SERIAL XII SIRAH NABI UNTUK REMAJA

SERIAL XII SIRAH NABI UNTUK REMAJA
12. FASE INTIMIDASI DAN SIKSAAN FISIK

Oleh: Irsyad Syafar

Intimidasi terhadap Rasulullah Saw

Penghadangan dan tekanan kafir Quraisy terhadap dakwah Rasulullah Saw. semakin hari semakin meningkat dan beragam. Berpekan-pekan pada tahun ke empat dari usia dakwah Rasulullah Saw., mereka lihat gangguan dan penghadangan secara verbal tidak terlalu berpengaruh. Maka petinggi-petinggi Quraisy kembali berkumpul untuk memutuskan langkah dan strategi yang lebih jitu. Akhirnya mereka sepakati untuk beralih kepada metode intimidasi dan penyiksaan.

Mereka dibentuklah satuan tugas khusus intimidasi dan penyiksaan ini. Jumlah mereka sekitar 25 orang yang berasal dari para pemimpin Quraisy. Satgas ini dipimpin langsung oleh Abu Lahab. Dari rapat khusus mereka telah diputuskan untuk tidak akan berhenti apalagi melemah dalam memerangi Islam, menyakiti Rasulullah dan menyiksa para sahabatnya. Dimanapun merka berjumpa, berbagai bentuk penyiksaan dan penindasan akan mereka lakukan.

Keputusan mereka ini tentu sangat mudah untuk mereka lakukan kepada kaum muslimin yang lemah dan para budak. Adapun kepada Rasulullah Saw. tentu tidaklah mudah. Sebab Beliau adalah seorang yang pribadinya sangat dihormati, dihargai, terpandang dan disegani. Apalagi Beliau sangat didukung dan dibela oleh pamannya Abu Thalib yang merupakan seniornya Quraisy. Situasi ini memang agak merepotkan bagi Quraisy.

Namun tindakan yang tercela dan tidak terpuji biasa agak ringan dan gampang dilakukan oleh orang yang memang akhlaknya juga terkenal kurang terpuji. Maka Abu Lahab adalah orang yang paling pertama berani menyakiti pribadi Rasulullah Saw. Apalagi di awal dakwah terang-terangan, ia sudah berani mencela dan membantah Rasulullah di depan khalayak. Baik ketika di rumah Nabi saat jamuan undangan, maupun ketika di bukit Shafa di pagi hari.

Diantara perbuatan Abu Lahab kepada Rasulullah Saw. adalah melemparnya dengan batu sampai bagian belakang kakinya berdarah. Dan hampir tiap hari Abu Lahab yang bertetangga langsung dengan Rasulullah, menggangu Beliau. Kadang Rasulullah sedang melaksanakan shalat, ia lemparkan isi perut kambing kepada Baliau. Begitu juga istri Abu Lahab yang bernama Ummu Jamil, tak kalah buruknya sikap dan gangguannya terhadap Rasulullah Saw. Ia taburkan duri dan rintangan di jalan yang akan dilewati oleh Rasulullah Saw.

Adapun paman-paman yang lain juga tidak jauh berbeda. Ada beberapa orang yang merupakan tetangga langsung dari Rasulullah Saw., selain Abu Lahab. Ada Al-Hakam bin Abil ‘Aash bin Umayyah, ‘Uqbah bin Abi Mu’aith, ‘Adiy bin Hamro’ Ats-Tsaqofi, dan Ibnu al-Ashda’ al-Hudzali. Dan tidak seorangpun yang beriman dari mereka kecuali Al-Hakam bin Abil ‘Aash. Maka salah seorang dari mereka ada yang melemparkan rahim (isi perut) kambing kepada Rasulullah Saw. tatkala ia sedang sholat. Dan ada juga yang meletakan rahim kambing tersebut di panci Beliau Saw. jika pancinya sedang digunakan untuk memasak. Hingga Rasulullah Saw. membuat penghalang agar tertutup dari mereka jika beliau sedang shalat. Sampai-sampai Beliaupun ke luar ke depan pintu lalu berkata, “Wahai Bani ‘Abdi Manaaf, cara bertentangga seperti apa ini?”. Lalu Beliau membuang kotoran tersebut ke jalan” (Siroh Ibnu Hisyaam 1/415-416)

Ini ‘Uqbah bin Abi Mu’aith pergi ke rumah seseorang lalu diambilnya kotoran unta dan menunggu saat dimana Rasulullah Saw. sujud. Kemudian ‘Uqbah pun datang dengan kotoran tersebut lalu ditumpahkan di atas pundak Rasulullah Saw. Sahabat Nabi Ibnu Mas’uud melihat kejadian tersebut tetapi tidak bisa berbuat apa-apa. Karena ia tidak punya kekuatan (atau kabilah yang mendukungnya). Lalu Kafir Quraisy pun tertawa menyaksikan itu semua, sambil menunjuk satu kepada yang lainnya bahwa ialah yang melakukannya.

