Ringkasan Buku Komitmen Muslim Sejati (Ust. Fathi Yakan)

Ringkasan Buku Komitmen Muslim Sejati (Ust. Fathi Yakan) Bagian Pertama
komitmen muslim sejati

BAB PERTAMA     

APA ARTINYA SAYA MENGAKU MUSLIM?
Bagian pertama buku ini memaparkan karakteristik terpenting yang harus ada pada diri seseorang agar ia menjadi muslim sejati. Berikut akan di bahas secara ringkas karakteristik paling menonjol yang harus ada pada diri seorang muslim agar pengakuannya sebagai penganut agama ini merupakan pengakuan yang benar dan jujur.
 Dalil: Qs. Al-Hajj:78
Karakteristik yang harus dimiliki agar menjadi seorang muslim sejati adalah sebagai berikut:

Pertama :
SAYA HARUS MENGISLAMKAN AKIDAH SAYA
       Syarat pertama pengakuan sebagai muslim dan sebagai pemeluk agama ini adalah hendaklah akidah seorang muslim adalah akidah yang benar dan sahih, selaras dengan apa yang terdapat dalam Al-Quran dan sunah Rasulullah Saw.
Konsekuensi dari mengislamkan akidah saya:
1.         Saya harus meyakini bahwa pencipta alam ini adalah Allah Yang Hakim (Mahabijaksana), Qadir (Mahakuasa), ‘Alim (Mahatahu), Qayum (Selalu Mengurus Makhluknya), dan Al-‘Aliy (Yang Maha Tinggi).
Dalil: Qs. Al-Anbiya:22
2.        Saya harus mengimani bahwa Al-Khaliq (Sang Maha Pencipta) tidak menciptakan alam semesta ini secara sia-sia, karena tidak mungkin terjadi Dzat yang memiliki sifat kesempurnaan itu berbuat sia – sia dalam apa yang diciptakan-Nya.
Dalil : Qs. Al-Mukminun:115-116
3.        Saya harus meyakini bahwa Allah Swt. telah mengutus para rasul dan menurunkan kitab – kitab untuk mengenalkan pengetahuan tentang Allah, tujuan penciptaan manusia, awal kejadian manusia, dan tempat kembali manusia. Rasul yang terakhir adalah Muhammad Saw. yang telah dikuatkan Allah Swt. dengan Alquranul Karim yang merupakan “mukjizat abadi”.
Dalil : Qs. An-Nahl : 36
4.       Saya harus meyakini bahwa tujuan Allah Swt., menaati-Nya, dan beribadah kepada-Nya.
Dalil : Qs. Adz-Dzariyat : 56-58
5.        Saya harus meyakini bahwa balasan bagi orang mukmin yang taat adalah surga, sedangkan balasan bagi orang kafir yang bermaksiat adalah neraka.
Dalil : Qs. Asy-Syura: 7
6.       Saya harus meyakini bahwa manusia harus meyakini bahwa manusia melaksanakan kebajikan dan kejahatan dengan ikhtiar dan kehendaknya, akan tetapi ia tidak bisa melaksakanan kebaikan kecuali dengan taufik dan pertolongan Allah. Ia tidak melaksanakan kejahatan semata –mata karena paksaan dari Allah, akan tetapi dalam kerangka izin dan kehendak-Nya.
Dalil : Qs. Asy-Syams : 7-10
7.        Saya Harus meyakini bahwa menetapkan syariat merupakan hak Allah yang tidak boleh dilanggar.
Dalil : Qs. Asy-Syura : 10
8.        Saya harus mengetahui nama – nama dan sifat – sifat Allah yang selaras dengan keagungan-Nya.
Dalil : “Allah memiliki sembilan puluh sembilan nama-seratus kurang satu- tidak seorang pun menghafalnya kecuali ia masuk surga. Dia witir dan mencintai apa yang witir (ganjil).(HR. Bukhari Muslim)
9.       Saya harus bertafakur (merenungkan) mengenai ciptaan Allah, bukan mengenai Dzat-Nya.
Dalil : “Berpikirlah tentang ciptaan Allah, tetapi jangan berpikir tentang Allah, karena kalian tidak mungkin mengenal dengan sebenar – benar pengetahuan mengenai-Nya”(HR. Abu Nu’aim)
10.    Sifat – sifat Allah Swt. telah banyak disyariatkan oleh Alquranul Karim dan merupakan sifat – sifat yang dituntut oleh kesempurnaan Uluhiyah (ketuhanan).
11.       Saya harus meyakini bahwa pendapat para salaf lebih utama untuk diikuti, khususnya dalam persoalan takwil dan ta’thil, serta menyerahkan pengetahuan mengenai makna – makna ini kepada Allah Swt. Tanpa harus menyebabkan dijatuhkannya vonis kafir atau fasik bagi takwil yang dikemukakan oleh orang – orang belakangan (khlaf).
12.     Saya harus beribadah kepada Allah tanpa mempersekutukan-Nya dengan  sesuatu apapun.
Dalil : Qs. An-Nahl : 36
13.     Saya takut kepada-Nya dan tidak takut kepada selain-Nya. Rasa takutku kepada-Nya harus mendorongku untuk menjauhi apa yang dimurkai serta diharamkan-Nya.
Dalil : Qs. An-Nur : 52 dan Qs. Al-Mulk : 12
14.     Saya harus mengingat-Nya dan senantiasa mengingat-Nya. Diamku harus merupakan kegiatan berpikir dan bicaraku merupakan dzikir.
Dalil : Qs. Ar-Ra’d :28 dan Qs. Az-Zukhruf : 36 -37
15.     Saya harus mencintai Allah dengan kecintaan yang menjadikan hatiku senantiasa merindukan keagungan-Nya, tertambat kepada-Nya, sehingga mendorongku untuk senantiasa menambah kebaikan, berkorkan, dan berjihad di jalan-Nya selama – lamanya.
Dalil : Qs. At- Taubah : 24 dan
“Ada tiga hal, siapa yang pada dirinya ada ketiga hal itu maka ia pasti mendapatkan kemanisan iman: Hendaklah Allah dan Rasul-Nya lebih dicintainya daripada orang lain; hendaklah ia mencintai seseorang, ia tidak mencintai-Nya kecuali karena Allah; dan hendaklah ia membenci untuk kembali kembali kepada kekafiran sebagaimana ia tidak suka untuk dilemparkan ke dalam neraka”(HR. Bukhari)
16.     Saya harus bertawakal kepada Allah dalam segala keadaan dan menggantungkan diri kepada-Nya dalam segala urusan.
Dalil : Qs. Ath – Thalaq : 3 dan
“Jagalah Allah, niscaya Ia menjagamu; jagalah Allah, niscaya kamu mendapati-Nya dihadapanmu....”(HR.Tirmidzi)
17.     Saya harus bersyukur kepada Allah Swt. atas segala nikmat-Nya yang tak terhingga serta segala karunia dan rahmat-Nya yang tak terhitung.
Dalil : Qs. An-Nahl : 78, Qs. Yasin  : 33 -35, dan Qs. Ibrahim : 7
18.     Saya harus beristighfar memohon ampunan Allah dan senantiasa beristighfar.
Dalil : Qs. An-Nisa : 110 dan Qs. Ali ‘Imran : 135 -136
19.     Saya harus menyadari muraqabah (pengawasan) Allah Swt. baik dalam keadaan sendiri maupun ditengah - tengah  manusia.
Dalil : Qs. Al – Mujadilah : 7

