100 Strategi Jitu Mengelola Perilaku Siswa (Bekal Guru Profesional)



100 Strategi Jitu
Mengelola Perilaku Siswa
[Bekal Penting untuk Para Guru Teladan]



*
**
***
*****
***
**
*


Johnie Young






-------------------------------------------------------------------------------
Judul Bahasa Arab: “100 fikrah li-idârati Sulûkit Thullâb wat Thâlibât”
Penulis: Johnie Young
Diringkas oleh: Sulaiman bin Ahmad As-Suwaid
Penterjemah: H. Kamarullah, S.Pd, MM. & Oktarizal Fiardi, Lc.
Editor: Irsyad Azizi, Lc., Dipl.
------------------------------------------------------------------------------------------------
Tentang Buku

Buku ini ditulis dalam bahasa Inggris oleh Johnie Young, lalu diterjemahkan ke dalam bahasa Arab oleh Salam Hasan Khatib, dan diterbitkan oleh pustaka Obeikan pada tahun 1997 M. (1427 H.).

Ada 100 trik menarik yang ditawarkan oleh buku ini untuk membantu para guru dalam mengendalikan suasana kelas mereka. Trik-trik ini terbagi ke dalam tujuh bab pembahasan, dengan judul masing-masing sebagai berikut:
1.     Kenali Siswa Anda;
2.     Bagaimana Tetap Tenang di Tengah Keributan;
3.     Agar Semua Berjalan Baik di Dalam Kelas;
4.     Mengatasi Masalah yang Berkembang;
5.     Memberi Hadiah dan Hukuman;
6.     Memperluas Skala Hubungan dengan Siswa;
7.     Bagaimana Memenej Diri Anda?

Berikut kami nukilkan secara ringkas mukaddimah buku ini, karena di dalamnya terkandung nilai-nilai psikologis dan edukatif yang tentu dapat ditangkap oleh para guru seperti Anda.

***
Mukaddimah

Penulis adalah seorang pegawai administrasi di sebuah bank selama enam belas tahun. Akan tetapi, seperti yang ia tuturkan, "Cita-cita saya dalam hidup adalah menjadi seorang guru, saya ingin memiliki pengaruh bagi satu generasi yang utuh". Untuk mewujudkan impiannya itu, ia mengambil kuliah paruh waktu di sebuah universitas terbuka, sampai kemudian ia berhasil lulus. Sebagai latihan, ia lalu berinisiatif mengajar para pegawai bank, serta membuka kelas khusus untuk mengajar orang-orang dewasa di malam hari.

Ketika sudah mulai mengajar, ia merasa syok karena profesi barunya ini. Ia mengatakan, "Terus terang saya katakan, pekerjaan mengajar itu seperti di medan tempur. Ya, saya bisa memahami mata pelajaran saya dengan baik, akan tetapi permasalahannya, saya tidak tahu cara mengajarkannya. Para siswa merasa bosan dengan pelajaran yang saya ajarkan. Sepanjang hari, saya sering berteriak, melontarkan puluhan ancaman, serta memberikan berbagai hukuman. Dan di akhir setiap pelajaran, saya selalu merasa begitu lelah dan frustasi".

Akan tetapi, ia tidak pernah menyerah menghadapi realitas ini. Ia juga tidak mau melemparkan kesalahan kepada para siswa dan orang lain. Ia justru terus berpikir apa yang mungkin dirubah dari dirinya, dan di mana sumber kesalahan pada dirinya. Karena itu, ia pun mulai merubah diri, termasuk juga cara mengajarnya. Hal itu ia dapatkan melalui ketekunannya mengunjungi para guru yang sudah punya pengalaman tinggi dalam mengajar. Ia berusaha membandingkan antara cara dan sarana mereka mengajar dengan cara dan sarana yang ia gunakan. Ia mengatakan, "Aku mengajukan banyak pertanyaan kepada mereka, lalu merekamnya dalam buku catatan". Sampai akhirnya, ia memiliki banyak lembar catatan. Ia melanjutkan ceritanya, "Ketika sebuah pelajaran berjalan dengan sukses, saya duduk menganalisa faktor-faktor di balik kesuksesan itu, kemudian saya pun mencatat sebab inti dari suksesnya pelajaran".

Beginilah seterusnya, sampai kemudian ia memiliki akumulasi pengalaman yang ia sarikan dari berbagai percobaan dan pengalaman pribadinya, untuk kemudian dipersembahkan kepada para guru dan berbagai kalangan lain. Perlu diketahui, penulis mengajar di sekolah menengah tingkat atas.
Saya yakin Anda, para guru atau pembimbing, tidaklah memiliki kemampuan yang kurang dari penulis ini untuk mencatat apa saja yang Anda temui dalam proses mengajar.

***


Bab Pertama:
Kenali Siswa Anda!

1.     Kenali nama para siswa!
Di antara cara untuk menghafal nama mereka adalah:
·        Atur tempat duduk mereka berdasarkan abjad;
·        Tulis nama mereka di meja;
·        Buatlah denah kelas berdasarkan tempat duduk para siswa disertai nama dan photo mereka.

Di antara buku yang dapat membantu Anda untuk meningkatkan kemampuan menghafal nama adalah sebuah buku kecil yang ditulis oleh Gregor Staub dengan judul: “Siapa Nama Si Fulan?; Mulai Sekarang Anda Tidak Akan lupa Nama dan Wajah Siapa pun”. Sebuah buku yang merupakan bagian dari silsilah bukunya: “Mega Memory”.

2.     Ketahui kesukaan siswa Anda!
Hal ini akan membantu Anda untuk memilih tema dan contoh yang dapat menarik perhatian mereka, sehingga membuat mereka fokus mengikuti pelajaran yang  Anda sampaikan.

Untuk mengetahui hal ini, bisa dengan cara membagikan angket di awal tahun ajaran.

3.     Bangkitkan semangat belajar siswa dengan cara mengetahui tujuan hidup mereka.

Sarana-sarana untuk mewujudkannya hampir sama dengan poin kedua, karena keduanya sama-sama faktor pembangkit motivasi siswa, tetapi berbeda jenis.

Adalah tidak diragukan lagi, bahwa beragamnya motivasi  adalah elemen penting untuk memastikan bahwa para siswa dapat memperhatikan pelajaran secara berkesinambungan. Motivasi yang berusaha dibangkitkan di sini adalah motivasi internal dari dalam diri siswa. Dan motivasi internal lebih kuat dan lebih tahan lama daripada motivasi eksternal.

4.     Perkuat perasaan siswa akan urgensi pekerjaannya.
Kebanyakan siswa yang suka membuat keributan biasanya tidak memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Mereka merasa bahwa pekerjaan-pekerjaan yang mereka lakukan tidak bernilai dan tidak bermanfaat.

Dalam hal ini, sebagai seorang pendidik, Anda dituntut untuk memberikan apresiasi terhadap setiap pekerjaan yang dilakukan oleh siswa Anda. Anda harus menjelaskan kepadanya arti penting dari pekerjaan yang ia lakukan untuk dirinya dan orang lain. Terangkan kepadanya betapa pentingnya ia telah hadir di kelas, membawa peralatan sekolah, tidak ribut di dalam kelas, menjaga kebersihannya, berpartisipasi dengan siswa lain dalam sebuah pekerjaan, mengerjakan tugas, apalagi berpartisipasi aktif dalam mengikuti pelajaran, meskipun masih minim.

Dan Anda jangan lupa untuk mengulang-ngulang ini. Bisa jadi, pada awalnya ia tidak percaya, namun ketika apresiasi itu terus berulang, ia akan merasakan arti penting pekerjaan yang ia lakukan, dan itu akan mendorongnya untuk terus berkontribusi.

5.     Bekali diri dengan jiwa humor.
Humor dan candaan sangat penting untuk menciptakan suasana keakraban yang disukai oleh setiap orang, baik guru maupun murid. Ketika mempraktikkan strategi ini, Anda harus memperhatikan beberapa hal berikut:
a)     Bercandalah ketika Anda meyakini akan mampu menguasai kondisi kelas sebagai efek dari candaan itu. Pastikan bahwa setelah itu kontrol suasana kelas tidak lepas dari tangan Anda;
b)    Buatlah humor yang berkaitan dengan Anda atau materi yang sedang dibahas. Jangan sekali-kali membuat humor yang berkaitan dengan pribadi siswa, adat istiadat mereka, daerah mereka, atau sesuatu yang mereka anggap penting. Anda harus ingat, bahwa humor yang menyinggung seorang siswa tidak akan pernah ia lupakan, dan ia akan memandang bahwa itu adalah penghinaan terhadapnya. Jika ia mampu untuk membalasnya saat itu, pasti ia akan lakukan. Akan tetapi jika ia tidak mampu, humor negatif itu akan terus menjadi penghalang dalam dirinya untuk mengambil manfaat dari ilmu Anda.

6.     Teman atau musuh?
Sebagian guru ada yang berusaha untuk mengambil hati para siswanya. Meskipun ini merupakan hal yang baik, tetapi jangan sampai dilakukan secara berlebihan. Tugas Anda di kelas adalah sebagai seorang pemimpin, dan mustahil disebut sebagai pemimpin bila tidak dapat menunjukkan ketegasan ketika itu dibutuhkan. Ini bukan berarti menuntut Anda untuk menunjukkan sikap keras dan kiler yang bukan pada waktunya. Karena jika Anda selalu bersikap keras, berarti Anda sedang memposisikan diri untuk bermusuhan dengan siswa. Tetapi jika Anda tidak pernah memperlihatkan ketegasan, Anda pun akan diremehkan oleh mereka.

