100 Strategi Jitu
Mengelola Perilaku Siswa
[Bekal Penting untuk Para Guru Teladan]
*
**
***
*****
***
**
*
Johnie Young
-------------------------------------------------------------------------------
Judul Bahasa Arab: “100 fikrah li-idârati Sulûkit
Thullâb wat Thâlibât”
Penulis: Johnie Young
Diringkas oleh: Sulaiman bin Ahmad As-Suwaid
Penterjemah: H. Kamarullah, S.Pd, MM. & Oktarizal
Fiardi, Lc.
Editor: Irsyad Azizi, Lc., Dipl.
------------------------------------------------------------------------------------------------
Tentang Buku
Tentang Buku
Buku ini ditulis dalam bahasa Inggris oleh Johnie
Young, lalu diterjemahkan ke dalam bahasa Arab oleh Salam Hasan Khatib, dan diterbitkan
oleh pustaka Obeikan pada tahun 1997 M. (1427 H.).
Ada 100 trik menarik yang ditawarkan oleh buku ini
untuk membantu para guru dalam mengendalikan suasana kelas mereka. Trik-trik ini
terbagi ke dalam tujuh bab pembahasan, dengan judul masing-masing sebagai
berikut:
1. Kenali Siswa
Anda;
2. Bagaimana
Tetap Tenang di Tengah Keributan;
3. Agar Semua
Berjalan Baik di Dalam Kelas;
4. Mengatasi
Masalah yang Berkembang;
5. Memberi Hadiah
dan Hukuman;
6. Memperluas
Skala Hubungan dengan Siswa;
7. Bagaimana
Memenej Diri Anda?
Berikut kami nukilkan secara ringkas mukaddimah buku
ini, karena di dalamnya terkandung nilai-nilai psikologis dan edukatif yang tentu
dapat ditangkap oleh para guru seperti Anda.
***
Mukaddimah
Mukaddimah
Penulis adalah seorang pegawai administrasi di sebuah
bank selama enam belas tahun. Akan tetapi, seperti yang ia tuturkan,
"Cita-cita saya dalam hidup adalah menjadi seorang guru, saya ingin memiliki
pengaruh bagi satu generasi yang utuh". Untuk mewujudkan impiannya itu, ia
mengambil kuliah paruh waktu di sebuah universitas terbuka, sampai kemudian ia berhasil
lulus. Sebagai latihan, ia lalu berinisiatif mengajar para pegawai bank, serta membuka
kelas khusus untuk mengajar orang-orang dewasa di malam hari.
Ketika sudah mulai mengajar, ia merasa syok karena
profesi barunya ini. Ia mengatakan, "Terus terang saya katakan, pekerjaan mengajar
itu seperti di medan tempur. Ya, saya bisa memahami mata pelajaran saya dengan
baik, akan tetapi permasalahannya, saya tidak tahu cara mengajarkannya. Para
siswa merasa bosan dengan pelajaran yang saya ajarkan. Sepanjang hari, saya
sering berteriak, melontarkan puluhan ancaman, serta memberikan berbagai hukuman.
Dan di akhir setiap pelajaran, saya selalu merasa begitu lelah dan
frustasi".
Akan tetapi, ia tidak pernah menyerah menghadapi realitas
ini. Ia juga tidak mau melemparkan kesalahan kepada para siswa dan orang lain. Ia
justru terus berpikir apa yang mungkin dirubah dari dirinya, dan di mana sumber
kesalahan pada dirinya. Karena itu, ia pun mulai merubah diri, termasuk juga
cara mengajarnya. Hal itu ia dapatkan melalui ketekunannya mengunjungi para guru
yang sudah punya pengalaman tinggi dalam mengajar. Ia berusaha membandingkan
antara cara dan sarana mereka mengajar dengan cara dan sarana yang ia gunakan. Ia
mengatakan, "Aku mengajukan banyak pertanyaan kepada mereka, lalu
merekamnya dalam buku catatan". Sampai akhirnya, ia memiliki banyak lembar
catatan. Ia melanjutkan ceritanya, "Ketika sebuah pelajaran berjalan
dengan sukses, saya duduk menganalisa faktor-faktor di balik kesuksesan itu,
kemudian saya pun mencatat sebab inti dari suksesnya pelajaran".
Beginilah seterusnya, sampai kemudian ia memiliki akumulasi
pengalaman yang ia sarikan dari berbagai percobaan dan pengalaman pribadinya,
untuk kemudian dipersembahkan kepada para guru dan berbagai kalangan lain.
Perlu diketahui, penulis mengajar di sekolah menengah tingkat atas.
Saya yakin Anda, para guru atau pembimbing, tidaklah
memiliki kemampuan yang kurang dari penulis ini untuk mencatat apa saja yang
Anda temui dalam proses mengajar.
***
Bab Pertama:
Kenali Siswa Anda!
1. Kenali nama
para siswa!
Di antara cara untuk menghafal nama mereka adalah:
·
Atur tempat duduk mereka berdasarkan abjad;
·
Tulis nama mereka di meja;
·
Buatlah denah kelas berdasarkan tempat duduk para
siswa disertai nama dan photo mereka.
Di antara buku yang dapat membantu Anda untuk meningkatkan
kemampuan menghafal nama adalah sebuah buku kecil yang ditulis oleh Gregor
Staub dengan judul: “Siapa Nama Si Fulan?; Mulai Sekarang Anda Tidak
Akan lupa Nama dan Wajah Siapa pun”. Sebuah buku yang merupakan bagian dari
silsilah bukunya: “Mega Memory”.
2. Ketahui kesukaan
siswa Anda!
Hal ini akan membantu Anda untuk memilih tema dan
contoh yang dapat menarik perhatian mereka, sehingga membuat mereka fokus
mengikuti pelajaran yang Anda sampaikan.
Untuk mengetahui hal ini, bisa dengan cara membagikan
angket di awal tahun ajaran.
3. Bangkitkan
semangat belajar siswa dengan cara mengetahui tujuan hidup mereka.
Sarana-sarana untuk mewujudkannya hampir sama dengan
poin kedua, karena keduanya sama-sama faktor pembangkit motivasi siswa, tetapi
berbeda jenis.
Adalah tidak diragukan lagi, bahwa beragamnya
motivasi adalah elemen penting untuk
memastikan bahwa para siswa dapat memperhatikan pelajaran secara
berkesinambungan. Motivasi yang berusaha dibangkitkan di sini adalah motivasi
internal dari dalam diri siswa. Dan motivasi internal lebih kuat dan lebih
tahan lama daripada motivasi eksternal.
4. Perkuat perasaan
siswa akan urgensi pekerjaannya.
Kebanyakan siswa yang suka membuat keributan
biasanya tidak memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Mereka merasa bahwa pekerjaan-pekerjaan
yang mereka lakukan tidak bernilai dan tidak bermanfaat.