Kedua :
SAYA HARUS MENGISLAMKAN IBADAH SAYA
       Dalam islam, ibadah adalah puncak ketundukan dan puncaka kesadaran mengenai keagungan ma’bud(Tuhan yang di sembah), tangga yang menghubungkan makhluk dengan Khaliq, Ibadah juga memiliki pengaruh – pengaruh yang mendalam dalam interaksi antar sesama hamba Allah. Logika Islam menetapkan agar kehidupan ini seutuhnya merupakan ibadah dan ketaatan.
Dalil: Qs. Adz- Dzariyat : 56 – 58 dan Qs. Al- An’am :163
Konsekuensi dari mengislamkan ibadah adalah :
1.         Ibadahku harus “hidup” dan “tersambung” kepada Ma’bud ( Tuhan yang diibadahi).Inilah derajat ihsan dalam ibadah.
2.        Ibadahku harus khusyuk, sehingga saya bisa menghayati kehangatan komunikasi dengan Allah dan nikmatnya kekhusyukan.
3.        Dalam beribadah, hati saya harus hadir (sepenuh hati), melepaskan pikiran tentang segala kesibukan dan keinginan duniawi.
4.       Dalam beribadah, saya harus tamak, tidak pernah puas dan rakus, tidak pernah kenyang.
5.        Saya harus memiliki keinginan yang besar untuk melakukan qiyamulail (shalat malam) serta melatih diri untuk melaksanakannya sampai terbiasa.
Dalil : Qs. Al-Muzamil:6, Qs. Adz- Dzariyat : 17-18, dan Qs. As-Sajdah : 16
6.       Hendaklah saya menyediakan waktu untuk membaca dan merenungkan Alquranul Karim khususnya pada waktu fajar.
Dalil : Qs. Al-Isra :78, Qs. Al-Hasyr :21
7.        Doa harus menjadi tangga bagiku untuk memohon kepada Allah dalam setiap keadaan.