Karena itu, buatlah batasan-batasan yang jelas untuk relasi Anda dengan mereka, sehingga Anda akan dapat tenang dan bebas dari berbagai permasalahan. Pepatah mengatakan, “Jangan terlalu lunak, supaya Anda tidak diperas, tapi jangan terlalu keras, supaya Anda tidak dipatahkan”.

7.     Sikap Anda akan sangat membantu.
Yang dimaksud oleh penulis adalah bahwa kondisi psikologis Anda sebelum memasuki kelas akan sangat berpengaruh terhadap performa Anda ketika mengajar, dan itu akan tecermin dalam setiap gerak, tingkah laku, dan kata-kata Anda. Oleh karena itu, berusahalah untuk menguasai perasaan Anda, menanamkan sikap optimis, dan memunculkan kebahagiaan dalam jiwa Anda, bahkan meskipun itu hanya sandiwara.

Sekitar lima sampai sepuluh menit sebelum memulai pelajaran, perlihatkanlah kepada para siswa bahwa Anda sedang berbahagia. Setelah itu, Anda akan melihat ada sesuatu yang berubah pada diri siswa Anda.

8.     “Bintang Kelas” hari ini!
Beritahukan kepada siswa Anda, bahwa setiap harinya Anda akan memilih seorang "bintang" kelas. Tentukanlah pula standarisasinya bersama para siswa Anda, misalnya:
·        Faktor kesungguhan. Artinya, ada siswa yang berusaha keras untuk sungguh-sungguh dalam belajar, dan itu berhak mendapatkan apresiasi, meskipun ia tidak mencapai hasil yang diharapkan;
·        Faktor kesempurnaan dalam menunaikan tugas;
·        Faktor keaktivan dalam proses belajar;
·        Dan seterusnya.
Di setiap akhir pelajaran, umumkan "bintang" kelas itu. Lebih bagus lagi kalau namanya dipajang dan dijelaskan sebab-sebab keberhasilannya di hadapan para siswa, sehingga menjadi motivasi bagi mereka.

Strategi ini berupaya memanfaatkan keinginan internal setiap individu untuk berprestasi dan terlihat istimewa di depan orang lain.

***
Bab Kedua:
Bagaimana Tetap Tenang di Tengah Keributan

1.     Buatlah perencanaan yang matang.
Ketika Anda membutuhkan alat-alat seperti pena, kertas, dan lain-lain, sementara Anda lupa membawanya, Anda otomatis akan meminjamnya dari para siswa atau dari kelas lain. Hal ini berpotensi menimbulkan aktivitas dan suara yang tidak diinginkan di dalam kelas.

Masalah ini bisa Anda atasi jika Anda memiliki perencanaan yang matang dan menyiapkan berbagai kebutuhan sebelum mengajar. Dengan demikian, Anda pun akan dapat menyampaikan pelajaran dengan mudah dan mengalir.

Hal ini juga bisa diterapkan untuk hal-hal yang Anda perkirakan akan dibutuhkan oleh siswa saat Anda memberi latihan dan simulasi yang sifatnya baru bagi mereka dan mereka belum memiliki persiapan untuk itu.

2.     Jadilah pribadi yang positif!
Maksudnya, ungkapan yang Anda gunakan ketika ingin mengingatkan atau memperbaiki tingkah laku siswa harus berbentuk bahasa yang menunjukkan harapan Anda dari mereka, bukan ungkapan yang menggambarkan perilaku mereka yang salah.

Contoh ungkapan yang salah adalah: "Saya sudah ingatkan kamu sebelumnya untuk tidak berbicara, akan tetapi kamu masih saja mengganggu saya!"

Ungkapan yang disarankan sebagai gantinya adalah: "Bagus! Kebanyakan siswa  sudah tampak diam, tapi masih ada yang berbicara, dan saya menunggu sampai semuanya diam". Dan ungkapan ini sebaiknya disampaikan dengan mimik yang tegas.

3.     Jangan berteriak!
Ketika terjadi keributan di dalam kelas, jangan sekali-kali berteriak untuk menenangkannya, karena itu akan menguras energi Anda, tidak berguna untuk para siswa, serta membuat penampilan Anda terlihat tidak wajar di mata para siswa.

Akan tetapi, coba ikuti langkah-langkah berikut:
·        Berdiri dan tunggulah sebentar dengan memokuskan pandangan Anda ke suatu arah. Akan ada penjelasan tentang pandangan yang efektif di  strategi keempat belas (poin keenam pada bab II);
·        Perkecil nada suara Anda sehingga siswa sulit untuk mendengarnya, dan mereka terpaksa harus diam;
·        Berhentilah sejenak dan pandanglah siswa yang Anda tegur beberapa menit, tetapi jangan terlalu lama, sehingga tidak sempat bermunculan berbagai komentar;
·        Angkat tangan Anda tinggi-tinggi untuk menenangkan siswa.

Setelah melakukan langkah-langkah ini, terkadang Anda terpaksa untuk meninggikan suara. Ketika itu harus dilakukan, gunakanlah ungkapan yang pendek dan terarah, kemudian kembali turunkan tekanan suara Anda.

4.     Pentingnya bahasa tubuh.
Ketika Anda berada dalam kelas, tidak hanya ada 60 telinga yang mendengarkan Anda, tetapi juga ada 60 mata yang memperhatikan Anda. Oleh karena itu Anda jangan berinteraksi hanya dengan kata-kata, tetapi juga dengan melibatkan tubuh Anda (tangan, mata, ekspresi wajah, berhenti, berpindah tempat, dll.). Anda dituntut untuk mengatur berbagai gerakan, bukan menyembunyikannya di belakang meja.

Selain pentingnya bahasa tubuh dalam penyampaian informasi, ia juga sangat penting untuk bisa mengelola kelas. Berikut ini beberapa kaidah terkait bahasa tubuh yang akan membantu Anda untuk menguasai kelas:
a)     Tatapan dan gerakan Anda harus mencerminkan kepercayaan diri;
b)    Berdirilah dengan tegap;
c)     Perhatikan para siswa secara kontiniu melalui pandangan Anda;
d)    Beri peringatan kepada siswa terkait apa yang mereka lakukan, karena itu membuat mereka merasa bahwa Anda memperhatikan kelakuan mereka secara detail;
e)     Buatlah kesepakatan dengan para siswa terkait isyarat-syarat yang menunjukkan instruksi untuk mengatur kelas;
f)         Berusahalah meletakkan segala kebutuhkan Anda di tempat yang dapat Anda jangkau dengan tangan, sehingga gerakan Anda tidak menimbulkan keributan;
g)     Berdirilah di posisi yang bisa dilihat oleh seluruh siswa ketika Anda menunjuk ke papan tulis;
h)    Berdirilah di tempat yang memungkinkan Anda memantau seluruh isi kelas;
i)         Sampaikan instruksi-instruksi Anda dengan tenang dan penuh percaya diri;
j)         Jangan tergesa-gesa.

5.     Isyarat yang menarik.
Strategi ini diterapkan dengan mencetuskan kesepakatan dengan para siswa tentang isyarat-isyarat tertentu dari Anda yang langsung mereka pahami maksudnya. Hal ini akan banyak menghemat waktu dan tenaga guru.

Ide-ide untuk hal seperti ini banyak dan beragam. Dengan berpikir sebentar, seorang guru dapat menemukan sarana-sarana baru yang inovatif untuk menerapkannya. Ada yang cukup dengan gerakan tubuh, ada pula yang berbentuk gambar-gambar tempelan di dalam kelas seperti rambu lalu lintas, sebagaimana yang saya saksikan di beberapa sekolah, dan masih banyak cara-cara yang lain.

6.     Pandangan yang efektif.
Salah satu sarana komunikasi dengan siswa adalah melalui pandangan. Melalui pandangan tertentu, Anda bisa memperlihatkan ketidaksenangan Anda terhadap suatu perilaku siswa, misalnya saat seorang siswa memotong penjelasan Anda. Yang harus diingat, pandangan seperti ini harus begitu diatur dan cermat. Ukuran lama waktunya bahkan ditentukan oleh penulis seukuran waktu Anda mengatakan kata: "seratus ribu satu, seratus ribu dua, seratus ribu tiga". Setelah itu, alihkan pandangan, dan lanjutkan penjelasan Anda.

Penulis mengatakan, saya bisa menjamin bahwa Anda akan melihat betapa metode ini mempunyai efek yang kuat.

7.     Jadilah pribadi yang sopan,  niscaya Anda akan kuat!
Ketika siswa melecehkan Anda, bukanlah hal yang baik bila Anda membalasnya dengan cara yang sama. Akan tetapi balasan Anda mesti sopan dan tegas. Karena jika Anda tidak sopan kepadanya, ia akan membangkang kepada Anda. Semakin banyak Anda menggunakan bahasa yang tidak berkualitas akan semakin merugi Anda sebagai seorang guru.