Dalam hal ini, sebagai seorang pendidik, Anda dituntut
untuk memberikan apresiasi terhadap setiap pekerjaan yang dilakukan oleh siswa
Anda. Anda harus menjelaskan kepadanya arti penting dari pekerjaan yang ia
lakukan untuk dirinya dan orang lain. Terangkan kepadanya betapa pentingnya ia
telah hadir di kelas, membawa peralatan sekolah, tidak ribut di dalam kelas, menjaga
kebersihannya, berpartisipasi dengan siswa lain dalam sebuah pekerjaan, mengerjakan
tugas, apalagi berpartisipasi aktif dalam mengikuti pelajaran, meskipun masih
minim.
Dan Anda jangan lupa untuk mengulang-ngulang ini. Bisa
jadi, pada awalnya ia tidak percaya, namun ketika apresiasi itu terus berulang,
ia akan merasakan arti penting pekerjaan yang ia lakukan, dan itu akan
mendorongnya untuk terus berkontribusi.
5. Bekali
diri dengan jiwa humor.
Humor dan candaan sangat penting untuk menciptakan
suasana keakraban yang disukai oleh setiap orang, baik guru maupun murid. Ketika
mempraktikkan strategi ini, Anda harus memperhatikan beberapa hal berikut:
a) Bercandalah
ketika Anda meyakini akan mampu menguasai kondisi kelas sebagai efek dari candaan
itu. Pastikan bahwa setelah itu kontrol suasana kelas tidak lepas dari tangan Anda;
b) Buatlah
humor yang berkaitan dengan Anda atau materi yang sedang dibahas. Jangan
sekali-kali membuat humor yang berkaitan dengan pribadi siswa, adat istiadat mereka,
daerah mereka, atau sesuatu yang mereka anggap penting. Anda harus ingat, bahwa
humor yang menyinggung seorang siswa tidak akan pernah ia lupakan, dan ia akan
memandang bahwa itu adalah penghinaan terhadapnya. Jika ia mampu untuk membalasnya
saat itu, pasti ia akan lakukan. Akan tetapi jika ia tidak mampu, humor negatif
itu akan terus menjadi penghalang dalam dirinya untuk mengambil manfaat dari
ilmu Anda.
6. Teman
atau musuh?
Sebagian guru ada yang berusaha untuk mengambil
hati para siswanya. Meskipun ini merupakan hal yang baik, tetapi jangan sampai
dilakukan secara berlebihan. Tugas Anda di kelas adalah sebagai seorang pemimpin,
dan mustahil disebut sebagai pemimpin bila tidak dapat menunjukkan ketegasan
ketika itu dibutuhkan. Ini bukan berarti menuntut Anda untuk menunjukkan sikap
keras dan kiler yang bukan pada waktunya. Karena jika Anda selalu
bersikap keras, berarti Anda sedang memposisikan diri untuk bermusuhan dengan siswa.
Tetapi jika Anda tidak pernah memperlihatkan ketegasan, Anda pun akan
diremehkan oleh mereka.
Karena itu, buatlah batasan-batasan yang jelas untuk
relasi Anda dengan mereka, sehingga Anda akan dapat tenang dan bebas dari
berbagai permasalahan. Pepatah mengatakan, “Jangan terlalu lunak, supaya Anda
tidak diperas, tapi jangan terlalu keras, supaya Anda tidak dipatahkan”.
7. Sikap
Anda akan sangat membantu.
Yang dimaksud oleh penulis adalah bahwa kondisi
psikologis Anda sebelum memasuki kelas akan sangat berpengaruh terhadap
performa Anda ketika mengajar, dan itu akan tecermin dalam setiap gerak,
tingkah laku, dan kata-kata Anda. Oleh karena itu, berusahalah untuk menguasai
perasaan Anda, menanamkan sikap optimis, dan memunculkan kebahagiaan dalam jiwa
Anda, bahkan meskipun itu hanya sandiwara.
Sekitar lima sampai sepuluh menit sebelum memulai
pelajaran, perlihatkanlah kepada para siswa bahwa Anda sedang berbahagia. Setelah
itu, Anda akan melihat ada sesuatu yang berubah pada diri siswa Anda.
8. “Bintang
Kelas” hari ini!
Beritahukan kepada siswa Anda, bahwa setiap harinya
Anda akan memilih seorang "bintang" kelas. Tentukanlah pula standarisasinya
bersama para siswa Anda, misalnya:
·
Faktor kesungguhan. Artinya, ada siswa yang berusaha
keras untuk sungguh-sungguh dalam belajar, dan itu berhak mendapatkan apresiasi,
meskipun ia tidak mencapai hasil yang diharapkan;
·
Faktor kesempurnaan dalam menunaikan tugas;
·
Faktor keaktivan dalam proses belajar;
·
Dan seterusnya.
Di setiap akhir pelajaran, umumkan "bintang"
kelas itu. Lebih bagus lagi kalau namanya dipajang dan dijelaskan sebab-sebab
keberhasilannya di hadapan para siswa, sehingga menjadi motivasi bagi mereka.
Strategi ini berupaya memanfaatkan keinginan
internal setiap individu untuk berprestasi dan terlihat istimewa di depan orang
lain.
***
Bab Kedua:
Bab Kedua:
Bagaimana Tetap Tenang di Tengah Keributan
1. Buatlah perencanaan
yang matang.
Ketika Anda membutuhkan alat-alat seperti pena,
kertas, dan lain-lain, sementara Anda lupa membawanya, Anda otomatis akan
meminjamnya dari para siswa atau dari kelas lain. Hal ini berpotensi menimbulkan
aktivitas dan suara yang tidak diinginkan di dalam kelas.
Masalah ini bisa Anda atasi jika Anda memiliki
perencanaan yang matang dan menyiapkan berbagai kebutuhan sebelum mengajar.
Dengan demikian, Anda pun akan dapat menyampaikan pelajaran dengan mudah dan
mengalir.
Hal ini juga bisa diterapkan untuk hal-hal yang
Anda perkirakan akan dibutuhkan oleh siswa saat Anda memberi latihan dan
simulasi yang sifatnya baru bagi mereka dan mereka belum memiliki persiapan
untuk itu.
2. Jadilah
pribadi yang positif!
Maksudnya, ungkapan yang Anda gunakan ketika ingin
mengingatkan atau memperbaiki tingkah laku siswa harus berbentuk bahasa yang
menunjukkan harapan Anda dari mereka, bukan ungkapan yang menggambarkan
perilaku mereka yang salah.
Contoh ungkapan yang salah adalah: "Saya
sudah ingatkan kamu sebelumnya untuk tidak berbicara, akan tetapi kamu masih
saja mengganggu saya!"
Ungkapan yang disarankan sebagai gantinya adalah: "Bagus!
Kebanyakan siswa sudah tampak diam, tapi
masih ada yang berbicara, dan saya menunggu sampai semuanya diam". Dan
ungkapan ini sebaiknya disampaikan dengan mimik yang tegas.
3. Jangan
berteriak!
Ketika terjadi keributan di dalam kelas, jangan
sekali-kali berteriak untuk menenangkannya, karena itu akan menguras energi
Anda, tidak berguna untuk para siswa, serta membuat penampilan Anda terlihat
tidak wajar di mata para siswa.