Ketiga :
SAYA HARUS MENGISLAMKAN AKHLAK SAYA.
       Berakhlak mulia merupakan tujuan pokok dari risalah Islam. sebagaimana sabda Rasullah Saw. “Sesungguhnya Aku diutus oleh Allah untuk menyempurnakan Akhlak yang mulia.”(HR. Ahmad). Serta ditegaskan oleh Allah dalam Al-Quran (Qs. Al-Haj : 41, Al- Baqarah : 177). Akhlak mulia merupakan bukti dan buah keimanan, keimanan tidak ada nilainya tanpa akhlak.
       Akhlak akan membuat timbangan seorang hamba akan menjadi berat pada hari kiamat. Akhlak mulia adalah buah ibadah dalam islam. Tanpa itu, ibadah tak ubahnya upacara dan gerakan yang tidak memiliki nilai dan faedah sama sekali (Qs. Al-Ankabut : 45, Al- Baqarah : 197).
       Sifat – sifat yang harus dimiliki seseorang agar memiliki akhlak islami adalah sebagai berikut:
1.         Bersikap Wara’ ( hati – hati) terhadap syubhat
2.        Menahan Pandangan (Gadhul Bashar)
3.        Menjaga Lidah (lisan)
4.       Malu (haya)
“Hakikat malu adalah suatu karakter yang menyebabkan seseorang meninggalkan keburukan, mencegahnya dari tindakan melalaikan kewajiban, atau melanggar hak orang lain”.
5.        Pemaaf dan Sabar
Dalil : Qs. Asy- Syuara :43, Al-Hijr :85, Az-Zumar : 10, An-Nur :22, dan Al-Furqan : 63)
6.       Jujur
7.        Rendah hati

8.        Menjauhi Prasangka, Ghibah, dan mencari cela sesama Muslim.
Dalil : Qs. Al- Hujurat : 12, Al-Ahzab: 58)
9.       Dermawan dan Pemurah
Dalil : Qs. Al-Baqarah : 3, Al-Baqarah : 272
10.    Menjadi tauladan yang baik

Keempat :
SAYA HARUS MENGISLAMKAN KELUARGA DAN RUMAH TANGGA SAYA
       Saya harus membawa risalah Islam kepada “masyarakat kecilku” : kepada keluargaku, kepada istriku, kepada anak – anakku, kemuadian kepada kerabat dekat, kemuadian yang terdekat. Itulah jalan yang ditempuh oleh Rasullah Saw. pada saat memulai dakwah. Seperti yang difirmankan oleh Allah Swt dalam Al-Quran Surat Asy-Syu’ara : 213 -215 dan Qs. Al- Tahrim: 6. Karena itu, tugas pertama bagi seorang Muslim setelah dirinya sendiri adalah bertanggung jawab terhadap keluarga, rumah tangga, dan anak-anaknya.
A.      Tanggung Jawab Pernikahan
1.         Pernikahan harus saya laksanakan semata – mata karena Allah, yaitu dalam rangka membentuk rumah tangga muslim.
Dalil : Qs. Ali ‘Imran :34
2.        Hendaklah salah satu tujuan pernikahanku adalah menahan pandangan, memelihara kemaluan, dan bertakwa kepada Allah.
3.        Saya harus memilih istri, pendamping hidup dan teman perjalanan dengan sebaik – baiknya.
4.       Saya harus memilih wanita yang berakhlak dan beragama, sekalipun lebih rendah dibandingkan wanita lain dalam hal harta dan kecantikan.
5.        Saya harus berhati – hati jangan sampai melanggar perintah Allah dalam hal pernikahan.
B.       Tanggung Jawab Pascapernikahan
1.         Saya harus bersikap baik dan menghargainya, agar tumbuh kepercayaan antara saya dan dia.
2.        Jangan sampai hubungan dengan istriku sebatas hubungan ranjang dan nafsu semata. Tetapi yang lebih penting yaitu harus ada hubungan kesesuaian dalam pemikiran, spritual, dan emosi. Dalil : Qs. Thaha : 132 dan Maryam :55
3.        Hubungan dengan istriku harus mengikuti tuntunan syara’. Jadi, tidak dijalin dengan mengorbankan Islam atau dalam hal – hal yang diharamkan Allah.
C.       Tanggung Jawab Bersama dalam Mendidik Anak
Dalil : Qs. Al-Furqan : 74