8.     Komitmen dan kontiniutas.
Inti dari metode ini adalah membuat standar dan aturan yang bisa dijalankan secara disiplin oleh siswa, dan Anda bisa mengevaluasinya. Besikaplah realistis dalam membuat aturan untuk menguasai kelas, sehingga memungkinkan Anda untuk menerapkannya. Karena jika sebuah aturan tidak dilaksanakan, justru akan menambah kekacauan di dalam kelas. Contoh yang sering dilakukan oleh para guru berkaitan dengan ini adalah memberi tugas namun tidak memeriksanya, dikarenakan keterbatasan waktu. Hal ini akan menyebabkan siswa tidak menaruh perhatian kepada tugas, selain juga memperparah kesalahan siswa jika terdapat kesalahan dalam tugasnya.

9.     Bersikaplah lemah lembut.
Betapapun ributnya kelas Anda, jangan sekali-kali Anda marah. Ingatkanlah diri Anda untuk selalu bersikap tenang. Sikap seperti ini akan menampilkan Anda di hadapan siswa sebagai seorang yang penuh percaya diri dan tidak terganggu oleh tingkah mereka. Setelah itu, sampaikanlah kritikan positif kepada mereka, seperti mengatakan, "Oke, saya lihat sebagian besar Anda mengerjakan tugas dengan baik. Adapun siswa yang di sebelah sana diharapkan untuk meningkatkan usahanya".

Terkadang Anda membutuhkan ungkapan yang lebih tegas dari contoh yang diberikan penulis di sini, sesuai dengan penilaian Anda terhadap karakter dan lingkungan para siswa. Akan tetapi jangan pernah Anda lupakan untuk selalu menjadi pribadi yang sopan dan lemah lembut. Saya melihat poin ini sangat mirip dengan poin nomor 7.

10.             Cara mengalihkan perhatian.
Jika ada murid yang beusaha menjebak Anda untuk melakukan perdebatan panjang dan membuang-buang waktu, berusahalah untuk mengalihkan perhatiannya dengan cara berikut:
-         Akui kebenaran perkataannya (jika memang benar atau ada bagian yang  benar), tanpa melihat apa pun motivasinya mengungkapkan itu;
-         Kemudian alihkan kembali perhatian siswa ke pembicaraan Anda sebelumnya atau ke tugas yang sedang dikerjakan oleh temannya.

Dengan cara ini, berarti Anda tidak mengabaikannya, bahkan Anda telah mendengarkannya, sehingga ia tidak menyeret Anda untuk membicarakan sesuatu yang tidak bermanfaat.

11.             Cara merespon.
Sangat bagus jika Anda sudah mempersiapkan respon yang akan Anda berikan ketika menghadapi masalah yang Anda perkirakan akan terjadi, seperti siswa yang terlambat, siswa yang berbicara ketika proses belajar, siswa yang tidak melaksanakan tugas, siswa yang tidak melengkapi perlengkapan belajar, dan lain-lain.

Ketika respon yang akan Anda berikan sudah ada dalam kepala Anda, maka Anda akan tampil percaya diri, energik, dan objektif dengan memberikan hukuman yang adil.

Anda juga bisa mencatat berbagai respon yang Anda berikan untuk membantu Anda memilih respon yang paling baik atau mengembangkan yang mungkin dikembangkan.

12.             Hikmah berpikir dua kali.
Kata-kata memilki efek yang sangat besar, baik positif maupun negatif. Oleh karena itu, sangatlah bijak untuk memikirkan efek dari kata-kata yang Anda sampaikan kepada siswa. Tidak jarang lahir situasi yang berpotensi menyulut keributan akibat kata-kata Anda.

Meskipun poin ini sudah jamak diketahui dan disepakati oleh semua orang, namun penerapannya masih sangat minim. Oleh karena itu, ingatkanlah diri Anda untuk terus-menerus menerapkannya, karena ini sangat penting.

Sebuah pepatah mengatakan: “Seandainya tenggorokanku laksana tenggorokan burung onta.” Artinya, pikirkanlah semua kata-kata sebelum terlepas dari mulut.

13.             Ungkapan yang menyihir.
Penulis juga menyebutkan beberapa ungkapan yang memilki pengaruh besar untuk mengendalikan suasana kelas.
·        Peganglah suatu benda di tangan Anda, kemudian katakan: "Apakah ada yang bisa mengatakan kepada saya apakah benda yang ada di tangan saya ini?"
·        Ketika siswa yang berpartisipasi dalam diskusi hanya sedikit, katakanlah, "Ayo siapa lagi! Apa yang membuat kalian terdiam? Hanya 3 orang siswa saja yang mengetahui jawabannya? Pasti tidak! Ayo siapa lagi?"
·        Jika Anda ingin memperingatkan hukuman tertentu kepada para siswa, katakanlah, "Baiklah, sejujurnya, saya tidak ingin melakukan itu, akan tetapi kalian tidak memberikan pilihan lain kepada saya."
·        Untuk mengembalikan ketenangan kelas, katakanlah, "Saya ingin kalian merendahkan suara, saya hitung, lima, empat, tiga, dua, satu."

***
Bab Ketiga:
Agar Semua Berjalan Baik di Dalam Kelas

1.     Tingkatkan semangat siswa.
Ini dapat dilakukan dengan cara menyebut prestasi atau perubahan positif paling menonjol yang dicapai para siswa, baik dalam hal studi maupun perilaku, di awal setiap pelajaran.

Misalnya, Anda mengatakan, “Saya berterima kasih kepada Hamid, karena ia datang tepat waktu”, atau “karena ia tidak banyak bergerak”, atau “karena ia menyelesaikan tugasnya”, atau “karena ia berpartisipasi dalam diskusi”,  dan seterusnya.

Ketika Anda melakukan ini secara terus-menerus, tentunya ini akan menambah keinginan mereka untuk berprestasi dan melakukan pekerjaan yang lebih, guna mendapatkan pujian yang baru.

2.     Bagaimana memulai pelajaran dengan menarik?
Awal pelajaran menjadi unsur penting untuk menarik perhatian siswa. Oleh karena itu, usahakanlah untuk mengawali pelajaran dengan menarik, jangan pernah mengawalinya dengan celaan dan cacian, atau dengan mengumumkan hal-hal yang memicu konflik dengan siswa, karena yang akan menjadi korban adalah pelajaran Anda.

Penulis menyebutkan beberapa contoh yang bagus untuk mengawali pelajaran, misalnya ungkapan: "Khalid! Kamu telah menyelesaikan tugas kemarin dengan baik".

Mungkin salah satu bentuk awal yang menarik adalah dengan menyampaikan kisah yang berhubungan dengan pelajaran. Hal ini tentu menuntut seorang guru untuk memiliki wawasan yang luas dalam pelajaran yang diajarkannya.

3.     Menggunakan kertas besar.
Tulislah jawaban singkat yang hanya terdiri dari satu kata di kertas besar (seukuran A4), kemudian bagikan kepada siswa ketika mereka memasuki kelas. Setelah itu, berikan pertanyaan, lalu minta kepada siswa yang memegang jawaban yang benar untuk mengangkat kertasnya.

Strategi ini menjadi istimewa karena diterapkan di awal pelajaran, sehingga efektif mengkondisikan kelas dengan cepat. Selain juga bentuknya yang konkrit dan ‘hidup’.

Saya melihat poin ini bisa digabung dengan poin sebelumnya sebagai salah satu sarana untuk menciptakan awal pelajaran yang menarik.

4.     Bagaimana memberikan tugas dan mengumpulkannya?
Terkadang cara membagikan tugas dan mengumpulkannya bisa menjadi salah satu penyebab munculnya keributan di dalam kelas. Kesibukan guru untuk hal semacam ini sehingga harus membelakangi sebagian siswa dapat dimanfaatkan oleh siswa-siswa yang suka ribut untuk membuat suasana yang tidak kondusif.

Penulis memberikan beberapa arahan untuk menghindari hal itu:
·        Tunjuklah seorang siswa yang bertanggung jawab khusus membagikan tugas dan mengumpulkannya;
·        Pastikan seluruh siswa mendengarkan arahan tentang tugas, dengan cara meminta semua siswa meletakkan pena dan hal-hal yang bisa memalingkan perhatian mereka dari Anda;
·        Pastikan bahwa waktu cukup untuk mengumpulkan tugas sebelum lonceng berbunyi. Kesalahan dalam hal ini terkadang bisa menimbulkan keributan, karena para siswa berebutan menyerahkan tugas mereka;
·        Terangkan kepada mereka apa yang Anda inginkan, sebelum tugas dikumpulkan.

5.     Tiga sihir.
Daripada seluruh kelas harus mengerjakan satu jenis simulasi dan tugas, ada baiknya bila Anda memberikan beberapa pilihan, tapi jangan lebih dari tiga pilihan agar tidak melahirkan keributan. Ide ini akan menjamin partisipasi seluruh siswa, karena mereka melakukannya sesuai dengan pilihan mereka. Dan ini merupakan motivasi internal yang kuat.

6.     Sisi positif pertanyaan dengan pilihan ganda.
Akan menjadi awal yang tidak menarik ketika Anda memberikan pertanyaan yang terlalu sulit atau terlalu mudah. Oleh karena itu, awali dengan pertanyaan yang bisa dijawab oleh siswa, kemudian baru beralih ke pertanyaan yang lebih sulit.  Contoh yang paling bagus untuk pertanyaan yang tidak terlalu sulit adalah pilihan ganda, karena adanya beberapa pilihan akan membantu siswa untuk menyebutkan jawaban yang benar.