Akan tetapi, coba ikuti langkah-langkah berikut:
·
Berdiri dan tunggulah sebentar dengan memokuskan
pandangan Anda ke suatu arah. Akan ada penjelasan tentang pandangan yang
efektif di strategi keempat belas (poin
keenam pada bab II);
·
Perkecil nada suara Anda sehingga siswa sulit untuk
mendengarnya, dan mereka terpaksa harus diam;
·
Berhentilah sejenak dan pandanglah siswa yang Anda
tegur beberapa menit, tetapi jangan terlalu lama, sehingga tidak sempat bermunculan
berbagai komentar;
·
Angkat tangan Anda tinggi-tinggi untuk menenangkan
siswa.
Setelah melakukan langkah-langkah ini, terkadang
Anda terpaksa untuk meninggikan suara. Ketika itu harus dilakukan, gunakanlah
ungkapan yang pendek dan terarah, kemudian kembali turunkan tekanan suara Anda.
4. Pentingnya
bahasa tubuh.
Ketika Anda berada dalam kelas, tidak hanya ada 60
telinga yang mendengarkan Anda, tetapi juga ada 60 mata yang memperhatikan
Anda. Oleh karena itu Anda jangan berinteraksi hanya dengan kata-kata, tetapi
juga dengan melibatkan tubuh Anda (tangan, mata, ekspresi wajah, berhenti,
berpindah tempat, dll.). Anda dituntut untuk mengatur berbagai gerakan, bukan
menyembunyikannya di belakang meja.
Selain pentingnya bahasa tubuh dalam penyampaian
informasi, ia juga sangat penting untuk bisa mengelola kelas. Berikut ini
beberapa kaidah terkait bahasa tubuh yang akan membantu Anda untuk menguasai
kelas:
a) Tatapan
dan gerakan Anda harus mencerminkan kepercayaan diri;
b) Berdirilah
dengan tegap;
c) Perhatikan
para siswa secara kontiniu melalui pandangan Anda;
d) Beri peringatan
kepada siswa terkait apa yang mereka lakukan, karena itu membuat mereka merasa bahwa
Anda memperhatikan kelakuan mereka secara detail;
e) Buatlah
kesepakatan dengan para siswa terkait isyarat-syarat yang menunjukkan instruksi
untuk mengatur kelas;
f)
Berusahalah
meletakkan segala kebutuhkan Anda di tempat yang dapat Anda jangkau dengan tangan,
sehingga gerakan Anda tidak menimbulkan keributan;
g) Berdirilah
di posisi yang bisa dilihat oleh seluruh siswa ketika Anda menunjuk ke papan
tulis;
h) Berdirilah
di tempat yang memungkinkan Anda memantau seluruh isi kelas;
i)
Sampaikan instruksi-instruksi
Anda dengan tenang dan penuh percaya diri;
j)
Jangan tergesa-gesa.
5. Isyarat
yang menarik.
Strategi ini diterapkan dengan mencetuskan kesepakatan
dengan para siswa tentang isyarat-isyarat tertentu dari Anda yang langsung
mereka pahami maksudnya. Hal ini akan banyak menghemat waktu dan tenaga guru.
Ide-ide untuk hal seperti ini banyak dan beragam.
Dengan berpikir sebentar, seorang guru dapat menemukan sarana-sarana baru yang
inovatif untuk menerapkannya. Ada yang cukup dengan gerakan tubuh, ada pula yang
berbentuk gambar-gambar tempelan di dalam kelas seperti rambu lalu lintas,
sebagaimana yang saya saksikan di beberapa sekolah, dan masih banyak cara-cara
yang lain.
6. Pandangan
yang efektif.
Salah satu sarana komunikasi dengan siswa adalah
melalui pandangan. Melalui pandangan tertentu, Anda bisa memperlihatkan ketidaksenangan
Anda terhadap suatu perilaku siswa, misalnya saat seorang siswa memotong
penjelasan Anda. Yang harus diingat, pandangan seperti ini harus begitu diatur
dan cermat. Ukuran lama waktunya bahkan ditentukan oleh penulis seukuran waktu Anda
mengatakan kata: "seratus ribu satu, seratus ribu dua, seratus ribu
tiga". Setelah itu, alihkan pandangan, dan lanjutkan penjelasan Anda.
Penulis mengatakan, saya bisa menjamin bahwa Anda
akan melihat betapa metode ini mempunyai efek yang kuat.
7. Jadilah
pribadi yang sopan, niscaya Anda akan
kuat!
Ketika siswa melecehkan Anda, bukanlah hal yang
baik bila Anda membalasnya dengan cara yang sama. Akan tetapi balasan Anda
mesti sopan dan tegas. Karena jika Anda tidak sopan kepadanya, ia akan
membangkang kepada Anda. Semakin banyak Anda menggunakan bahasa yang tidak
berkualitas akan semakin merugi Anda sebagai seorang guru.
8. Komitmen
dan kontiniutas.
Inti dari metode ini adalah membuat standar dan
aturan yang bisa dijalankan secara disiplin oleh siswa, dan Anda bisa
mengevaluasinya. Besikaplah realistis dalam membuat aturan untuk menguasai
kelas, sehingga memungkinkan Anda untuk menerapkannya. Karena jika sebuah
aturan tidak dilaksanakan, justru akan menambah kekacauan di dalam kelas.
Contoh yang sering dilakukan oleh para guru berkaitan dengan ini adalah memberi
tugas namun tidak memeriksanya, dikarenakan keterbatasan waktu. Hal ini akan
menyebabkan siswa tidak menaruh perhatian kepada tugas, selain juga memperparah
kesalahan siswa jika terdapat kesalahan dalam tugasnya.
9. Bersikaplah
lemah lembut.
Betapapun ributnya kelas Anda, jangan sekali-kali
Anda marah. Ingatkanlah diri Anda untuk selalu bersikap tenang. Sikap seperti ini
akan menampilkan Anda di hadapan siswa sebagai seorang yang penuh percaya diri
dan tidak terganggu oleh tingkah mereka. Setelah itu, sampaikanlah kritikan
positif kepada mereka, seperti mengatakan, "Oke, saya lihat sebagian besar
Anda mengerjakan tugas dengan baik. Adapun siswa yang di sebelah sana
diharapkan untuk meningkatkan usahanya".
Terkadang Anda membutuhkan ungkapan yang lebih
tegas dari contoh yang diberikan penulis di sini, sesuai dengan penilaian Anda
terhadap karakter dan lingkungan para siswa. Akan tetapi jangan pernah Anda
lupakan untuk selalu menjadi pribadi yang sopan dan lemah lembut. Saya melihat poin
ini sangat mirip dengan poin nomor 7.
10.
Cara
mengalihkan perhatian.
Jika ada murid yang beusaha menjebak Anda untuk
melakukan perdebatan panjang dan membuang-buang waktu, berusahalah untuk
mengalihkan perhatiannya dengan cara berikut:
-
Akui kebenaran perkataannya (jika memang benar atau
ada bagian yang benar), tanpa melihat apa
pun motivasinya mengungkapkan itu;
-
Kemudian alihkan kembali perhatian siswa ke
pembicaraan Anda sebelumnya atau ke tugas yang sedang dikerjakan oleh temannya.