Kelima :
SAYA HARUS MENGALAHKAN NAFSU SAYA
Dalil : Qs. Asy- Syams : 7-10.
A.      Sifat – Sifat Manusia
Dalam pergulatan melawan nafsu, manusia terbagi menjadi beberapa tipe:
1.         Ada manusia yang dikalahkan oleh nafsu mereka. Cenderung kepada kehidupan dunia, mereka adalah orang – orang kafir dan siapa saja yang mengikuti mereka.
Dalil : Qs. Al- jasiyah : 23
2.        Ada tipe – tipe orang yang bersungguh – sungguh memerangani nafsunya dan melawan keinginannya. Mereka kadang berbuat kesalahan, tetapi kemudian bertobat. Mereka kadang bermaksiyat kepada Allah, namun lantas menyesal dan beristighfar.
Dalil : Qs. Ali ‘Imran : 135
B.       Perangkat – Perangkat untuk Memenangkan Melawan Hawa Nafsu
1.         HATI
Dalil : Qs. Al-Anfal : 2 , Al – Haj : 46 dan Muhammad : 24
2.        AKAL
Dalil : Qs. An-Nur : 40 dan Fathir : 28
C.       Indikasi – Indikasi Kekalahan Akhlak
Ketika hati manusia mati atau mengeras, dan ketika akalnya padam atau menyimpang. Sehingga manausia itu akan dihinggapi penyakit was – was.
Dalil : Qs. Al- mujadilah : 19, Al- A’raf : 16-17
D.      Sarana – Sarana untuk Membentengi Diri dari Masuknya Setan
Sepuluh pintu yang dijadikan setan sebagai sarana untuk mendatangi manusia:
1.         Ambisi dan Buruk Sangka
2.        Kecintaan kepada hidup dan panjang angan – angan
3.        Keinginan untuk santai dan bersenang – senang
4.       Bangga diri
5.        Sikap meremehkan dan kurang menghargai orang lain
6.       Dengki
7.        Riya’ dan keinginan dipuji manusia
8.        Kikir
9.       Sombong
10.    Tamak
Sepuluh sarana menutup pintu masuk untuk setan :
1.         Sikap Percaya dan menerima
2.        Rasa takut terhadap datangnya kematian secara tiba –tiba
3.         Menyadari akan hilangnya nikmat dan keburukan hisab
4.       Mengingat karunia dan takut akan akibat yang akan menimpa
5.        Mengenali hak dan kehormatan orang lain
6.       Sikap menerima dan rela dengan pemberian dari Allah kepada makhluk-makhluknya
7.        Keikhlasan
8.        Sadar akan sirnanya semua yang ada di tangan makhluk dan kekalnya pahala di sisi Allah Swt.
9.       Rendah hati
10.    Percaya dengan apa yang ada di sisi Allah dan Zuhud terhadap apa yang dimiliki manusia.