7.     Bantuan tambahan untuk Anda dan siswa.
Pertanyaan yang terlalu sulit terkadang menjadi pemicu keributan di dalam kelas, manakala ada siswa tidak dapat menyelesaikannya. Karena itu, penulis mengusulkan agar dibuat kertas tambahan yang berisi  pertanyaan yang sama tapi dalam bentuk yang lebih mudah, misalnya dengan membagi soal ke beberapa bagian kecil. Tidak ada salahnya pula memberikan contoh untuk membantu menjawab pertanyaan, dengan menggunakan metode yang sama, jika pertanyaannya memungkinkan untuk itu.

8.     Gunakan sarana audio.
Penulis mengusulkan agar Anda menyampaikan pelajaran tertentu, seperti pelajaran membaca, dengan menggunakan rekaman suara Anda (lebih baik dengan menggunakan suara orang lain). Cara ini dapat membantu Anda menguasai kelas dari dua sisi:
Pertama, menarik perhatian mereka sehingga gerakan mereka akan berkurang;
Kedua, memudahkan Anda memperhatikan mereka, sekaligus mengarahkan mereka untuk berkonsentrasi kepada pelajaran.

Jika Anda bisa menyampaikan pelajaran menggunakan sarana visual (video, dll.) akan lebih bagus lagi.

Menurut hemat saya, ini merupakan salah satu sarana yang paling bagus di antara sarana-sarana yang ada. Dengan sarana ini, seorang guru yang memiliki kemampuan yang lemah dalam menguasai kelas pun akan terbantu untuk mengurangi keributan di dalam kelas. Terlebih lagi dengan adanya mata pelajaran komputer dan tersedianya komputer dalam jumlah yang lumayan banyak di sekolah-sekolah kita. Belum lagi tersedianya ruangan-ruangan khusus seperti laboraturium yang masih sangat minim digunakan.

9.     Sampaikan pelajaran secara tersendiri.
Terkadang seorang guru menyampaikan lebih dari satu pelajaran dalam satu jam pelajaran, karena telah selesainya salah satu pelajaran dalam waktu singkat, atau pun karena sebab lain. Hal ini akan menyebabkan kelas kurang bisa dikendalikan, dan partisipasi siswa pun menjadi minim. Sebabnya adalah kebosanan para siswa atau persiapan guru yang tidak maksimal, sehingga pelajaran kedua kurang sempurna.

10.             Menjembatani antara berbagai kegiatan.
Terkadang perpindahan dari satu kegiatan ke kegiatan lain menimbulkan kericuhan, bahkan memunculkan penentangan ketika kegiatan pertama harus ditinggalkan. Agar transisi antar kegiatan berlangsung nyaman tanpa protes dari siswa, penulis mengusulkan kepada Anda untuk membuat semacam jembatan yang mengantarkan para siswa ke kegiatan selanjutnya.

Ini bisa dilakukan dengan meminta kepada para siswa untuk memilih salah seorang yang bisa menyimpulkan tiga pelajaran terpenting dari kegiatan pertama, dengan membacakannya di hadapan mereka. Ini dapat menjadi semacam pengumuman secara diplomatis bahwa waktu untuk kegiatan pertama telah habis, tetapi dengan cara yang berbeda dan menarik, karena mereka ikut menjadi bagian di dalamnya.

11.             Bagaimana merubah kegiatan?
Poin ini merupakan lanjutan dari yang sebelumnya. Intinya, Anda harus memiliki instrumen-instrumen yang jelas untuk menyampaikan kepada para siswa apa yang Anda inginkan dari mereka (terkait berhenti dari satu aktivitas dan memulai aktivitas yang baru). Lebih bagus lagi jika menggunakan isyarat atau aba-aba yang dipahami oleh siswa. Ungkapan yang Anda gunakan di sini mesti tegas dan serius menunjukkan perintah, tapi bukan berarti tidak sopan.

12.             Istirahat yang menarik.
Kiranya bagus jika Anda memberikan waktu istirahat kepada para siswa sebagai apresiasi untuk mereka, terutama setelah mereka mau bekerja sama dengan Anda dalam pelajaran. Waktu istirahat didesain singkat dan tetap disiplin, misalnya dengan memastikan bahwa pembicaraan tetap harus dilakukan dengan suara yang pelan.

Waktu istirahat ini bisa Anda manfaatkan untuk mempersiapkan materi selanjutnya. Perlu diingat, jangan sampai waktu istirahat ini dibuat terlalu sering, agar mereka tidak selalu menantikannya di setiap jam pelajaran.

13.             Tidak tergesa-gesa dalam memberikan pelajaran.
Ada guru yang sangat antusias memberikan semua yang diinginkan oleh para siswa, sehingga melayani semua dialog dan pertanyaan siswa tentang materi ilmiah yang dimilikinya. Dari satu sisi, semangat seperti ini patut diapresiasi, akan tetapi ini juga akan memberatkan si guru sendiri dan mengurangi energinya untuk menyampaikan tema inti. Terkadang ia tergesa-gesa untuk menyampaikan materi agar semua tuntutan bisa terpenuhi, sehingga ia pun akhirnya justru tidak maksimal dalam semuanya.

Karena itu, seorang guru harus memastikan kalau ia tidak tergesa-gesa dalam menyampaikan pelajaran, serta menolak kalau ada yang memotong, sampai ia benar-benar selesai menyampaikan apa yang harus diselesaikan. Ia juga mesti bisa meyakinkan siswa kalau ia ingin sekali memenuhi seluruh kebutuhan mereka, namun ia tidak bisa menuruti seluruh keinginan mereka.

14.             Visualisasi peraturan.
Bentuknya adalah memajang di dalam kelas lembaran-lembaran yang berisi berbagai aturan tentang perilaku yang diharapkan dari siswa. Ketika ada di antara siswa yang melanggarnya, guru bisa langsung menunjuk ke aturan yang ada.

Pengaruhnya akan sangat kuat dalam diri siswa, karena mereka melihatnya secara langsung berulang kali di dalam kelas. Tetapi ini tetap berkaitan dengan ketegasan guru dalam menjalankannya.

15.             Daftar evaluasi perilaku.
Buatlah kartu-kartu dengan berbagai warna, setiap warna menggambarkan standar partisipasi siswa dalam pelajaran. Misalnya, warna hijau: baik sekali, biru: baik, orange: cukup, kuning: perlu ditingkatkan lagi. Kertas-kertas ini dibagikan kepada semua siswa pada hari terakhir sekolah.

Guru harus memiliki daftar khusus berisi nama-nama siswa dengan kolom-kolom kosong di depan setiap nama. Kolom-kolom itu diisi setiap hari dengan warna yang sesuai dengan hasil yang ia dapat pada hari itu. Dengan demikian, akan mudah mengevaluasi fluktuasi perilaku siswa selama rentang waktu yang ditentukan dalam daftar itu (perbulan atau persemester).

Agar ini berjalan dengan sukses, lakukanlah ini setiap hari di setiap jam pelajaran, dan praktikkanlah dengan cara yang dapat memompa semangat mereka.

16.             Map prestasi.
Strategi ini akan membantu meningkatkan kepercayaan diri siswa dan mendorong mereka untuk aktif dalam setiap kegiatan. Caranya, Anda membuat satu map khusus untuk setiap siswa, berisi semua pekerjaan mereka yang dinilai sebagai prestasi. Map ini sebaiknya diletakkan di kelas agar seluruh siswa bisa melihatnya. Tulislah nama-nama siswa dengan jelas di setiap map mereka.

Sebagai motivasi untuk para siswa yang kurang optimal dalam tugasnya, Anda dapat menuliskan segala sesuatu yang menurut Anda bagus dari mereka walau hanya berbentuk verbal. Tulis itu di dalam sebuah kertas, lalu letakkan di file mereka.

17.             Mengelola diskusi.
Salah satu cara mengendalikan keributan dialog di dalam kelas adalah dengan membagi siswa ke dalam beberapa kelompok, masing-masing kelompok dipimpin oleh seorang ketua. Kemudian nama setiap kelompok ditulis di papan tulis, demikian juga poin-poin kelebihan dan kekurangan mereka sesuai dengan kesepakatan yang sebelumnya dibuat bersama para siswa.

18.             Ingatkan untuk mengangkat tangan sebelum berbicara.
Salah satu bentuk ketidakteraturan yang sering terjadi di kelas adalah ketika para siswa menjawab atau bertanya tanpa meminta izin. Hal yang tentunya akan melahirkan keributan di dalam kelas. Oleh karena itu, berusahalah untuk membuat aturan yang disepakati bersama, isinya: tidak diizinkan bagi siswa untuk berbicara kecuali bila meminta izin terlebih dahulu dengan mengangkat tangan. Agar aturan ini efektif, ada baiknya bila Anda mendiskusikannya terlebih dahulu dengan siswa, sehingga mereka mengetahui manfaatnya. Kemudian bersikap tegaslah dalam menerapkannya, dan jangan menjawab pertanyaan siswa yang melanggar aturan. Berikan apresiasi dalam berbagai bentuk kepada siswa yang komitmen dengan aturan, dan selalu peringatkan siswa yang melanggar aturan.

19.             Beri waktu untuk berpikir.
Maksud penulis adalah berikan waktu yang cukup kepada siswa setelah Anda mengajukan pertanyaan, agar mereka dapat memahami soal dan memberikan jawaban. Jangan terburu-buru mengambil jawaban dari siswa yang pertama mengangkat tangannya. Anda juga mesti memahami waktu yang dibutuhkan untuk menjawab setiap pertanyaan.

