Tulisan Huzaifah....putra almarhum
Dunia ini membeku, seperti perasaanku yang mulai membeku. Membeku karena berdiri di puncak kegelisahan. Kegelisahan demi kegelisahan terakumulasi menjadi sebuah mimpi buruk. Imajinasi itu menerobos ke dalam perasaan yang terdalam,lalu menarik diriku ke titik dasar terendah kehidupan.
Seperti apa takdir itu? Aku tidak tahu. Aku hanya mempercayainya seperti aku percaya kepada 5 lainnya. Tapi ketakutan akan takdir adalah sesuatu yang manusiawi bukan? Goresan demi goresan telah aku lalui, dan saat ini adalah puncak dari segalanya. Sulit untuk mengendalikan perasaan. Bahkan mengendalikan air mata sekalipun sangat sulit untuk saat ini.
Aku di beritahu oleh manusia tercinta tentang hal-hal yang luar biasa, bahkan lebih luar biasa dari imajinasi terliarku. Semua tentang persahabatan dan cinta. Kisah tentang persahabatan yang lebih berharga dari darah atau apapun, dan aku yakin itu akan berbuah kekekalan yang indah. Bagaimana tidak? Manusia itu bercerita tentang persahabatan dengan linangan air mata haru yang tulus. Kapan aku bisa meneladaninya? Aku sangat berharap, aku bisa meneladani sepenuhnya sebelum Dia pergi jauh, walaupun bisa saja aku yang pergi jauh terlebih dahulu.
Lalu tentang Cinta. Hatiku hangat ketika mendapatkan ucapan dari manusia tercinta terkait Cinta. Ah, ucapan yang sungguh tidak terbayangkan sebelumnya. Aku hanya bisa menunduk lalu meneteskan cairan kristal. Ucapannya pasti di dengar langit. Semua lancar, bahkan melebihi imajinasiku saat itu. Dan aku juga sangat berharap, Dia bisa melihatku memeluk Cinta. Cinta yang suci atas legitimasi langit. Lalu dia bermain bersama peri kecil di masa depan, memeluknya, menciumnya, menyaksikan pertumbuhannya dan merasa senang atas investasi besarnya untuk Umat Manusia. Aku sangat berharap.
Harapan-harapan itu terbang ke atas langit. Tapi kegelisahan ini terus mencekik dan mencekik. Semua resah hati manusia ini membuat beku perasaan. Membuat beku dunia. Membuat beku segalanya. Aku percaya takdir. Aku percaya kekekalan yang indah. Aku percaya. Tapi rasa resah ini membuat hanyut semuanya. Setelah hanyut, lalu bersedih tapi ujungnya adalah "Ada Tuhan membersamai manusia". Sebuah kata yang harus di ulang terus-menerus oleh manusia dikala tertekan, bahkan dalam tekanan yang sangat dahsyat sekalipun. Kalimat Tuhan yang esa dan maha agung. Manusia tercinta itu terus mengulang setiap saat setiap waktu nama Tuhannya. Memohon ampunan dengan segenap jiwa. Dan dengan izin Tuhan, dosa manusia itu akan gugur di sapu ketakutannya akan Tuhan. Lalu kata-kata indah dari ribuan manusia berkumpul di langit. Berkumpul meminta kepada Tuhan agar Manusia tercinta itu delepaskan dari penderitaannya dan kembali berkontribusi sangat besar untuk tatanan sosial umat manusia. Terimakasih ku untuk ribuan manusia itu, lalu terima kasih kepada manusia-manusia khusus yang telah membantu hingga detail-detailnya sekalipun urusan "manusia tercinta"
Semoga kesabaran yang indah membersamai-ku. Membersamai kita semua. Fashobrun jamiil. Dan sesungguhnya Tuhan bersama orang-orang yang sabar. Karena sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan.Sesudah kesulitan ada kemudahan!.
Ditulis oleh putra alm. Ust. Muhamad Taufik Ridlo di FB nya (Hudzaifah M)
َ
Komentar
Posting Komentar