Keenam :

SAYA HARUS YAKIN BAHWA MASA DEPAN ADALAH MILIK ISLAM
Kepercayaan saya kepada Islam harus mencapai tingkat keyakinan bahwa masa depan adalah milik agama ini. Dalil Qs. Al-Mulk : 14.
Beberapa faktor yang mendorong keyakinan saya :
1.         Rabaniyah Manhaj Islam
2.        Universalitas Manhaj Islam
3.        Elastisitas Manhaj Islam
4.       Kelengkapan Manhaj Islam
5.        Keterbatasan Sistem – Sistem “Wadh’iyah”


BAB KEDUA 
Apa Artinya Saya Berafiliasi terhadap Pergerakan Islam

Menjelaskan tentang afiliasi terhadap gerakan Islam. Dasar untuk mengaku sebagai aktivis
pergerakan Islam adalah hendaknya pada diri seseorang telah terwujud semua sifat dan karakteristik
pengakuannya sebagai Muslim. Inilah yang menjadikan pergerakan Islam mengambil berat atas
persiapan pribadi muslim agar muncul individu Muslim yang benar keislamannya, sebelum
menyiapkannya sebagai aktivis pergerakan. Adapun karakteristik yang harus dimiliki muslim agar
pengakuan keislamannya benar:


Hidup untuk Islam

Manusia terbagi menjadi tiga golongan:

  1. Golongan yang hidup untuk dunia. Kaum materialis. Oleh Al-Qur’an, mereka disebut sebagai golongan (Al-Anam:29, Jasiyah:24)
  2. Golongan yang tercampakkan di antara dunia dan akhirat. Mereka menjalankan agama secara ritual, formalitas belaka. Akan tetapi keyakinannya goyah. (Muhammad:12, Ali:Imran:14)
  3. Golongan yang menganggap dunia sebagai lahan bagi kehidupan akhirat. (Al-Anam:32)

Bagaimana Saya Hidup Untuk Islam

  1. Mengenai Tujuan hidup (Adz-Dzariyat:56)
  2. Mengetahui nilai-nilai dunia dibandingkan dengan akhirat. (At-Taubah:38)
  3. Menyadari bahwa kematian pasti dating. (Ar-Rahman:26=27, Ali-Imran:185)
  4. Mengakui hakikat Islam. yaitu dengan mempelajari dan mendalami ilmu-ilmu agama, dasar-dasar, hukum-hakam, yang halal dan yang haram. (Taha:114)
  5. Mengetahui hakikat Jahiliyah. Rasulullah berkata, ”Barangsiapa mempelajari bahasa suatu kaum, maka ia akan aman dari tipu daya mereka.”

Saya Harus Meyakini Kewajiban Memperjuangkan Islam



Memperjuangkan Islam adalah wajib. Hal ini bisa dilihat dari beberapa sudut pandang:

  1. Kewajibannya sebagai prinsip
  2. Kewajibannya sebagai hukum
  3. Kewajiban menegakkan Islam sebagai kebutuhan darurat
  4. Kewajiban secara individu dan kolektif
  5. Barangsiapa berjihad, sesungguhnya ia berjihad untuk dirinya sendiri

Pergerakan Islam, Misi, Karakteristik, Dan Perlengkapannya

  1. Misi Pergerakan Islam. Tegaknya agama ALLAH di muka bumi.
  2. Karakteristik dasar pergerakan Islam:

-Rabbaniyyah (Ketuhanan)

-Pergerakan independen

-Pergerakan progressif/pembawa kemajuan

-Pergerakan syumul/komprehensif

-Menjauhi Perselisihan fiqih

  1. Ciri-ciri Gerakan Islam

-Jauh dari kekuasaan para penguasa dan politikus, walau di antara anggotanya ada yang menjadi penguasa dan politikus

-Memiliki tahapan dalam dakwahnya. Imam Hasan Al-Banna, dalam Risalah Ta’alim, menjelaskan bahwa dakwah ini memiliki tiga tahapan: ta’rif (pengenalan), takwin (pembentukan), dan tanfidz (pelaksanaan).