Dengan cara ini, berarti Anda tidak mengabaikannya,
bahkan Anda telah mendengarkannya, sehingga ia tidak menyeret Anda untuk membicarakan
sesuatu yang tidak bermanfaat.
11.
Cara
merespon.
Sangat bagus jika Anda sudah mempersiapkan respon
yang akan Anda berikan ketika menghadapi masalah yang Anda perkirakan akan
terjadi, seperti siswa yang terlambat, siswa yang berbicara ketika proses
belajar, siswa yang tidak melaksanakan tugas, siswa yang tidak melengkapi
perlengkapan belajar, dan lain-lain.
Ketika respon yang akan Anda berikan sudah ada
dalam kepala Anda, maka Anda akan tampil percaya diri, energik, dan objektif
dengan memberikan hukuman yang adil.
Anda juga bisa mencatat berbagai respon yang Anda
berikan untuk membantu Anda memilih respon yang paling baik atau mengembangkan yang
mungkin dikembangkan.
12.
Hikmah
berpikir dua kali.
Kata-kata memilki efek yang sangat besar, baik
positif maupun negatif. Oleh karena itu, sangatlah bijak untuk memikirkan efek
dari kata-kata yang Anda sampaikan kepada siswa. Tidak jarang lahir situasi
yang berpotensi menyulut keributan akibat kata-kata Anda.
Meskipun poin ini sudah jamak diketahui dan disepakati
oleh semua orang, namun penerapannya masih sangat minim. Oleh karena itu,
ingatkanlah diri Anda untuk terus-menerus menerapkannya, karena ini sangat
penting.
Sebuah pepatah mengatakan: “Seandainya
tenggorokanku laksana tenggorokan burung onta.” Artinya, pikirkanlah semua kata-kata
sebelum terlepas dari mulut.
13.
Ungkapan
yang menyihir.
Penulis juga menyebutkan beberapa ungkapan yang
memilki pengaruh besar untuk mengendalikan suasana kelas.
·
Peganglah suatu benda di tangan Anda, kemudian
katakan: "Apakah ada yang bisa mengatakan kepada saya apakah benda yang ada
di tangan saya ini?"
·
Ketika siswa yang berpartisipasi dalam diskusi
hanya sedikit, katakanlah, "Ayo siapa lagi! Apa yang membuat kalian
terdiam? Hanya 3 orang siswa saja yang mengetahui jawabannya? Pasti tidak! Ayo
siapa lagi?"
·
Jika Anda ingin memperingatkan hukuman tertentu
kepada para siswa, katakanlah, "Baiklah, sejujurnya, saya tidak ingin
melakukan itu, akan tetapi kalian tidak memberikan pilihan lain kepada saya."
·
Untuk mengembalikan ketenangan kelas, katakanlah,
"Saya ingin kalian merendahkan suara, saya hitung, lima, empat, tiga, dua,
satu."
***
Bab Ketiga:
Bab Ketiga:
Agar Semua Berjalan Baik di
Dalam Kelas
1. Tingkatkan
semangat siswa.
Ini dapat dilakukan dengan cara menyebut prestasi atau
perubahan positif paling menonjol yang dicapai para siswa, baik dalam hal studi
maupun perilaku, di awal setiap pelajaran.
Misalnya, Anda mengatakan, “Saya berterima kasih
kepada Hamid, karena ia datang tepat waktu”, atau “karena ia tidak banyak
bergerak”, atau “karena ia menyelesaikan tugasnya”, atau “karena ia
berpartisipasi dalam diskusi”, dan
seterusnya.
Ketika Anda melakukan ini secara terus-menerus,
tentunya ini akan menambah keinginan mereka untuk berprestasi dan melakukan pekerjaan
yang lebih, guna mendapatkan pujian yang baru.
2. Bagaimana
memulai pelajaran dengan menarik?
Awal pelajaran menjadi unsur penting untuk menarik
perhatian siswa. Oleh karena itu, usahakanlah untuk mengawali pelajaran dengan
menarik, jangan pernah mengawalinya dengan celaan dan cacian, atau dengan
mengumumkan hal-hal yang memicu konflik dengan siswa, karena yang akan menjadi
korban adalah pelajaran Anda.
Penulis menyebutkan beberapa contoh yang bagus
untuk mengawali pelajaran, misalnya ungkapan: "Khalid! Kamu telah
menyelesaikan tugas kemarin dengan baik".
Mungkin salah satu bentuk awal yang menarik adalah
dengan menyampaikan kisah yang berhubungan dengan pelajaran. Hal ini tentu menuntut
seorang guru untuk memiliki wawasan yang luas dalam pelajaran yang
diajarkannya.
3. Menggunakan
kertas besar.
Tulislah jawaban singkat yang hanya terdiri dari
satu kata di kertas besar (seukuran A4), kemudian bagikan kepada siswa ketika
mereka memasuki kelas. Setelah itu, berikan pertanyaan, lalu minta kepada siswa
yang memegang jawaban yang benar untuk mengangkat kertasnya.
Strategi ini menjadi istimewa karena diterapkan di
awal pelajaran, sehingga efektif mengkondisikan kelas dengan cepat. Selain juga
bentuknya yang konkrit dan ‘hidup’.
Saya melihat poin ini bisa digabung dengan poin sebelumnya
sebagai salah satu sarana untuk menciptakan awal pelajaran yang menarik.
4. Bagaimana
memberikan tugas dan mengumpulkannya?
Terkadang cara membagikan tugas dan mengumpulkannya
bisa menjadi salah satu penyebab munculnya keributan di dalam kelas. Kesibukan guru
untuk hal semacam ini sehingga harus membelakangi sebagian siswa dapat
dimanfaatkan oleh siswa-siswa yang suka ribut untuk membuat suasana yang tidak
kondusif.
Penulis memberikan beberapa arahan untuk menghindari
hal itu:
·
Tunjuklah seorang siswa yang bertanggung jawab
khusus membagikan tugas dan mengumpulkannya;
·
Pastikan seluruh siswa mendengarkan arahan tentang
tugas, dengan cara meminta semua siswa meletakkan pena dan hal-hal yang bisa
memalingkan perhatian mereka dari Anda;
·
Pastikan bahwa waktu cukup untuk mengumpulkan tugas
sebelum lonceng berbunyi. Kesalahan dalam hal ini terkadang bisa menimbulkan
keributan, karena para siswa berebutan menyerahkan tugas mereka;
·
Terangkan kepada mereka apa yang Anda inginkan,
sebelum tugas dikumpulkan.
5. Tiga
sihir.
Daripada seluruh kelas harus mengerjakan satu jenis
simulasi dan tugas, ada baiknya bila Anda memberikan beberapa pilihan, tapi
jangan lebih dari tiga pilihan agar tidak melahirkan keributan. Ide ini akan
menjamin partisipasi seluruh siswa, karena mereka melakukannya sesuai dengan
pilihan mereka. Dan ini merupakan motivasi internal yang kuat.