Abu Jahal juga sangat berperan dalam menyiksa Rasulullah Saw. Ia pernah berkata kepada para petinggi Quraisy, “Apakah kalian melihat Muhammad menggosokkan kepalanya ditanah?” “Ya.” Abu Jahal berkata, “Demi Latta dan Uzza, andai saya lihat Muhammad sujud, sungguh saya akan menginjak lehernya atau sungguh akan kugosokkan wajahnya di tanah.” Kemudian dia mendatangi Rasulullah Saw. yang sedang shalat dan dia menyangka akan menginjak leher Beliau. Tiba-tiba Abu Jahal mundur berjalan ke belakang, dan menghalang-halangi dengan kedua tangannya.
Maka ditanyakan kepadanya, “Ada apa dengan engkau?”. Abu Jahal berkata, “Sungguh saya melihat antara saya dengan dia ada nyala api, sesuatu yang menakutkan, ada sayap-sayap malaikat.” Maka Rasulullah Saw. berkata, “Seandainya dia berani terus mendekati aku, sungguh malaikat akan mencincang tubuhnya satu persatu.” (HR Bukhari).

Maka Allahpun menurunkan firmanNya :

كَلَّا إِنَّ الْإِنْسَانَ لَيَطْغَى، أَنْ رَآهُ اسْتَغْنَى إِنَّ إِلَى رَبِّكَ الرُّجْعَى، أَرَأَيْتَ الَّذِي يَنْهَى، عَبْدًا إِذَا صَلَّى، أَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ عَلَى الْهُدَى، أَوْ أَمَرَ بِالتَّقْوَى، أَرَأَيْتَ إِنْ كَذَّبَ وَتَوَلَّى

Artinya: “Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas, karena dia melihat dirinya serba cukup. Sesungguhnya hanya kepada Tuhanmulah kembali(mu). Bagaimana pendapatmu tentang orang yang melarang, seorang hamba ketika mengerjakan shalat?. Bagaimana pendapatmu jika orang yang melarang itu berada di atas kebenaran, atau dia menyuruh bertakwa (kepada Allah)?. Bagaimana pendapatmu jika orang yang melarang itu mendustakan dan berpaling?” (QS Al ‘Alaq: 6-18).

Penyiksaan kepada Pengikut Rasulullah Saw

Adapan terhadap para pengikut Rasulullah Saw. yang beriman, maka intimidasi dan penindasan terhadap mereka lebih berat lagi. Kalau yang masuk Islam itu seorang yang terhormat, terpandang dan punya posisi di tengah masyarakat, maka Abu Jahal akan mendatanginya. Ia akan mencela orang tersebut, mengancamnya dan merendahkannya. Ia ancam akan membuat kerugian pada harta dan harga dirinya. Sehingga ancaman dan intimidasi semacam ini lumayan menggetarkan hati.

Sedangkan kepada orang-orang yang lemah apalagi dari kalangan budak, maka kafir Quraisy lebih leluasa dalam menyiksa dan menganiaya mereka. Bilal bin Rabah disiksa oleh Umayyah bin Khalaf dengan siksaan yang luar biasa. Ia ikat leher Bilal dengan tali, lalu ia perintahkan anak-anak menyeretnya mengelilingi bukit kota Makkah. Kadang Umayyah sendiri yang menyeret tali itu dengan keras sehingga membekas di leher Bilal. 