-Mengutamakan aktivitas dan produktivitas ketimbang klaim dan propaganda

-Mengatur napas yang panjang

-Nyata dalam aktivitas, rahasia dalam organisasi

-Uzlah (pengasingan) kejiwaan dari noda dunia, bukan fisik

-Tujuan tidak menghalalkan segala cara

  1. Perlengkapan (untuk mempersiapkan) Pergerakan Islam

-Memiliki keimanan yang kuat

-Meyakini jalan yang mereka tempuh, keistimewaan dan kebaikannya

-Meyakini persaudaraan serta hak-hak dan kesakralannya

-Meyakini agung dan besarnya pahala

-Meyakini akan diri sendiri

Saya Harus Mengetahui Jalan Perjuangan Islam



Imam Syahid Hasan Al-Banna, dalam Majmuatur Rasail , melukiskan potret pejuang Islam sebagai berikut:
Wahai para ikhwan, kalian bukanlah organisasi sosial, bukan partai politik, bukan pula organisasi domestik yang memiliki keterbatasan tujuan. Tetapi kalian adalah ruh baru yang mengalir di dalam hati sanubari umat ini, kemudian dihidupkan oleh ALLAH dengan cahaya Al-Quran. Kalian adalah cahaya baru yang bersinar terang, yang akan memorak-porandakan kegelapan hidup hedonistis dengan makrifatullah. Ketahuilah, kalian adalah suara yang bergaung keras dengan menggemakan seruan Rasulullah Saw.

Saya Harus Mengetahui Dimensi Afiliasi Saya Kepada Pergerakan Islam



  1. Afiliasi pada Akidah

Menolak afiliasi yang berdasarkan kepada (kecenderungan atau thiqah terhadap) pribadi (sahsiah) seperti yang berlaku pada organnisasi/badan/lembaga asing yang hanya mementingkan soal-soal kepemimpinan saja dan hubungan seperti inilah yang menjadi kuman-kuman yang menghancurkan organisasi tersebut.

Menolak penggabungan yang didorong oleh semangat dan perasaan yang “hanya meniru” kerana Islam itu sendiri adalah sistem yang ditegakkan di atas dasar kefahaman, juga kerana matlamat bekerja untuk Islam itu sendiri adalah untuk menegakkan manhaj hidup Islam di dalam masyarakat di mana perlaksanaannya dilakukan dengan penuh kesedaran, penelitian dan secara lebih objektif.

Menolak penggabungan yang mempunyai maslahat tujuan tertentu atau dalam arti kata yang lain dijadikan sebagai batu loncatan untuk mencapai maksud dan kepentingan diri sendiri.

  1. Afiliasi terhadap tujuan

Satu lagi perkara yang sepatutnya ada di dalam afiliasi seseorang di dalam Harakah Islamiah ialah afiliasi masa depannya bersama masa depan jamaah dengan makna masa depannya (suka duka) mestilah terikat dengan jamaah dalam bentuk dan apapun keadaannya sekalipun.

Afiliasi dengan jamaah juga mestilah tidak terbatas kepada zaman, kaum remaja dan pemuda, lalu berhenti setelah meningkat dewasa dan berumah-tangga.

Afiliasi ini juga bukanlah terbatas di waktu keadaan aman damai, kemudian menghilang apabila ditimpa ujian.

Afiliasi harus bersifat kekal abadi, tidak bercerai-berai, tidak berundur ke belakang dan tidak cabut lari sehingga ia kembali menemui Tuhannya dalam keadaan ia menggabungkan diri dengan Harakah Islamiah.

Dakwah yang benar ialah dakwah atau seruan supaya berpegang teguh kepada kebenaran, seruan kepada iman dan amal, seruan kepada jihad, rasa keterikatan dan kesabaran serta seruan kepada pengorbanan dan penebusan.

Saya Harus Mengetahui Poros-Poros Perjuangan Islam

Tiga Poros Perjuangan Islam :

  1. Kejelasan tujuan

Ini merupakan daya tenaga uang besar bagi para pengemban dakwah, sehingga bisa menyampingkan sesuatu yang menghambat tujuan ini. Tujuan ini pula berawal dan berlandaskan dari Ibadah, mulai dari Ibadah kaitannya dengan diri sendiri sampai bergerak dalam perjuangan Islam.

Menurut ajaran Islam yang sebenarnya pengabdian diri manusia kepada Allah bermakna menolak seluruh sistem ciptaan manusia yang membawa manusia mengabdikan diri kepada Tanghut.

  1. Kejelasan jalan

Inti dari ini adalah adanya manhaj yang menjadi pijakan. Meski berbagai harakah Islam banyak yang menyikapi atau mempunyai cara yang berbeda. Ada gerakan yang bersifat merubah (taghyir), ada gerakan yang bersifat menyeluruh, ada gerakan yang bersifat alamiah

  1. Komitmen terhadap jalan Rasul Saw.

-Diawali dengan komitmen ubudiyah kepada Alloh.

