Terpujilah wahai engkau ibu bapak guru
Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku
Semua baktimu akan kuukir di dalam hatiku
Sebagai prasasti terima kasihku
Tuk pengabdianmu
Engkau sebagai pelita dalam kegelapan
Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan
Engkau patriot pahlawan bangsa
Tanpa tanda jasa
(Eyang Sartono)
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa peran seorang guru tidak hanya menjadikan siswanya menjadi pintar, karena untuk menjadi pintar di zaman milenial ini sangatlah mudah. Kontribusi terpenting seorang guru adalah bagaimana mencetak siswa yang cerdas dan berkarakter. Karena secanggih apapun teknologi saat ini, tidak akan mampu menggeser peran dan posisi guru dalam proses pendidikan karena pendidikan tidak sekedar _transfer of knowledge_ tetapi membangun nilai dan karakter ( _tranformation of value and character building_ ).
Betapa banyak orang pintar di negeri kita, tetapi belum mampu membangun negeri kita menjadi lebih baik, bahkan tidak mampu membawa bangsa Indonesia keluar dari krisis multidimensi, hingga menyebabkan kita jauh tertinggal dibandingkan negeri-negeri tetangga. Bangsa ini tidak hanya memerlukan orang pintar dari segi intelektualitas saja, tetapi lebih dari itu bangsa ini memerlukan orang yang pintar dan berkarakter serta berkepribadian. Untuk itu peran seorang guru sangat diharapkan, untuk mewujudkannya, tentu diperlukan seorang guru yang juga berkarakter dan teladan.
Peran guru menjadi guru idola generasi milenial saat ini sangatlah penting. Banyak cara yang bisa dimainkan oleh guru. Salah satunya menjadi guru yang disukai dan diidolakan oleh siswa kita. Siapa yang tidak mau menjadi guru yang disukai siswa? Semua guru sepertinya mengharapkan ini. Tapi tahukah kita? Bahwa semakin minta disukai dan diidolakan siswa semakin jauh kita dari kriteria guru yang layak disukai siswa? Jika disukai siswa menjadi tujuan kita sebagai guru tidak ada yang namanya profesionalisme lagi, yang ada hanyalah menuruti apa yang siswa mau dan inginkan, bahkan bila yang diinginkan sudah keluar jalur kegiatan belajar dan mengajar.
Menjadi guru yang disukai dan diidolakan bukan perkara mudah tapi juga tidak sulit. Saya pribadi pun masih dalam upaya untuk bisa disukai dan diidolakan siswa kita yang notabene kita sebut generasi milenial. Namun tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini, dimana ada kemauan disitu ada jalan. Ketika kita yakin bisa, insya Allah pasti bisa.
Berikut ini saya tawarkan delapan alternatif cara menjadi guru idola generasi milenial.
*Pertama* , guru tidak terlalu banyak melaksanakan metode ceramah. Metode ceramah ini adalah cara konvensional yang cenderung monoton dan komunikasi dominan satu arah. Oleh karena itu, banyak siswa yag tidak suka, mari kita upayakan bervariasi dengan komunikasi pembelajaran yang aktif.
*Kedua* , guru memberikan contoh kepada siswa terhadap apa yang kita inginkan siswa melakukannya. Jika kita berharap siswa kita hormat kepada kita, mari kita mulai terlebih dahulu menjaga harga diri siswa kita di kelas dengan negosiasi pembelajaran yang penuh cinta dan akrab.
*Ketiga* , jika kita marah atau kecewa pada siswa, mari ajak bicara mereka dengan bahasa hati dan bukan berteriak. Karena jika pesan disampaikan dengan bahasa hati, insya Allah sampai ke hati siswa kita. Sebaliknya, jika bahasa kita kasar dan berteriak, maka hati mereka dikuatirkan mendongkol dan kesel hingga dendam.
*Keempat* , guru selalu berbagi senyum tulus pada semua siswa. Siswa yang dicap sebagai anak yang bermasalah akan luluh hatinya. Meraka akan menyukai kita, jika kita berikan senyum ikhlas dan tulus kepada mereka insya Allah akan sampai ke hatinya. Senyumlah, _keep smiling my beloved teacher._
*Kelima* , guru memotivasi siswa dengan cara memberikan inspirasi dan bukan menyindir. Kata-kata motivasi selalu mengandung cita rasa positif dan membangun, sedangkan menyindir seringkali mengandung konotasi negatif dan melukai hati siswa kita.
*Keenam* , guru idola menggunakan humor pada tempat dan saat yang tepat. Maksudnya, guru yang memiliki cita rasa humor pasti bisa mencairkan suasana dengan cerita lucu atau permainan _ice breaking_ yang unik dan menarik pada waktu siswa mulai kurang fokus. Bisa juga pada saat siswa merasa bosan dan mengantuk, mari kita ciptakan humor ringan.
*Ketujuh* , mudah diajak berteman oleh siswa dan bukan menjadi teman siswa. Mudah diajak berteman artinya kita pihak yang pasif dalam berkomunikasi namun tetap dengan cara yang profesional dan proporsional seputar komunikasi guru dan siswa. Berusaha menjadi teman siswa hanya akan menyulitkan situasi kita dikemudian hari.
*Kedelapan* , penyabar dan penyayang serta menganggap semua siswa sedang berproses. Hindari meneruskan warisan guru lain dengan melanjutkan cap yang sudah diterima oleh siswa tertentu. Pandanglah setiap anak itu unik dan menarik untuk didalami.
Semoga kita dimudahkan Allah menjadi guru idola generasi milenial yang banyak jasa dan banyak pahala, sebagai guru idola mampu segera memulihkan kondisi pendidikan dan bangsa yang multikrisis ini, bangkit siap bersaing dengan bangsa-bangsa lainnya di dunia terutama di era ACFTA ini dan menyongsong arus globalisasi. Semoga Allah memberikan kekuatan dan kemudahan kepada kita menjadi guru idola generasi milenial. Amin ya rabbal alamin ☺️
#aliusmanberbagi
#selamatharigurunasional2020
#guruidola
#generasimilenial
Komentar
Posting Komentar