20.             Pertanyaan untuk seluruh isi kelas.
Ketika Anda mengajukan pertanyaan, terkadang yang mengangkat tangannya adalah mereka yang juga mengangkat tangannya pada pelajaran sebelumnya. Penulis menyarankan untuk mengganti cara menyampaikan pertanyaan agar seluruh siswa ikut berpartisipasi dalam menjawab.

Pertanyaan bisa ditulis di atas kertas dengan memberikan waktu kepada para siswa untuk menulis jawaban, kemudian baru mereka diminta untuk membacakan jawaban masing-masing. Dengan cara ini, banyak murid akan merasa bahwa mereka ternyata mampu untuk menjawab. Rasa takut akan hilang dari mereka yang tidak mau berpartisipasi dikarenakan rasa takut itu.

21.             Bagaimana menghadapi jawaban yang salah.
Ketika siswa menjawab pertanyaan dengan jawaban yang salah, terkadang Anda mengatakan, salah! Respon seperti ini bisa melemahkan kepercayaan diri siswa, belum lagi bila siswa-siswa lain mencela dan mengolok-oloknya. Atau sebaliknya, mungkin Anda merespon jawaban yang salah itu dengan berkata, bagus! Ini pun juga adalah respon yang tidak benar, karena akan menipu siswa yang bersangkutan dan siswa-siswa yang lain.

Cara yang tepat adalah dengan melihat sisi yang benar dari jawabannya, kemudian Anda kuatkan. Atau Anda bisa mengatakan, Saya mengetahui sisi mana yang Anda pahami dari pertanyaan tadi. Atau Anda bisa juga menyebutkan kesalahan yang pernah dilakukan oleh para tokoh, lalu terangkan bagaimana mereka sukses melewati itu dan cerdas mengambil pelajaran dari kegagalan.

22.             Cara lain mengajukan pertanyaan.
Ringkasan dari strategi ini adalah: Bagi siswa kepada beberapa kelompok, lalu bagikan pertanyaan melalui kertas dengan warna berbeda untuk masing-masing kelompok. Di balik kertas itu, tuliskan petunjuk untuk membantu siswa menjawab pertanyaan. Hal yang perlu diperhatikan adalah:
-         Usahakan agar pembagian kelompok terkesan dilakukan secara acak, padahal sebenarnya dibagi berdasarkan kemampuan siswa;
-         Petunjuk pembantu disesuaikan dengan kemampuan masing-masing kelompok. Kelompok yang agak lemah mendapat petunjuk yang lebih banyak.

Metode ini akan membantu untuk meningkatkan partisipasi siswa, dan dalam waktu bersamaan, mereka merasa memiliki kemampuan yang sama dengan teman-temannya.

23.             Ambil ide dari penyampaian pelajaran lain.
Para guru biasanya hanya mengambil teknik mengatur kelas dari satu sumber yang terkait dengan materinya saja, dan teknik itu terus diulang terus menerus. Salah satu cara untuk memperbaruinya bisa dengan bertukar pengalaman bersama para guru yang memilki spesialisasi berbeda, baik melalui dialog maupun kunjungan. Melalui cara ini, para guru akan menemukan metode baru yang sesuai dengan materi yang ia ajarkan, meskipun memerlukan sedikit inovasi.

24.             Mencegah perkelahian.
Di antara fenomena yang mengganggu ketenangan kelas adalah perkelahian antar siswa. Dan sebenarnya, tidak mungkin terjadi perkelahian antar siswa tanpa kelalaian dari seorang pengawas (guru). Cara yang paling baik untuk mencegah pertengkaran adalah dengan mengatasinya sedini mungkin, yaitu dengan mengetahui sebab-sebab yang mendahuluinya. Dan ini bisa didapat melalui praktik dan pengalaman.

25.             Apa yang dilakukan setelah penyampaian yang tidak memuaskan?
Ketika Anda kehilangan kendali untuk menguasai kelas, jangan disepelekan untuk mata pelajaran selanjutnya. Harus ada evaluasi untuk siswa yang menjadi penyebab keributan, bahkan tidak salah jika Anda meminta bantuan siswa lain untuk ikut menyelesaikannya. Anda juga harus menjelaskan bahwa Anda tidak bisa menerima perilaku para siswa yang membuat keributan, dan mereka akan mendapat hukuman atas perilaku itu.

26.            Memasukkan kembali penyebab keributan ke dalam kelas.
Ini merupakan langkah lanjutan dari sebelumnya. Intinya adalah Anda memperlihatkan ketegasan terhadap para siswa penyebab keributan. Penulis mengusulkan, setelah para siswa penyebab kericuhan dikeluarkan dari kelas, mereka diperbolehkan kembali masuk melalui koordinasi dengan pihak administrasi sekolah secara personal. Setelah itu, tiba saatnya untuk merangkul kembali mereka dan melupakan kesalahan yang pernah mereka lakukan.

27.             Manajemen ujian.
Istilah "ujian" dapat memberikan pengaruh negatif kepada para siswa. Oleh karena itu, penulis mengusulkan untuk mengganti kata "ujian" dengan nama lain. Seperti: “Seri Mengulang Pelajaran dengan Cara Menyenangkan”, atau: “Sesi: Berapa yang Bisa Kamu Ingat?”, atau: “Sesi: Kejutkan Saya dengan Pengetahuanmu!”

28.             Agar siswa mengerjakan tugas mereka.
Seringkali tugas (PR) menjadi beban yang memberatkan para siswa, bahkan juga memberatkan para guru untuk memeriksa dan menilainya. Akibatnya, nilai-nilai edukatif dari tugas itu menjadi hilang. Oleh karena itu, dengan memperhatikan beberapa hal, akan membantu Anda mewujudkan nilai-nilai edukatif dari sebuah tugas.

Penulis mengusulkan beberapa hal berikut:
-         Jangan pernah memberikan tugas melebihi kemampuan Anda untuk memeriksa dan menilainya;
-         Berikan batasan waktu yang cukup antara waktu pemberitahuan tugas dengan waktu penyerahannya. Dalam jangka waktu ini, tegaskan kembali tugas yang diberikan dan waktu penyerahannya. Ini dapat menjadi sarana untuk mengingatkan Anda dan mereka sekaligus;
-         Ketika sebagian siswa terlambat menyerahkan tugas, ingatkan mereka dengan hukuman yang menanti mereka jika tidak menyerahkan tugas sampai jangka waktu terakhir penyerahannya;
-         Jangan menambah tugas sebelum seluruh siswa menyerahkan tugas sebelumnya, dan sebelum memberikan sanksi kepada siswa yang tidak menyerahkannya sampai batas akhir penyerahan.

Langkah-langkah ini akan memberikan waktu bagi Anda untuk memberi nilai, sekaligus membuat para siswa merasakan pentingnya tugas yang diberikan.

Catatan penting: Jangan memberikan tugas hanya untuk sekedar mengisi waktu siswa atau untuk menyempurnakan penyampaian materi pelajaran. Jika tidak ada alasan mendasar atau tujuan yang jelas dari sebuah tugas, lebih baik berikan hak para siswa untuk menikmati waktu mereka di luar jam sekolah dengan mengasah keterampilan lain.

29.             Berikan tugas yang menyenangkan.
Di antara faktor yang membuat sebuah tugas menyenangkan adalah dengan memberikan tugas yang sesuai dengan kecenderungan siswa, atau memberikan tugas yang kreatif, tidak klasik. Pada kenyataannya, tugas PR sering diambil dari buku yang sama, sehingga rentan mengulang apa yang sudah disampaikan di sekolah. Bahkan terkadang guru malah belum melihat soal-soal itu.

30.             Penilaian.
Penulis mengusulkan cara untuk menyelesaikan penilaian dengan cepat, yaitu membuat standar baku yang disepakati bersama para murid, agar mereka dapat mengetahui nilai dengan cepat dan tepat. Diusulkan agar penilaian ini dibagi ke dalam 3 kategori: kesungguhan, produktivitas, dan kualitas. Setiap kategori misalnya diberi nilai sepuluh. Dengan cara ini, Anda bisa menyelesaikan penilaian jauh lebih cepat. Penilaian juga sekaligus memperlihatkan titik lemah dan titik kelebihan siswa, dan itu dapat dipahami dengan baik oleh mereka. Cara ini akan memungkinkan Anda untuk memeriksa seluruh tugas yang Anda berikan, sekaligus membuat siswa terpaksa menyelesaikan setiap tugas untuk dapat terus melihat hasilnya.

31.             Kontrol di akhir pelajaran.
Agar partisipasi siswa semakin baik dalam pelajaran yang Anda berikan, penulis mengusulkan agar sebelum mengakhiri pelajaran, Anda terlebih dahulu menggantungkan sebuah tulisan yang berisikan:
a.     Apa yang akan kita lakukan di pelajaran berikutnya?
b.     Kenapa kita akan melakukan itu?

Letakkan di bawah setiap poin itu bagian-bagian pentingnya secara ringkas dan jelas. Di awal pelajaran baru, gantungkan lagi tulisan itu dan mulailah pelajaran.

Kegiatan seperti ini akan memperkokoh posisi Anda di hadapan siswa, sekaligus memperlihatkan kedisiplinan Anda. Cara ini juga akan membantu Anda dalam menjelaskan pelajaran dan target-target yang ingin dicapai di dalamnya.