-Mewujudkan kelompok yang bergerak, dengan kesatuan akidah, di bawah pemimpin yang berlandaskan petunjuk dan agama Alloh.

-Menentang Jahiliah.

 Saya Harus Mengetahui Persyaratan Baiat Dan Keanggotaan

Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah:

  1. Kualitas bukan kuantitas

Memang pada saat awal kaderisasi targetannya adalah kuantitas, namun kuantitas ini jangan sampai melupakan kualitas. Karena kerja-kerja ahli jangan sampai hanya menghimpun apa saja manusia yang ditemui, namun harus ada kesamaan fikroh. Kualitas diperlukan karena dalam dakwah ia harus benar-benar bersungguh-sungguh, sehingga dengan kadar kualitasnya ini ia tidak menjadi orang-orang yang malah menghancurkan gerakan dari dalam.

  1. Baiat dan hukumnya

Baiah ialah perjanjian untuk memberi ketaatan. Orang yang berbaiah ialah seolah-olah ia membuat janji setia untuk menyerahkan dirinya dan urusan kaum Muslimin kepada amir atau ketuanya. Ia tidak akan melanggar kepada janji setianya terhadap amir dalam urusan tersebut malah ia mestilah mentaati apa yang dipertanggungjawabkan ke atasnya sama ada ia suka ataupun ia benci.

Baiat sudah dilaksanakan semenjak masa Nabi Muhammad. Imam Al-Bukhari meriwayatkan dari Junadah bin Abu Umayyah dari ‘Ubadah bin Al-Samit yang menyatakan: “Rasulullah s.a.w telah memanggil kami, lalu kami pun memberi baiah kepada baginda… kemudian ‘Ubadah berkata: “Di antara perkara yang diminta kami berjanji ialah; Kami berjanji mendengar dan mentaati (Rasulullah s.a.w) dalam perkara yang kami sukai dan kami benci, dalam keadaan kami susah dan senang, tidak mementingkan diri sendiri, tidak membantah terhadap ketua dalam urusan-urusan kecuali kami melihat kekufuran terhadap Allah secara nyata dengan bukti yang terang dan jelas.” (Dari Sahih Al-Bukhari-Bab Al-Fitan)

  1. Ketaatan dan hukumnya

Taat ertinya menurut perintah. Apabila taat tidak berlaku maka maksiat dan fitnah akan menggantikan tempatnya. Bagi sesorang Mukmin bibit-bibit fitnah itu pada mula mungkin tidak begitu jelas sehingga ia tidak merasai kewujudan fitnah itu kecuali setelah ia benar-benar terjadi. Oleh yang demikian ia wajib berhati-hati dalam segala tutur katanya, perbuatannya dan tindak-tanduknya supaya semua perbuatan-perbuatan tersebut tidak mendatangkan fitnah kepada orang-orang yang beriman. Memberi ketaatan (kepada yang berhak) adalah wajib selama ia tidak termasuk dalam perkara maksiat atau perkara yang boleh membawa maksiat. (An-Nisa:59)

  1. Rukun-Rukun baiat

Bergabung dengan Harakah Islamiah pada hakikatnya bermaksud bergabung secara langsung atau amalan di dalam Islam. Ia merupakan permulaan perjanjian baru dengan Allah dan memberikan baiah untuk beramal dan berjihad pada jalan-Nya.

Asy-Syahid Imam Hassan Al-Banna telah merumuskan tentang rukun-rukun baiah dengan berkata: “Rukun baiah kita semuanya sepuluh, peliharalah ia dengan sebaik-baiknya”:

  1. Paham (20 ushul isyrin)
  2. Ikhlas
  3. Amal (Maratibul amal)
  4. Jihad
  5. Tadhiyah (pengorbanan)
  6. Taat (3 tahapan dakwah)
  7. Tsabat/teguh
  8. Tajarrud/murni. Murni dari berbagai prinsip lain yang tak bersesuaian dengan manhaj islam.
  9. Ukhuwah
  10. Tsiqoh (percaya)



Komentar

  1. assalamualaikum, izin mengutip resensi ustaz sebagai tugas

    BalasHapus
  2. Wasslm wr wb, Silakan semoga bermanfaat ya. Amin

    BalasHapus

Posting Komentar