Puncaknya mereka bawa Bilal ke padang pasir Makkah, mereka baringkan diatas tanah yang panas lalu ditindih dengan batu besar di bawah terik matahari. Sembari kemudian Umayyah memaksa Bilal untuk kembali murtad dan mau menyembah latta dan ‘uzza. Namun Bilal tetap tak berubah. Ia tetap mengucapkan: “Ahad, Ahad. (Allah yang Maha Esa).” Sehingga kemudian Abu Bakar melewati lokasi itu dan membeli Bilal dari Umayyah lalu memerdekakannya dari status budaknya. (Sirah ibnu Hisyaam 1/317-318)

Keluarga Yasir juga mengalami penyiksaan yang luar biasa. Yasir disiksa dan dipaksa murtad dari Islam. Ia bertahan dan tidak mau kembali kepada ajaran syirik. Sampai akhirnya Yasir wafat karena disiksa. Begitu juga istrinya yang bernama Sumayyah. Ia disiksa oleh Abu Jahal, sampai ditusuk oleh Abu Jahal dengan tombak yang menembus jantungnya. Sehingga Sumayyah menjadi perempuan pertama yang mati syahid dalam Islam. Rasulullah Saw. tidak berdaya membantu mereka sekeluarga. Sebagaimana dalam hadits yang diriwayatkan oleh Jabir bin Abdullah ra:

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَرَّ بِعَمَّارٍ وَأَهْلِهِ وَهُمْ يُعَذَّبُونَ، فَقَالَ: "أَبْشِرُوا آلَ عَمَّارٍ، وَآلَ يَاسِرٍ، فَإِنَّ مَوْعِدَكُمُ الْجَنَّةُ." (رواه الحاكم).

Artinya: “Rasulullah Saw. melewati ‘Ammar dan keluarganya dalam kondisi mereka sedang disiksa, maka Nabi berkata, “Bergembiralah wahai keluarga ‘Ammar dan keluarga Yaasir, sesungguhnya janji untuk kalian adalah surga.” (HR Al-Hakim)

Siksaan juga menimpa ‘Ammar anak mereka berdua. Karena tidak tahan dengan siksaan yang berat yang dirasakannya, dan karena menyaksikan di depan matanya ayah dan ibunya meninggal disiksa oleh kafir Qurasiy, akhirnya ‘Ammar mengucapkan kalimat kekafiran dengan terpaksa. Sedangkan hatinya tetap beriman kepada Allah. Terkait masalah ‘Ammar ini Allah Swt. menurunkan firmanNya yang menyatakan bahwa imannya tidak rusak sama sekali gara-gara ucapan tersebut:

مَن كَفَرَ بِٱللَّهِ مِنۢ بَعْدِ إِيمَٰنِهِۦٓ إِلَّا مَنْ أُكْرِهَ وَقَلْبُهُۥ مُطْمَئِنٌّۢ بِٱلْإِيمَٰنِ وَلَٰكِن مَّن شَرَحَ بِٱلْكُفْرِ صَدْرًا فَعَلَيْهِمْ غَضَبٌ مِّنَ ٱللَّهِ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ. (النحل: 106).

Artinya: “Barangsiapa yang kafir kepada Allah sesudah dia beriman (dia mendapat kemurkaan Allah), kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman (dia tidak berdosa), akan tetapi orang yang melapangkan dadanya untuk kekafiran, maka kemurkaan Allah menimpanya dan baginya azab yang besar.” (QS An Nahl: 106).

Begitu juga yang menimpa Mush’ab bin ‘Umair. Pemuda yang hidup berkecukupan karena ibunya yang kaya raya. Ketika Mush’ab masuk Islam, ia langsung diboikot oleh ibu dan keluarganya. Ia dipaksa untuk murtad kembali. Mereka usir Mush’ab dari rumah dan mereka putus segala biaya bagi kehidupannya dan mereka bikin dia kelaparan. Namun Mush’ab tetap istiqamah.

Ada lagi Hubab bin Art budak dari Ummu Anmar. Oleh kaum msuyrikin disiksa dengan berbagai cara. Mereka jambak rambutnya sekuat-kuatnya, lalu mereka pelintir lehernya secara sadis. Dan secara berulang mereka baringkan Hubab di atas bara api. Lalu mereka juga tindihkan batu besar ke atas perut Hubab. Tapi itu semua tidak membuat Hubab kembali kepada agama jahiliyah. 

Begitulah beragam intimidasi dan penyiksaan dilakukan oleh kafir Qurasiy kepada Rasulullah Saw. dan para sahabat. Dari hari ke hari eskalasi pola penghadangan Quraisy terhadap dakwah Rasulullah Saw. semakin meningkat. Bahkan sampai kepada kehilangan nyawa dan mati syahid.

Bersambung…

Komentar