6. Sisi
positif pertanyaan dengan pilihan ganda.
Akan menjadi awal yang tidak menarik ketika Anda
memberikan pertanyaan yang terlalu sulit atau terlalu mudah. Oleh karena itu,
awali dengan pertanyaan yang bisa dijawab oleh siswa, kemudian baru beralih ke
pertanyaan yang lebih sulit. Contoh yang
paling bagus untuk pertanyaan yang tidak terlalu sulit adalah pilihan ganda,
karena adanya beberapa pilihan akan membantu siswa untuk menyebutkan jawaban
yang benar.
7. Bantuan
tambahan untuk Anda dan siswa.
Pertanyaan yang terlalu sulit terkadang menjadi
pemicu keributan di dalam kelas, manakala ada siswa tidak dapat
menyelesaikannya. Karena itu, penulis mengusulkan agar dibuat kertas tambahan
yang berisi pertanyaan yang sama tapi dalam
bentuk yang lebih mudah, misalnya dengan membagi soal ke beberapa bagian kecil.
Tidak ada salahnya pula memberikan contoh untuk membantu menjawab pertanyaan, dengan
menggunakan metode yang sama, jika pertanyaannya memungkinkan untuk itu.
8. Gunakan
sarana audio.
Penulis mengusulkan agar Anda menyampaikan pelajaran
tertentu, seperti pelajaran membaca, dengan menggunakan rekaman suara Anda (lebih
baik dengan menggunakan suara orang lain). Cara ini dapat membantu Anda
menguasai kelas dari dua sisi:
Pertama, menarik perhatian mereka
sehingga gerakan mereka akan berkurang;
Kedua, memudahkan Anda memperhatikan mereka,
sekaligus mengarahkan mereka untuk berkonsentrasi kepada pelajaran.
Jika Anda bisa menyampaikan pelajaran menggunakan
sarana visual (video, dll.) akan lebih bagus lagi.
Menurut hemat saya, ini merupakan salah satu sarana
yang paling bagus di antara sarana-sarana yang ada. Dengan sarana ini, seorang
guru yang memiliki kemampuan yang lemah dalam menguasai kelas pun akan terbantu
untuk mengurangi keributan di dalam kelas. Terlebih lagi dengan adanya mata
pelajaran komputer dan tersedianya komputer dalam jumlah yang lumayan banyak di
sekolah-sekolah kita. Belum lagi tersedianya ruangan-ruangan khusus seperti laboraturium
yang masih sangat minim digunakan.
9. Sampaikan
pelajaran secara tersendiri.
Terkadang seorang guru menyampaikan lebih dari satu
pelajaran dalam satu jam pelajaran, karena telah selesainya salah satu
pelajaran dalam waktu singkat, atau pun karena sebab lain. Hal ini akan
menyebabkan kelas kurang bisa dikendalikan, dan partisipasi siswa pun menjadi
minim. Sebabnya adalah kebosanan para siswa atau persiapan guru yang tidak
maksimal, sehingga pelajaran kedua kurang sempurna.
10.
Menjembatani
antara berbagai kegiatan.
Terkadang perpindahan dari satu kegiatan ke
kegiatan lain menimbulkan kericuhan, bahkan memunculkan penentangan ketika
kegiatan pertama harus ditinggalkan. Agar transisi antar kegiatan berlangsung
nyaman tanpa protes dari siswa, penulis mengusulkan kepada Anda untuk membuat semacam
jembatan yang mengantarkan para siswa ke kegiatan selanjutnya.
Ini bisa dilakukan dengan meminta kepada para siswa
untuk memilih salah seorang yang bisa menyimpulkan tiga pelajaran terpenting
dari kegiatan pertama, dengan membacakannya di hadapan mereka. Ini dapat
menjadi semacam pengumuman secara diplomatis bahwa waktu untuk kegiatan pertama
telah habis, tetapi dengan cara yang berbeda dan menarik, karena mereka ikut
menjadi bagian di dalamnya.
11.
Bagaimana
merubah kegiatan?
Poin ini merupakan lanjutan dari yang sebelumnya. Intinya,
Anda harus memiliki instrumen-instrumen yang jelas untuk menyampaikan kepada
para siswa apa yang Anda inginkan dari mereka (terkait berhenti dari satu aktivitas
dan memulai aktivitas yang baru). Lebih bagus lagi jika menggunakan isyarat atau
aba-aba yang dipahami oleh siswa. Ungkapan yang Anda gunakan di sini mesti
tegas dan serius menunjukkan perintah, tapi bukan berarti tidak sopan.
12.
Istirahat
yang menarik.
Kiranya bagus jika Anda memberikan waktu istirahat
kepada para siswa sebagai apresiasi untuk mereka, terutama setelah mereka mau
bekerja sama dengan Anda dalam pelajaran. Waktu istirahat didesain singkat dan
tetap disiplin, misalnya dengan memastikan bahwa pembicaraan tetap harus dilakukan
dengan suara yang pelan.
Waktu istirahat ini bisa Anda manfaatkan untuk
mempersiapkan materi selanjutnya. Perlu diingat, jangan sampai waktu istirahat
ini dibuat terlalu sering, agar mereka tidak selalu menantikannya di setiap jam
pelajaran.
13.
Tidak
tergesa-gesa dalam memberikan pelajaran.
Ada guru yang sangat antusias memberikan semua yang
diinginkan oleh para siswa, sehingga melayani semua dialog dan pertanyaan siswa
tentang materi ilmiah yang dimilikinya. Dari satu sisi, semangat seperti ini
patut diapresiasi, akan tetapi ini juga akan memberatkan si guru sendiri dan
mengurangi energinya untuk menyampaikan tema inti. Terkadang ia tergesa-gesa
untuk menyampaikan materi agar semua tuntutan bisa terpenuhi, sehingga ia pun akhirnya
justru tidak maksimal dalam semuanya.
Karena itu, seorang guru harus memastikan kalau ia
tidak tergesa-gesa dalam menyampaikan pelajaran, serta menolak kalau ada yang
memotong, sampai ia benar-benar selesai menyampaikan apa yang harus
diselesaikan. Ia juga mesti bisa meyakinkan siswa kalau ia ingin sekali
memenuhi seluruh kebutuhan mereka, namun ia tidak bisa menuruti seluruh
keinginan mereka.
14.
Visualisasi
peraturan.
Bentuknya adalah memajang di dalam kelas lembaran-lembaran
yang berisi berbagai aturan tentang perilaku yang diharapkan dari siswa. Ketika
ada di antara siswa yang melanggarnya, guru bisa langsung menunjuk ke aturan
yang ada.
Pengaruhnya akan sangat kuat dalam diri siswa,
karena mereka melihatnya secara langsung berulang kali di dalam kelas. Tetapi
ini tetap berkaitan dengan ketegasan guru dalam menjalankannya.
15.
Daftar evaluasi
perilaku.
