Enam Topi Berfikir adalah sebuah metode yang diciptakan oleh Edward de Bono dalam bukunya “The Six Thinking Hats” dimana Edward de Bono memperkenalkan cara berfikir yang keluar dari kebiasaan berfikir diri sendiri dan mencoba menggunakan pemikiran orang lain. Enam Topi Berfikir ini digambarkan dengan enam topi yang terdiri dari enam warna
Tujuan nya adalah agar peserta didik terlatih untuk berfikir lebih luas dan memandan satu persoalan tidak hanya dari satu sudut pandang saja...
Biar lebih afdol kalau kita merencanakan akan menggunakan metode ini sebaiknya kita bekerjasama dengan guru prakarya untuk memberdayakan siswa membuat kreatifitas berupa topi dengan enam warna.....bentuknya boleh seperti apa saja yng penting yang enam warna itu seragam bentuknya...
Ke enam topi tersebut adalah :
1. Topi Putih, menggambarkan suatu fakta atau informasi dari realita yang ada.
2. Topi Merah, menggambarkan emosi, intuisi, firasat, naluri dan inisiatif yang timbul setelah melihat fakta yang ada.
3. Topi Biru, menggambarkan sebuah proses yang terjadi
4. Topi Hijau, menggambarkan kreatifitas yang muncul
5. Topi Kuning, menggambarkan tinjauan positif tentang sebuah fakta
6. Topi Hitam, menggambarkan tinjauan negative/kritis tentang sebuah fakta
Contohnya mungkin bisa tentang Berita Bencana Alam yang baru-baru ini melanda Garut dan Sumedang
1. Yang memakai Topi Putih, harus mencoba menggambarkan suatu fakta atau informasi dari realita yang ada dibalik bencana itu...misalnya : Bencana itu terjadi akibat rusaknya lingkungan hidup dimana gunung dan bukit gundul, sungai penuh sampah
Nah sahabat semua...ada yang mau mencoba memberi contoh, pemikiran apa yang dimiliki orang yang memakai topi merah, yang menggambarkan emosi, intuisi, firasat, naluri dan inisiatif yang timbul setelah melihat fakta yang ada ? baik saya akan memberi contoh apabila pemikiran si Topi merah yang dipakai : karena iba melihat berita tentang korban bencana tersebut maka langsung menggalang dana untuk membantu meringankan beban para korban....
Dari hasil pemikiran si Topi merah...mungkin bukan hanya itu...silahkan kalau ada lagi yang bisa memberi contoh....ooh ....topi kuning kan menggambarkan pemikiran positif tentang fakta yang ada, jadi kita berfikir bahwa Tuhan sayang kita dan sedang mengingatkan tentang kealfaan kita manusia.....sehingga kita bermuhasabah dan beristigfhar mohon ampunanNya....
Nah sahabat semua....bagaimana buah fikir si topi biru ?
Topi Biru, menggambarkan sebuah proses yang terjadi ....kira-kira dalam hal bencana Garut Sumedang kalau memakai pemikiran si Topi Kuning....bagaimana ?
oke siiip....kalau memakai pemikiran si Topi Biru, maka yang terpikir adalah...ada sebuah proses yang terjadi yaitu pengrusakan lingkungan oleh fihak-fihak yang tidak bertanggung jawab akibat keserakahan duniawi....
Selanjutnya adalah pemikiran si topi hijau, yaitu menggambarkan kreatifitas yang muncul dengan adanya kejadian ini....ada yang mau mencoba memberi contoh?
Dari kejadian bencana Garut Sumedang kemudian ada sekolah-sekolah yang mengajarkan "SIAGA BENCANA" pada para peserta didiknya untuk mengantisipasi kejadian yang sama terulang...Atau ramai-ramai membebaskan sungai dari polusi sampah.... atau mengadakan penghijauan di lingkungan terdekatnya ..
Nah yang terakhir....bagaimanakah pemikiran si topi hitam ? semoga ya bu Mimin
Topi Hitam, menggambarkan tinjauan negative/kritis tentang sebuah fakta....
Dari buah fikir si topi hitam adalah.....akibat dari kejadian bencana alam di Garut - Sumedang, banyak kerugian yang diderita masyarakat...bahkan banyak korban jiwa.....ada sekolah yang luluh lantak, ada sekolah yang perpustakaan nya hancur....dan lain-lain.....
Nah metode ini sepertinya baru bisa digunakan pada usia-usia dimana peserta didik sudah menyentuh ranah berfikr...mungkin kelas V SD, walau materi bacaan nya mungkin harus disesuaikan....yang palin cocok adalah unuk mapel non eksak....
Namun saya pernah mencoba juga di kelas VII (SMP kelas 1)....saya yang ingin mengetahui tentang cara berfikir siswanya di kelas 7 SMP tentang Operasi Hitung Bilangan Bulat dan Sifat- Sifatnya, maka ketika itu harus dapat mendorong peserta didik saya untuk berfikir tentang hal tersebut dengan enam cara berfikir. Misalnya :1. Dengan Topi Putih : Siswa mengenal fakta bahwa pada Operasi Hitung Bilangan Bulat ada beberapa sifat yang harus dikenali.
2. Dengan Topi Merah : Siswa diharapkan punya inisiatif dalm mengaplikasikan pengetahuan tentang sifat-sifat operasi hitung tersebut hingga dapat mempermudah perhitungan.
3. Dengan Topi Biru : Siswa dapat menyimpulkan bahwa dengan mengetahui dan mencoba dengan proses menggunakan sifat-sifat operasi hitung, ternyata matematika terasa menjadi lebih mudah.
4. Dengan Topi Hijau : Siswa punya ide kreatif dalam memilih langkah-langkah termudah dalam pengerjaan operasi hitung matematika.
5. Dengan Topi Kuning : Siswa mengetahui hal-hal terbaik apa yang telah mereka pelajari tentang operasi hitung pada bilangan bulat dengan sifat-sifatnya tersebut.
6. Dengan Topi Hitam : Siswa mengenali kesulitan apa yang ditemui dalam proses pembelajaran tentang Operasi Hitung Bilangan Bulat Dengan Sifat-Sifatnya , dan akan dia fikirkan sebagai tantangan dan bukan hambatan.
Artikel tentang ini pernah saya tulis di blog sederhana saya di http://deepyudha.blogspot.co.id/2011/02/menyelami-lebih-dalam-matematika-dengan.html
Komentar
Posting Komentar