***
Bab Keempat:
Mengatasi Permasalahan yang Berkembang

1.     Membantu masalah individual.
Pada situasi-situasi tertentu, ada siswa yang membutuhkan bantuan, dan ketika seorang guru sibuk melayaninya, bisa jadi akan terjadi suasana ribut di kelas.

Untuk mengatasi itu, penulis mengusulkan agar melayani masalah-masalah individual seperti ini dengan cara:
-         Mintalah siswa bersangkutan untuk datang ke depan, lalu posisikan ia di samping Anda, bukan di depan Anda, sehingga Anda tetap bisa memberikan perhatian kepada siswa lain ketika melayaninya;
-         Tetap berikan arahan kepada siswa lain, sehingga mereka merasa tetap diperhatikan.

2.     Dapatkan dukungan!
Caranya adalah dengan membangun relasi yang baik dengan orang-orang di sekitar Anda (kepala sekolah, bagian administrasi, dan guru-guru), sehingga mereka bisa memberikan bantuan, informasi, pengetahuan, serta bahan kepada Anda.

3.     Strategi mata buta.
Berusaha menanggapi setiap perilaku siswa yang mengganggu akan membuat proses belajar terganggu dan terhenti. Oleh karena itu, penulis mengusulkan agar Anda memiliki “strategi mata buta”, Anda bisa melihat seluruh kesalahan tetapi tidak mesti merespon semua kesalahan. Anda mesti bisa menilai mana kesalahan yang harus diselesaikan dan mana yang lebih baik dibiarkan demi kelangsungan pelajaran. Hal ini kembali kepada pengalaman dan kepribadian guru.

4.     Perilaku buruk yang tersembunyi.
Sebagian siswa tampak sopan, tetapi pada waktu yang sama, mereka tidak memperlihatkan semangat untuk belajar dan berpartisipasi, sehingga kemampuan mereka menjadi rendah. Problem yang timbul ketika Anda mengatasi permasalahan ini adalah terbukanya kesempatan bagi yang lain untuk membuat keributan. Sementara Anda tidak bisa membiarkan begitu saja siswa yang lemah, agar ia tidak diikuti oleh siswa lain.

Oleh karena itu, penulis mengusulkan kepada Anda untuk tetap memperhatikannya. Buatkan target-target berkala untuk ia wujudkan. Ia juga mesti diberi tahu bahwa sopan santun adalah hal yang bagus, tetapi keberadaaannya di sekolah adalah untuk belajar, sehingga ia harus sedikit bekerja lebih keras.

Di beberapa kasus, siswa akan mulai beraktivitas ketika merasakan bahwa Anda terus memperhatikannya.

5.     Bersikap tegas.
Penulis memandang bahwa guru harus bersikap tegas kepada siswa yang mengejek temannya. Hukuman bisa diawali dengan memberikan peringatan, dilanjutkan dengan pemberitahuan kepada bagian administrasi, kemudian dikeluarkan dari kelas oleh pihak yang berwenang menjatuhkan hukuman. Cara lain untuk mengatasi masalah ini adalah dengan belajar dari pengalaman orang lain, jika ternyata siswa terus mengejek sesamanya.

6.     Kaidah emas dalam perbedaan pendapat.
Kaidahnya adalah jangan sampai siswa membawa Anda untuk berdebat di jam pelajaran, sehingga waktu terbuang percuma. Oleh karena itu, katakan kepadanya dari awal bahwa Anda akan berbicara dengannya di akhir pelajaran, lalu kembalilah fokus ke pelajaran. Jika ia masih bersikeras, katakan bahwa Anda tidak akan membahas tema itu di tengah-tengah pelajaran. Biasanya ia akan berhenti sampai di sini. Tapi jika masih saja bersikeras, Anda punya hak untuk mengeluarkannya sesuai dengan aturan yang ada.

7.     Hindari bahaya hobi Anda!
Yang dimaksud penulis adalah pembahasan-pembahasan yang suka Anda bicarakan. Penulis mengingatkan agar Anda tidak terseret  oleh siswa yang berusaha memancing Anda di waktu pelajaran dengan membahas tema-tema yang Anda sukai. Jika mereka berusaha untuk membuka pembicaraan tentang itu, mintalah mereka untuk membicarakannya di luar jam pelajaran.

8.     Sihir negosiasi.
Jika para siswa menolak tugas yang Anda berikan, lakukanlah negosiasi dengan menawarkan pengurangan tugas atau peringanan hukuman ketika mereka tidak mengerjakannya. Supaya tidak terjadi keributan, usahakan ada yang berbicara atas nama siswa. Tetapi Anda jangan sampai terlalu mudah untuk tawar menawar.

9.     Memindahkan tempat duduk siswa.
Sering terjadi keributan ketika Anda berusaha memindahkan siswa ke tempat duduk yang lain. Akan bertambah sulit lagi ketika siswa bersangkutan tidak bersedia pindah. Menurut penulis, metode yang paling tepat untuk memindahkan siswa adalah:
-         Berikan beberapa peringatan kepada siswa sebelum ia dipindahkan;
-         Berjalanlah ke arah tempat duduk yang akan menjadi tempat dipindahkannya siswa bersangkutan, lalu tarik kursi menjauh dari meja;
-         Berjalanlah ke arah siswa bersangkutan, lalu ulurkan tangan Anda kepadanya dari jarak sekitar setengah meter, sementara tangan Anda yang lain menunjuk ke tempat duduk yang telah disiapkan itu. Mintalah ia pindah dengan nada suara Anda yang tenang;
-         Ketika ia masih menolak, ulangi lagi metode yang sama dengan menambahkan kata: "Saya ingin melanjutkan pelajaran, tapi kamu menghalangi saya. Saya menanti respon positifmu". Pada titik ini, biasanya siswa akan memenuhi permintaan Anda;
-         Jika ia masih bertahan, maka untuk menyelesaikan masalah, katakanlah kepadanya: "Baiklah kalau begitu, saya tidak ingin membuang waktu teman-temanmu. Di akhir pelajaran nanti, ada yang harus saya bicarakan denganmu";
-         Anda mesti memberikan hukuman yang bersifat mendidik kepadanya, sebab teman-temannya pasti menunggu hukuman apa yang akan Anda jatuhkan kepadanya. Jika hukuman Anda tidak tegas, bisa jadi siswa-siswa lain akan mengulangi hal serupa kepada Anda.

10.             Pakaian seragam.
Di antara aturan yang ada di sekolah adalah keharusan memakai pakaian seragam. Bagaimana cara mengatasi siswa yang tidak mentaati aturan ini di dalam kelas? Menurut penulis, caranya adalah dengan memberikan peringatan pertama, dan di dalam kelas, di awal pelajaran berikan sindiran secara halus atas pelanggaran yang dilakukan. Setelah lima belas menit, keluarkan catatan yang berisikan nama-nama siswa yang melanggar aturan untuk disampaikan ke bagian administrasi sekolah. Dengan cara ini, terkadang mereka akan patuh memakai seragam. Tapi jika ada yang masih bersikeras melanggar, pindahkan ia ke kantor untuk diberi hukuman. Sepakati dengan bagian administrasi untuk tidak memasukkannya ke dalam kelas selama tidak mentaati aturan. Tapi harus dicatat, bahwa Anda perlu menjelaskan kepada para siswa mengapa Anda mengambil tindakan seperti itu.

Catatan: Jangan merasa bersalah ketika bagian administrasi ternyata tidak berpihak kepada Anda, tetapi justru kepada siswa. Ini bukan berarti Anda bersikap negatif, tetapi masalahnya lebih pada bagian administrasi. Berarti bagian administrasilah yang membutuhkan solusi. Karena itu, Anda harus meyakinkan mereka akan pentingnya komitmen terhadap peraturan.

11.             Handphone.
Keberadaan handphone di dalam kelas menjadi salah satu sebab kelalaian siswa. Oleh karena itu, jika ada aturan sekolah yang melarang handphone, Anda punya hak untuk mengambilnya dari tangan para siswa sambil meyakinkan mereka bahwa handphone itu akan diletakkan di tempat yang aman.

12.             Mengatasi kebosanan.
Beberapa permasalahan di kelas biasanya muncul karena pelajaran yang monoton sehingga menyebabkan kebosanan siswa. Hal itu bisa jadi karena pelajaran Anda mengandung inti yang sama dengan pelajaran sebelumnya. Jika Anda ingin membuang kebosanan ini, Anda bisa mencoba beberapa ide berikut:
-         Minta kepada siswa untuk mengubah posisi dan gerakan mereka. Misalnya, Anda bisa berdiri di belakang supaya mereka merubah posisi untuk melihat Anda, atau minta mereka ke meja Anda untuk melihat sebuah gambar misalnya;
-         Menonton televisi atau komputer akan mendatangkan kesegaran. Anda tidak perlu terlalu banyak mengomentari isi tontonan. Jadikankah ini sebagai salah satu materi pelajaran.
-         Perlihatkan kepada mereka hadiah dalam bungkusan yang mereka tidak tahu isinya, kemudian berikan hadiah ini di akhir pelajaran kepada siswa yang paling menonjol.

13.             Saya tidak punya pena.
Untuk mengatasi permasalahan siswa yang tidak membawa pena, penulis mengusulkan supaya Anda memiliki beberapa pena. Supaya pena Anda tidak hilang, ada baiknya Anda menandai pena dengan warna atau sebaiknya nomor. Anda mesti mencatat nama siswa dan warna pena yang dipinjamnya. Dengan cara itu, pena Anda tidak akan hilang.