Buatlah kartu-kartu dengan berbagai warna, setiap warna
menggambarkan standar partisipasi siswa dalam pelajaran. Misalnya, warna hijau:
baik sekali, biru: baik, orange: cukup, kuning: perlu ditingkatkan lagi. Kertas-kertas
ini dibagikan kepada semua siswa pada hari terakhir sekolah.
Guru harus memiliki daftar khusus berisi nama-nama
siswa dengan kolom-kolom kosong di depan setiap nama. Kolom-kolom itu diisi setiap
hari dengan warna yang sesuai dengan hasil yang ia dapat pada hari itu. Dengan demikian,
akan mudah mengevaluasi fluktuasi perilaku siswa selama rentang waktu yang
ditentukan dalam daftar itu (perbulan atau persemester).
Agar ini berjalan dengan sukses, lakukanlah ini
setiap hari di setiap jam pelajaran, dan praktikkanlah dengan cara yang dapat memompa
semangat mereka.
16.
Map prestasi.
Strategi ini akan membantu meningkatkan kepercayaan
diri siswa dan mendorong mereka untuk aktif dalam setiap kegiatan. Caranya,
Anda membuat satu map khusus untuk setiap siswa, berisi semua pekerjaan mereka
yang dinilai sebagai prestasi. Map ini sebaiknya diletakkan di kelas agar
seluruh siswa bisa melihatnya. Tulislah nama-nama siswa dengan jelas di setiap
map mereka.
Sebagai motivasi untuk para siswa yang kurang
optimal dalam tugasnya, Anda dapat menuliskan segala sesuatu yang menurut Anda
bagus dari mereka walau hanya berbentuk verbal. Tulis itu di dalam sebuah
kertas, lalu letakkan di file mereka.
17.
Mengelola
diskusi.
Salah satu cara mengendalikan keributan dialog di
dalam kelas adalah dengan membagi siswa ke dalam beberapa kelompok, masing-masing
kelompok dipimpin oleh seorang ketua. Kemudian nama setiap kelompok ditulis di
papan tulis, demikian juga poin-poin kelebihan dan kekurangan mereka sesuai
dengan kesepakatan yang sebelumnya dibuat bersama para siswa.
18.
Ingatkan
untuk mengangkat tangan sebelum berbicara.
Salah satu bentuk ketidakteraturan yang sering
terjadi di kelas adalah ketika para siswa menjawab atau bertanya tanpa meminta
izin. Hal yang tentunya akan melahirkan keributan di dalam kelas. Oleh karena
itu, berusahalah untuk membuat aturan yang disepakati bersama, isinya: tidak
diizinkan bagi siswa untuk berbicara kecuali bila meminta izin terlebih dahulu
dengan mengangkat tangan. Agar aturan ini efektif, ada baiknya bila Anda
mendiskusikannya terlebih dahulu dengan siswa, sehingga mereka mengetahui
manfaatnya. Kemudian bersikap tegaslah dalam menerapkannya, dan jangan menjawab
pertanyaan siswa yang melanggar aturan. Berikan apresiasi dalam berbagai bentuk
kepada siswa yang komitmen dengan aturan, dan selalu peringatkan siswa yang
melanggar aturan.
19.
Beri waktu
untuk berpikir.
Maksud penulis adalah berikan waktu yang cukup
kepada siswa setelah Anda mengajukan pertanyaan, agar mereka dapat memahami
soal dan memberikan jawaban. Jangan terburu-buru mengambil jawaban dari siswa
yang pertama mengangkat tangannya. Anda juga mesti memahami waktu yang
dibutuhkan untuk menjawab setiap pertanyaan.
20.
Pertanyaan
untuk seluruh isi kelas.
Ketika Anda mengajukan pertanyaan, terkadang yang
mengangkat tangannya adalah mereka yang juga mengangkat tangannya pada
pelajaran sebelumnya. Penulis menyarankan untuk mengganti cara menyampaikan
pertanyaan agar seluruh siswa ikut berpartisipasi dalam menjawab.
Pertanyaan bisa ditulis di atas kertas dengan memberikan
waktu kepada para siswa untuk menulis jawaban, kemudian baru mereka diminta
untuk membacakan jawaban masing-masing. Dengan cara ini, banyak murid akan
merasa bahwa mereka ternyata mampu untuk menjawab. Rasa takut akan hilang dari
mereka yang tidak mau berpartisipasi dikarenakan rasa takut itu.
21.
Bagaimana
menghadapi jawaban yang salah.
Ketika siswa menjawab pertanyaan dengan jawaban
yang salah, terkadang Anda mengatakan, salah! Respon seperti ini bisa
melemahkan kepercayaan diri siswa, belum lagi bila siswa-siswa lain mencela dan
mengolok-oloknya. Atau sebaliknya, mungkin Anda merespon jawaban yang salah itu
dengan berkata, bagus! Ini pun juga adalah respon yang tidak benar, karena akan
menipu siswa yang bersangkutan dan siswa-siswa yang lain.
Cara yang tepat adalah dengan melihat sisi yang
benar dari jawabannya, kemudian Anda kuatkan. Atau Anda bisa mengatakan, Saya mengetahui
sisi mana yang Anda pahami dari pertanyaan tadi. Atau Anda bisa juga
menyebutkan kesalahan yang pernah dilakukan oleh para tokoh, lalu terangkan bagaimana
mereka sukses melewati itu dan cerdas mengambil pelajaran dari kegagalan.
22.
Cara lain
mengajukan pertanyaan.
Ringkasan dari strategi ini adalah: Bagi siswa kepada
beberapa kelompok, lalu bagikan pertanyaan melalui kertas dengan warna berbeda
untuk masing-masing kelompok. Di balik kertas itu, tuliskan petunjuk untuk membantu
siswa menjawab pertanyaan. Hal yang perlu diperhatikan adalah:
-
Usahakan agar pembagian kelompok terkesan dilakukan
secara acak, padahal sebenarnya dibagi berdasarkan kemampuan siswa;
-
Petunjuk pembantu disesuaikan dengan kemampuan
masing-masing kelompok. Kelompok yang agak lemah mendapat petunjuk yang lebih
banyak.
Metode ini akan membantu untuk meningkatkan
partisipasi siswa, dan dalam waktu bersamaan, mereka merasa memiliki kemampuan
yang sama dengan teman-temannya.
23.
Ambil ide
dari penyampaian pelajaran lain.
Para guru biasanya hanya mengambil teknik mengatur
kelas dari satu sumber yang terkait dengan materinya saja, dan teknik itu terus
diulang terus menerus. Salah satu cara untuk memperbaruinya bisa dengan
bertukar pengalaman bersama para guru yang memilki spesialisasi berbeda, baik
melalui dialog maupun kunjungan. Melalui cara ini, para guru akan menemukan
metode baru yang sesuai dengan materi yang ia ajarkan, meskipun memerlukan sedikit
inovasi.
24.
Mencegah perkelahian.
