boleh saja membuat gambar Elsa bercocok tanam, mengarang cerita Elsa
mengunjungi daerah tropis, atau Batman harus berpikir bagaimana cara melakukan
penghijauan.
6. Ganti jika tidak berhasil
Tidak semua orang bisa memahami sesuatu dengan 1 cara. Cara 1 bisa
berhasil pada si X, tapi belum tentu berhasil pada si Y. Pertama, pastikan dulu
Anda mengajar langkah demi langkah. Pelajaran seperti matematika bisa dipecah
menjadi beberapa langkah. Setiap satu langkah selesai, tanya apakah si anak
paham. Jangan paksa maju terus sebelum anak paham. Jika tersendat atau anak
tetap tidak paham, ganti cara. Gunakan cara lain dan lihat apakah cara yang
baru lebih berhasil. Jika cara Anda belum berhasil, silakan minta saran dari
guru terkait.
7. Tetapkan aturan
Buat aturan, paling banyak 5 supaya mudah diingat. Boleh juga
ditulis di kertas dan ditempel di dinding. Misalnya: respek (rasa hormat),
tanggung jawab untuk membereskan meja setelah selesai belajar, dan hanya boleh
sekali ke toilet di tengah pelajaran.
8. Beri penghargaan
Beri hadiah yang bisa diberikan saat itu juga dan tidak membebani.
Jangan menjanjikan membeli mainan atau pergi makan di luar. Buatlah diagram
atau daftar. Misalnya untuk matematika, ekspektasinya bisa menghapal perkalian
2 (misalnya dalam seminggu), bisa menyelesaikan 10 soal hari itu, dan
membereskan meja setelah belajar. Masing-masing akan mendapat stiker. Akumulasi
dalam seminggu harus dapat berapa stiker. Jika berhasil, bisa saja untuk
seminggu ke depan waktu istirahatnya ditambah 3 sampai 5 menit. Untuk anak yang
lebih besar, bisa berdasarkan kesepakatan apa yang menjadi hadiah. Lagi-lagi,
jangan beri hadiah yang terlalu 'mewah' seperti boleh main game dua jam. Yang
seperti ini dihindari.
9.
Sabar, tegas, dan
bermain peran
Ketika bekerja dengan anak, Anda memainkan
3 peran: orang tua, guru, dan teman. Sebelum pelajaran dimulai, ingatkan tentang
peraturan dan konsekuensinya. Jika anak melanggar, konsekuensi harus diberi
sesuai aturan (kecuali ada situasi khusus sehingga harus fleksibel).
Anda boleh bersenang-senang dengan mereka
dan seolah-olah teman (misalnya menyanyi bersama, bergurau, mendengarkan cerita
anak tentang pahlawannya). Jangan terlalu kaku, tapi jangan terlalu longgar.
10.
Persiapkan
minimal sehari sebelumnya
Supaya tidak stres, rencanakan pelajaran
minimal sehari sebelumnya. Anda bisa googling material di internet, tanya pada
ortu lain; bahkan bertanya pada si anak, kegiatan menyenangkan seperti apa yang
bisa mereka lakukan untuk pelajaran tersebut.
Beberapa
kegiatan lain yang bisa membuat anak sibuk:
Ø Membaca minimal 15
menit saat pagi, siang, dan malam (total 45 menit). Usahakan ini jadi kegiatan
wajib.
Ø Olahraga
Ø Kegiatan keagamaan
Ø Menceritakan
kesibukan mereka dalam sehari. Jadi kalau mereka hanya bisa bercerita sepanjang
1 menit, Anda bisa memberi mereka ide apa yg perlu mereka lakukan supaya
besoknya lebih banyak yang bisa mereka ceritakan.
Semoga
ada dari saran ini yang cocok buat Anda praktikkan. Yang perlu diingat, belajar
itu menyenangkan. Anak harus menikmati, Anda juga merasa senang saat
melakukannya.
Komentar
Posting Komentar