14.             “Kita sudah pernah melakukan ini!”.
Bisa jadi Anda akan mendengarkan kata-kata ini dari siswa ketika melakukan sebuah simulasi. Jangan marah, tetapi katakan kepadanya bahwa ia benar, namun kita terpaksa mengulanginya kembali dari sisi yang berbeda. Atau katakan bahwa disebabkan temanya yang luas, kita perlu pengulangan untuk menegaskannya. Atau katakan bahwa ini adalah untuk mengulang pelajaran.

Catatan: jika Anda tidak memiliki tujuan yang jelas, tidak perlu mengadakan simulasi yang berulang, karena akan mendatangkan kebosanan.

15.             “Saya kurang enak badan”.
Kata-kata seperti ini bisa jadi jujur keluar dari mulut siswa atau sekedar main-main. Untuk membedakannya, perhatikan siswa sekitar sepuluh menit, jika Anda melihat ia benar-benar sakit, ikuti prosedur yang ada untuk mengantarkannya ke klinik.

16.             Membicarakan guru lain.
Terkadang ada siswa yang mengkritik guru lain di hadapan Anda. Jangan pernah membiarkan ia melakukan itu. Katakan kepadanya bahwa ini bukan bagian dari pelajaran kita. Jika ia masih bersikeras membicarakan itu setelah diperingatkan, sampaikan ke bagian administrasi, dan bersikap tegaslah kepadanya.

17.             Ketergantungan siswa remaja.
Karena satu dan lain hal, ada remaja yang sangat tergantung kepada gurunya. Jika Anda menghadapi masalah ini, cara mengatasinya adalah dengan bersikap seakan tidak tahu. Jika ia berusaha membuka topik pembicaraan khusus dengan Anda, alihkan ia ke guru lain. Jika ia mengirimkan surat kepada Anda, sampaikan ke bagian administrasi, dan tetap perlakukan ia seperti biasa, tanpa diskriminasi.

18.             Mengganggu di jalan.
Ketika ada siswa yang melontarkan komentar tidak sedap atau mencela Anda di jalanan, jangan tergesa-gesa mengambil tindakan. Adakanlah pertemuan di sekolah dengan mempertemukan antara bagian administrasi dengan siswa dan walinya. Di sini, sampaikan kepada siswa bersangkutan bahwa apa yang ia lakukan adalah tidak baik, sembari menyampaikan hukuman yang harus diterimanya. Dianjurkan untuk mengakhiri pertemuan dengan saling memaafkan dan mengembalikan kondisi seperti sebelumnya.

***
Bab Kelima:
Memberi Hadiah dan Hukuman

1.     Menahan siswa di sekolah setelah pelajaran usai.
Penulis memandang bahwa menghukum siswa dengan cara mengurungnya di kelas setelah jam pelajaran memiliki sisi negatif, walaupun ada faedahnya. Di antara sisi negatif itu adalah:
-         Menambah ketegangan hubungan dengan siswa;
-         Menambah tugas administratif guru;
-         Membuang-buang waktu, karena guru harus memonitor pelaksanaan hukuman;
-         Semakin membuang waktu ketika ternyata hukuman yang dijatuhkan tidak dilakukan;
-         Menyebabkan hubungan yang tidak baik dengan keluarga murid.

Oleh karena itu, penulis melihat perlunya memberikan peringatan resmi terkait hukuman ini sebelum dijatuhkan. Usahakan agar peringatan ini tegas di hadapan siswa, supaya mereka takut sebelum hukuman benar-benar dijatuhkan.

2.     Membidik biang keributan.
Ketika terjadi kericuhan di kelas, tidak objektif jika seluruh kelas dihukum, karena biasanya ada yang terlibat dan ada yang tidak. Tugas Anda adalah memberikan hukuman hanya kepada biang keributan.

3.     Jenjang hukuman.
Ketika terjadi keributan besar di kelas, jangan tergesa-gesa secara emosional memberikan hukuman, sehingga akan menambah keributan. Akan tetapi keluarkanlah kata-kata perintah dengan jelas, tenang, tegas, dan menggunakan bahasa yang umum menyebut perilaku yang tidak baik disertai hukumannya. Misalnya, katakanlah: “Mulai saat ini, bila ada di antara kalian yang bergerak dari tempat duduknya, maka itu akan dihitung sebagai satu kesalahan baginya.” Jika kemudian ada yang melanggar, tulis namanya dengan jelas dan dapat dilihat oleh seluruh siswa, kemudian kembalilah menerangkan pelajaran.

4.     Memuji siswa.
Sebagian guru terkadang menggunakan ungkapan negatif untuk menenangkan kelas, sehingga justru menambah ketegangan suasana. Seandainya Anda bisa menggunakan pujian yang mengandung kritikan tentu akan lebih mudah untuk diterima. Misalnya, katakan: "Khalid, saya tidak percaya bahwa kamu memotong pembicaraan saya, karena kamu adalah anak yang selalu mendengarkan dengan baik".

5.     Menarik undian hadiah.
Bentuknya adalah dengan membuat hadiah mingguan yang disukai  siswa. Anda bisa memberikan kesempatan kepada siswa yang tidak pernah melanggar aturan untuk menarik undian hadiah itu. Syaratnya adalah jangan sampai hadiah kehilangan tujuan dan orientasinya.

6.     Hukuman yang setimpal.
Bentuk hukuman harus sesuai dengan besar atau kecilnya pelanggaran. Kesalahan yang besar harus diberikan hukuman yang berat, demikian juga sebaliknya. Hukuman yang setimpal akan menjadikan hukuman itu sukses menjalankan perannya dalam proses pendidikan.

7.     Membedakan antara siswa dan tingkah lakunya.
Penulis melihat bahwa merupakan suatu kesalahan fatal ketika hanya menyampaikan kritik kepada siswa yang melakukan kesalahan. Seharusnya, kritik harus disertai dengan menyebutkan sisi positif yang dimiliki si siswa. Tujuannya adalah supaya ia tidak mengambil sikap membela diri. Ia justru akan melihat bahwa kritikan itu semata-mata adalah untuk kesalahannya, bukan untuk pribadinya.

8.     Berilah hadiah!
Sebaiknya Anda selalu memiliki sarana-sarana motivasi yang berkesinambungan, sehingga Anda dapat mengapresiasi setiap siswa yang melaksanakan tugas dengan baik, supaya ia semakin kuat.  Bagus juga bila Anda mengumumkan hadiah dari awal pelajaran sehingga seluruh siswa termotivasi sejak awal.

9.     Refreshing dengan video.
Penulis melihat bahwa Anda perlu memberikan refreshing kepada para siswa Anda, tetapi dengan porsi yang terbatas. Jadikan kegiatan ini sebagai hadiah untuk mereka. Pilihlah materi yang cocok untuk ditonton, dan tegaslah ketika Anda menentukan pilihan, agar Anda tidak bingung menampung keinginan-keinginan mereka.

***


Bab Keenam:
Memperluas Skala Hubungan dengan Siswa

1.     Buatlah kelompok studi di luar jam sekolah.
Metode ini sangat efektif untuk menjalin hubungan yang kuat dengan siswa. Cara ini akan sangat efektif bahkan untuk siswa yang nakal sekalipun. Teknisnya bisa dengan menentukan waktu pertemuan dengan siswa di hari apa saja seusai jam pelajaran. Ini akan membantu guru untuk meluruskan banyak perilaku salah yang ada pada siswa. Pengaruh ini muncul karena siswa merasakan perhatian Anda kepada mereka.

2.     Asisten Guru.
Maksudnya adalah menyediakan dua orang guru untuk satu kelas atau satu mata pelajaran. Satu orang sebagai guru inti dan yang lain sebagai asisten.  Mereka berdua bisa saling melengkapi dalam proses belajar-mengajar. Saya tidak tahu apakah ini sudah diterapkan di sekolah-sekolah kita atau belum, meskipun saya pernah melihat sekolah khusus putri pernah mempraktikkannya.

Ide penulis berkisar seputar usaha mengefektifkan peran asisten guru dengan langkah-langkah berikut:
-         Memperlihatkan kepadanya metode Anda mengajar;
-         Mengikutsertakannya dalam menyelesaikan permasalahan;
-         Memberinya wewenang yang cukup;
-         Mengikutkannya di kelas untuk menenangkan siswa yang berbuat keributan;
-         Mengikutsertakannya ketika menerangkan pelajaran agar ada variasi suara.

3.     Datangkan bintang tamu!
Akan sangat menyenangkan ketika Anda menghadirkan bintang tamu yang memiliki kelebihan dan ilmu yang menarik siswa, apa lagi bila si bintang tamu berasal dari daerah yang sama. Ini akan memberikan warna ceria di kelas, sekaligus menambah keterkaitan siswa dengan kelasnya. Diantara hal yang membantu kesuksesan ide ini adalah perencanaan yang matang serta kecermatan memilih tema yang cocok untuk bintang tamu yang diundang.

4.     Jalin komunikasi dengan wali murid!
Hal ini sudah dipraktikkan di banyak sekolah, namun di antara hal yang dapat membantu menjadikan komunikasi ini efektif adalah kecermatan memilih ungkapan yang tepat dalam menggambarkan kemampuan siswa dan metode yang Anda inginkan untuk mengatasinya. Misalnya, Anda dapat mengatakan, "Sa'id memilki potensi yang bagus, dan kita perlu mengembangkannya agar kemampuan belajarnya meningkat. Metode apa yang Anda usulkan untuk meningkatkan kemampuannya dan mengatasi penghalang potensinya?".