Di antara fenomena yang mengganggu ketenangan kelas
adalah perkelahian antar siswa. Dan sebenarnya, tidak mungkin terjadi
perkelahian antar siswa tanpa kelalaian dari seorang pengawas (guru). Cara yang
paling baik untuk mencegah pertengkaran adalah dengan mengatasinya sedini
mungkin, yaitu dengan mengetahui sebab-sebab yang mendahuluinya. Dan ini bisa
didapat melalui praktik dan pengalaman.
25.
Apa yang dilakukan
setelah penyampaian yang tidak memuaskan?
Ketika Anda kehilangan kendali untuk menguasai
kelas, jangan disepelekan untuk mata pelajaran selanjutnya. Harus ada evaluasi
untuk siswa yang menjadi penyebab keributan, bahkan tidak salah jika Anda
meminta bantuan siswa lain untuk ikut menyelesaikannya. Anda juga harus
menjelaskan bahwa Anda tidak bisa menerima perilaku para siswa yang membuat
keributan, dan mereka akan mendapat hukuman atas perilaku itu.
26.
Memasukkan kembali penyebab keributan ke dalam
kelas.
Ini merupakan langkah lanjutan dari sebelumnya. Intinya
adalah Anda memperlihatkan ketegasan terhadap para siswa penyebab keributan.
Penulis mengusulkan, setelah para siswa penyebab kericuhan dikeluarkan dari
kelas, mereka diperbolehkan kembali masuk melalui koordinasi dengan pihak administrasi
sekolah secara personal. Setelah itu, tiba saatnya untuk merangkul kembali
mereka dan melupakan kesalahan yang pernah mereka lakukan.
27.
Manajemen
ujian.
Istilah "ujian" dapat memberikan pengaruh
negatif kepada para siswa. Oleh karena itu, penulis mengusulkan untuk mengganti
kata "ujian" dengan nama lain. Seperti: “Seri Mengulang Pelajaran dengan
Cara Menyenangkan”, atau: “Sesi: Berapa yang Bisa Kamu Ingat?”, atau: “Sesi:
Kejutkan Saya dengan Pengetahuanmu!”
28.
Agar siswa
mengerjakan tugas mereka.
Seringkali tugas (PR) menjadi beban yang
memberatkan para siswa, bahkan juga memberatkan para guru untuk memeriksa dan
menilainya. Akibatnya, nilai-nilai edukatif dari tugas itu menjadi hilang. Oleh
karena itu, dengan memperhatikan beberapa hal, akan membantu Anda mewujudkan
nilai-nilai edukatif dari sebuah tugas.
Penulis mengusulkan beberapa hal berikut:
-
Jangan pernah memberikan tugas melebihi kemampuan
Anda untuk memeriksa dan menilainya;
-
Berikan batasan waktu yang cukup antara waktu
pemberitahuan tugas dengan waktu penyerahannya. Dalam jangka waktu ini,
tegaskan kembali tugas yang diberikan dan waktu penyerahannya. Ini dapat
menjadi sarana untuk mengingatkan Anda dan mereka sekaligus;
-
Ketika sebagian siswa terlambat menyerahkan tugas,
ingatkan mereka dengan hukuman yang menanti mereka jika tidak menyerahkan tugas
sampai jangka waktu terakhir penyerahannya;
-
Jangan menambah tugas sebelum seluruh siswa
menyerahkan tugas sebelumnya, dan sebelum memberikan sanksi kepada siswa yang
tidak menyerahkannya sampai batas akhir penyerahan.
Langkah-langkah ini akan memberikan waktu bagi Anda
untuk memberi nilai, sekaligus membuat para siswa merasakan pentingnya tugas
yang diberikan.
Catatan penting: Jangan memberikan tugas hanya
untuk sekedar mengisi waktu siswa atau untuk menyempurnakan penyampaian materi
pelajaran. Jika tidak ada alasan mendasar atau tujuan yang jelas dari sebuah
tugas, lebih baik berikan hak para siswa untuk menikmati waktu mereka di luar
jam sekolah dengan mengasah keterampilan lain.
29.
Berikan
tugas yang menyenangkan.
Di antara faktor yang membuat sebuah tugas
menyenangkan adalah dengan memberikan tugas yang sesuai dengan kecenderungan
siswa, atau memberikan tugas yang kreatif, tidak klasik. Pada kenyataannya, tugas
PR sering diambil dari buku yang sama, sehingga rentan mengulang apa yang sudah
disampaikan di sekolah. Bahkan terkadang guru malah belum melihat soal-soal itu.
30.
Penilaian.
Penulis mengusulkan cara untuk menyelesaikan penilaian
dengan cepat, yaitu membuat standar baku yang disepakati bersama para murid,
agar mereka dapat mengetahui nilai dengan cepat dan tepat. Diusulkan agar
penilaian ini dibagi ke dalam 3 kategori: kesungguhan, produktivitas, dan
kualitas. Setiap kategori misalnya diberi nilai sepuluh. Dengan cara ini, Anda bisa
menyelesaikan penilaian jauh lebih cepat. Penilaian juga sekaligus memperlihatkan
titik lemah dan titik kelebihan siswa, dan itu dapat dipahami dengan baik oleh
mereka. Cara ini akan memungkinkan Anda untuk memeriksa seluruh tugas yang Anda
berikan, sekaligus membuat siswa terpaksa menyelesaikan setiap tugas untuk
dapat terus melihat hasilnya.
31.
Kontrol di
akhir pelajaran.
Agar partisipasi siswa semakin baik dalam pelajaran
yang Anda berikan, penulis mengusulkan agar sebelum mengakhiri pelajaran, Anda terlebih
dahulu menggantungkan sebuah tulisan yang berisikan:
a. Apa yang
akan kita lakukan di pelajaran berikutnya?
b. Kenapa
kita akan melakukan itu?
Letakkan di bawah setiap poin itu bagian-bagian
pentingnya secara ringkas dan jelas. Di awal pelajaran baru, gantungkan lagi
tulisan itu dan mulailah pelajaran.
Kegiatan seperti ini akan memperkokoh posisi Anda
di hadapan siswa, sekaligus memperlihatkan kedisiplinan Anda. Cara ini juga
akan membantu Anda dalam menjelaskan pelajaran dan target-target yang ingin
dicapai di dalamnya.
***
Bab Keempat:
Bab Keempat:
Mengatasi Permasalahan
yang Berkembang
1. Membantu masalah
individual.
Pada situasi-situasi tertentu, ada siswa yang
membutuhkan bantuan, dan ketika seorang guru sibuk melayaninya, bisa jadi akan
terjadi suasana ribut di kelas.
Untuk mengatasi itu, penulis mengusulkan agar
melayani masalah-masalah individual seperti ini dengan cara:
-
Mintalah siswa bersangkutan untuk datang ke depan, lalu
posisikan ia di samping Anda, bukan di depan Anda, sehingga Anda tetap bisa
memberikan perhatian kepada siswa lain ketika melayaninya;
-
Tetap berikan arahan kepada siswa lain, sehingga
mereka merasa tetap diperhatikan.
