Air Mata Fitra oleh Hairul Jakarta
Air Mata Fitra "Abi, Fitra kangen. Mau tlp." Tersentak aku membaca tiga kali sms itu masuk dalam tiga menit berurutan dan satu kali misscall dari nomor yang sama, nomor asrama tempat anakku belajar. Aku paham untuk secepatnya mengontak nomor tersebut dan minta dipanggilkan Fitra. "Assalamualaikum, abi sehat?" Pertanyaannya tentang kesehatanku saja sudah menggetarkan jiwaku. Fitra perhatian betul terhadapku padahal baru duduk di kelas delapan. Aku merasa tidak mendapatkan perhatian serupa dari dua kakaknya yang sudah semester delapan dan sepuluh. Apakah ini karena faktor Fitra wanita atau karena pengaruh didikan di pesantren yang terkenal dengan semboyan manajemen kalbu. "Fitra kangen, Bi" terdengar suara lirih diselingi sesenggukan. "Ya, abi juga kangen Fitra," jawabku sesenggukan tak kuasa menahan air mata. Berkecamuk rasa di dadaku mendengar tangisan kangennya. "Mudah-mudahan abi sehat terus ya," suaranya terdengar pelan nyaris...