5.     Dokumentasikan kesepakatan dengan wali murid.
Adalah sangat penting mendokumentasikan secara tertulis kesepakatan antara Anda dengan wali murid, lengkap dengan tanggalnya. Akan lebih bagus lagi bila Anda menyampaikan kepada murid kesimpulan pertemuan Anda dengan orang tuanya.

6.     Desain ulang kelas Anda!
Ini penting dilakukan untuk membantu Anda mengelola kelas dan memudahkan gerak Anda di dalamnya. Di antara yang harus dilakukan misalnya adalah:
-         Posisikan tempat duduk siswa-siswa yang bandel berhadapan dengan Anda;
-         Pisahkan tempat duduk para biang keributan antara satu dengan yang lain;
-         Beri jarak antar tempat duduk sesuai dengan yang Anda inginkan;
-         Buatlah jarak antara papan tulis dengan bagian depan kelas;
-         Letakkan alat-alat kebutuhan Anda pada posisi terdekat, sehingga bisa dijangkau dengan tangan Anda.

7.     Kaidah emas dalam merancang posisi duduk.
Di awal tahun ajaran, Anda perlu mengatur tempat duduk para siswa sehingga turut membantu kesuksesan proses belajar-mengajar Anda. Dalam pengaturan ini, yang perlu dipertimbangkan antara lain adalah faktor siswa-siswa yang memiliki kebutuhan khusus (seperti cacat dan sejenisnya), siswa yang suka membuat keributan, dan lain-lain. Anda harus komitmen dengan pembagian yang Anda lakukan, jangan terpengaruh oleh permintaan siswa ataupun wali murid selama tidak ada alasan yang bisa diterima.

8.     Siswa harus tetap di tempat duduknya.
Penulis menyarankan kepada Anda agar tidak memperbolehkan siswa beranjak dari tempat duduknya tanpa izin, dalam kondisi apa pun. Oleh karena itu, Anda mesti membuat aturan khusus yang menampung berbagai keluhan siswa tanpa melanggar aturan lain. Tanpa adanya aturan ini, siswa akan tergiring untuk melanggar semua instruksi Anda.

9.     Cara memindahkan sebuah kelompok.
Ketika Anda perlu memindahkan para siswa ke ruang lain, agar tidak terjadi keributan di tengah proses perpindahan, sebaiknya Anda mengatur tempat perpindahan sebelum perpindahan dimulai. Anda juga perlu memberi tahu siswa tentang tempat dan waktu perpindahan. Kemudian aturlah proses perpindahan mereka, dan berdirilah Anda untuk menyambut mereka.

10.             Berdua dengan seorang siswa.
Penulis menilai bahwa adalah sebuah kesalahan ketika Anda mencela atau memuji siswa tatkala ia sendiri. Ini perlu dihindari supaya Anda tidak dituduh memperlakukan siswa dengan tidak baik. Oleh karena itu, usahakanlah untuk melakukan itu ketika ada orang lain meskipun hanya satu orang.

11.             Ingatkan siswa tentang faktor-faktor pembantu mewujudkan perilaku terpuji.
Di antara hal yang memudahkan siswa untuk komitmen dengan sebuah aturan adalah ketika mereka mengetahui sarana untuk menjalankannya, serta urgensi dan tujuan diberlakukannya. Ini jauh lebih baik daripada sekedar memberikan perintah tanpa menerangkannya.

***
Bab Ketujuh:
Bagaimana Memenej Diri Anda?

1.     Buatlah dua buah jadwal!
Jadwal pertama adalah jadwal mata pelajaran, dan ini sudah kita ketahui. Adapun jadwal kedua adalah jadwal melakukan evaluasi dan penilaian yang Anda lakukan di luar jam belajar. Manfaat dari jadwal ini adalah untuk merencanakan pekerjaan Anda, sehingga memudahkan Anda melaksanakannya. Di samping juga untuk menghilangkan rasa tidak nyaman dalam diri guru ketika kurang optimal melaksanakan tugas, atau tidak melakukannya sepenuh hati ketika sebenarnya mampu melakukan itu. Perlu diingat, bahwa jadwal yang Anda buat harus realistis.

2.     Buatlah skala prioritas!
Tugas yang diembankan kepada guru terkadang begitu banyak sehingga tidak mungkin dilaksanakan secara keseluruhan. Oleh karena itu, adalah suatu keniscayaan bagi Anda untuk menyusun semua tugas sesuai dengan prioritasnya. Anda dapat mengklasifikasikannya kepada kategori-kategori berikut:
-         Yang wajib saya lakukan;
-         Yang harus saya lakukan;
-         Yang sebaiknya saya lakukan;

Ini akan memudahkan Anda untuk menentukan mana yang pertama harus dilakukan. Ada baiknya bertanya kepada orang yang sudah berpengalaman tentang kebenaran klasifikasi tugas Anda sebelum dilaksanakan.

3.     Relaksasi.
Guru mungkin termasuk salah satu profesi yang paling banyak mengundang ketegangan urat syaraf. Ini tentu akan berpengaruh kepada kesehatan guru dan pengabdiannya kepada sekolah. Oleh karena itu, menjadi suatu hal yang mendasar bagi seorang guru untuk memiliki keterampilan relaksasi dan membuat waktu khusus untuk menikmati masa santai. Waktu-waktu ini harus selalu dijaga dan termasuk ke dalam prioritas.

Di antara keterampilan relaksasi yang dianjurkan penulis ketika seseorang berada dalam tekanan berkelanjutan adalah:
-         Genggamlah kedua telapak tangan Anda dengan kuat dari hitungan satu sampai tujuh, kemudian lepaskan kembali. Ulangi berkali-kali sampai Anda merasakan bahwa ketegangan dalam diri Anda menghilang;
-         Tarik nafas Anda dengan penuh konsentrasi, lalu keluarkan dengan tenang dan perlahan. Anda cukup melakukannya sampai sepuluh kali untuk membuat Anda kembali tenang;
-         Berjalanlah semampu Anda di dalam kelas atau di sela-sela jam pelajaran.

Dan yang lebih bagus dari ini semua tentu adalah petunjuk Rasulullah Saw. untuk menghilangkan kemarahan, yaitu dengan berwudhuk, shalat, dan mengganti posisi Anda, termasuk dalam hal ini berjalan kaki.

4.     Berolah raga.
Untuk menghilangkan tekanan psikologis akibat pekerjaan, khususkan waktu satu jam setiap hari sebanyak tiga hari dalam seminggu untuk menjalani olah raga yang tidak terlalu membutuhkan tenaga. Lakukan ini terus-menerus, dan jangan tinggalkan karena sebab apa pun.

5.     Liburan.
Sediakan waktu satu hari setiap minggunya untuk melepaskan diri Anda dari rutinitas sekolah. Ini akan memperbarui tenaga Anda dan membuat Anda dapat kembali bekerja dengan kondisi yang lebih bersemangat.

6.     Bagaimana Anda kembali menjadi murid?
Penulis mengusulkan agar seorang guru mengambil kursus di sore hari untuk memecah rutinitas mengajar. Ini juga penting untuk menambah pengetahuan dan memperluas relasi Anda. Selain itu, Anda pasti akan semakin percaya diri ketika berhasil mendapatkan ilmu dan pengetahuan-pengetahuan baru.

7.     Kurangi kecepatan ritme gerak Anda.
Penulis melihat bahwa jika Anda membiasakan diri berperilaku tenang dan tidak terburu-buru saat makan, berjalan, dan lain-lain, ketegangan juga akan lambat menyerang Anda, dan ini akan membantu kualitas kontribusi Anda.

8.     Ingat teman- teman Anda!
Ada sebagian guru yang memberikan seluruh waktunya untuk profesinya sebagai seorang guru, dengan mengenyampingkan sisi pertemanan dalam hidupnya. Pada gilirannya, ia pun kemudian merasa telah memperlakukan teman-temannya dengan tidak baik. Kondisi seperti ini kurang cocok untuk psikologis seorang guru, karena pertemanan dengan orang di luar lingkungan sekolah akan membantu seorang guru melaksanakan tugasnya tanpa merasa terkucilkan dari masyarakat. Tugas seorang guru dalam hidup tidak hanya untuk mengajar dan bekerja. Karena itu, sebaiknya Anda memanfaatkan sebagian waktu Anda untuk berkunjung ke teman-teman Anda.

9.     Mandi air hangat.
Usahakan untuk mandi dengan air hangat sebelum tidur, kemudian tidurlah dengan rileks. Jangan sampai Anda bekerja sampai larut malam, karena ini akan membuat Anda tegang, dan akan berpengaruh terhadap aktivitas Anda di pagi harinya.

10.             Buatlah catatan sederhana.
Buatlah sebuah catatan khusus di akhir pekan untuk mengabadikan pekerjaan paling penting yang telah Anda lakukan, keputusan paling penting yang telah Anda ambil, aktivitas terbaik Anda, serta janji serta rencana-rencana Anda. Kemudian letakkan catatan ini di tempat yang mudah Anda jangkau, supaya Anda bisa mengambil manfaat darinya.


****
**
*


Komentar