2. Dapatkan dukungan!
Caranya adalah dengan membangun relasi yang baik dengan
orang-orang di sekitar Anda (kepala sekolah, bagian administrasi, dan
guru-guru), sehingga mereka bisa memberikan bantuan, informasi, pengetahuan,
serta bahan kepada Anda.
3. Strategi
mata buta.
Berusaha menanggapi setiap perilaku siswa yang
mengganggu akan membuat proses belajar terganggu dan terhenti. Oleh karena itu,
penulis mengusulkan agar Anda memiliki “strategi mata buta”, Anda bisa melihat
seluruh kesalahan tetapi tidak mesti merespon semua kesalahan. Anda mesti bisa
menilai mana kesalahan yang harus diselesaikan dan mana yang lebih baik dibiarkan
demi kelangsungan pelajaran. Hal ini kembali kepada pengalaman dan kepribadian
guru.
4. Perilaku
buruk yang tersembunyi.
Sebagian siswa tampak sopan, tetapi pada waktu yang
sama, mereka tidak memperlihatkan semangat untuk belajar dan berpartisipasi,
sehingga kemampuan mereka menjadi rendah. Problem yang timbul ketika Anda
mengatasi permasalahan ini adalah terbukanya kesempatan bagi yang lain untuk
membuat keributan. Sementara Anda tidak bisa membiarkan begitu saja siswa yang
lemah, agar ia tidak diikuti oleh siswa lain.
Oleh karena itu, penulis mengusulkan kepada Anda untuk
tetap memperhatikannya. Buatkan target-target berkala untuk ia wujudkan. Ia juga
mesti diberi tahu bahwa sopan santun adalah hal yang bagus, tetapi
keberadaaannya di sekolah adalah untuk belajar, sehingga ia harus sedikit
bekerja lebih keras.
Di beberapa kasus, siswa akan mulai beraktivitas
ketika merasakan bahwa Anda terus memperhatikannya.
5. Bersikap tegas.
Penulis memandang bahwa guru harus bersikap tegas
kepada siswa yang mengejek temannya. Hukuman bisa diawali dengan memberikan
peringatan, dilanjutkan dengan pemberitahuan kepada bagian administrasi,
kemudian dikeluarkan dari kelas oleh pihak yang berwenang menjatuhkan hukuman. Cara
lain untuk mengatasi masalah ini adalah dengan belajar dari pengalaman orang
lain, jika ternyata siswa terus mengejek sesamanya.
6. Kaidah emas
dalam perbedaan pendapat.
Kaidahnya adalah jangan sampai siswa membawa Anda
untuk berdebat di jam pelajaran, sehingga waktu terbuang percuma. Oleh karena
itu, katakan kepadanya dari awal bahwa Anda akan berbicara dengannya di akhir
pelajaran, lalu kembalilah fokus ke pelajaran. Jika ia masih bersikeras, katakan
bahwa Anda tidak akan membahas tema itu di tengah-tengah pelajaran. Biasanya ia
akan berhenti sampai di sini. Tapi jika masih saja bersikeras, Anda punya hak untuk
mengeluarkannya sesuai dengan aturan yang ada.
7. Hindari bahaya
hobi Anda!
Yang dimaksud penulis adalah pembahasan-pembahasan
yang suka Anda bicarakan. Penulis mengingatkan agar Anda tidak terseret oleh siswa yang berusaha memancing Anda di
waktu pelajaran dengan membahas tema-tema yang Anda sukai. Jika mereka berusaha
untuk membuka pembicaraan tentang itu, mintalah mereka untuk membicarakannya di
luar jam pelajaran.
8. Sihir negosiasi.
Jika para siswa menolak tugas yang Anda berikan, lakukanlah
negosiasi dengan menawarkan pengurangan tugas atau peringanan hukuman ketika mereka
tidak mengerjakannya. Supaya tidak terjadi keributan, usahakan ada yang berbicara
atas nama siswa. Tetapi Anda jangan sampai terlalu mudah untuk tawar menawar.
9. Memindahkan
tempat duduk siswa.
Sering terjadi keributan ketika Anda berusaha
memindahkan siswa ke tempat duduk yang lain. Akan bertambah sulit lagi ketika
siswa bersangkutan tidak bersedia pindah. Menurut penulis, metode yang paling
tepat untuk memindahkan siswa adalah:
-
Berikan beberapa peringatan kepada siswa sebelum ia
dipindahkan;
-
Berjalanlah ke arah tempat duduk yang akan menjadi
tempat dipindahkannya siswa bersangkutan, lalu tarik kursi menjauh dari meja;
-
Berjalanlah ke arah siswa bersangkutan, lalu
ulurkan tangan Anda kepadanya dari jarak sekitar setengah meter, sementara
tangan Anda yang lain menunjuk ke tempat duduk yang telah disiapkan itu. Mintalah
ia pindah dengan nada suara Anda yang tenang;
-
Ketika ia masih menolak, ulangi lagi metode yang
sama dengan menambahkan kata: "Saya ingin melanjutkan pelajaran, tapi kamu
menghalangi saya. Saya menanti respon positifmu". Pada titik ini, biasanya
siswa akan memenuhi permintaan Anda;
-
Jika ia masih bertahan, maka untuk menyelesaikan
masalah, katakanlah kepadanya: "Baiklah kalau begitu, saya tidak ingin
membuang waktu teman-temanmu. Di akhir pelajaran nanti, ada yang harus saya
bicarakan denganmu";
-
Anda mesti memberikan hukuman yang bersifat mendidik
kepadanya, sebab teman-temannya pasti menunggu hukuman apa yang akan Anda
jatuhkan kepadanya. Jika hukuman Anda tidak tegas, bisa jadi siswa-siswa lain akan
mengulangi hal serupa kepada Anda.
10.
Pakaian
seragam.
Di antara aturan yang ada di sekolah adalah
keharusan memakai pakaian seragam. Bagaimana cara mengatasi siswa yang tidak
mentaati aturan ini di dalam kelas? Menurut penulis, caranya adalah dengan
memberikan peringatan pertama, dan di dalam kelas, di awal pelajaran berikan sindiran
secara halus atas pelanggaran yang dilakukan. Setelah lima belas menit,
keluarkan catatan yang berisikan nama-nama siswa yang melanggar aturan untuk
disampaikan ke bagian administrasi sekolah. Dengan cara ini, terkadang mereka
akan patuh memakai seragam. Tapi jika ada yang masih bersikeras melanggar, pindahkan
ia ke kantor untuk diberi hukuman. Sepakati dengan bagian administrasi untuk
tidak memasukkannya ke dalam kelas selama tidak mentaati aturan. Tapi harus dicatat,
bahwa Anda perlu menjelaskan kepada para siswa mengapa Anda mengambil tindakan seperti
itu.
Catatan: Jangan merasa bersalah ketika bagian
administrasi ternyata tidak berpihak kepada Anda, tetapi justru kepada siswa.
Ini bukan berarti Anda bersikap negatif, tetapi masalahnya lebih pada bagian
administrasi. Berarti bagian administrasilah yang membutuhkan solusi. Karena
itu, Anda harus meyakinkan mereka akan pentingnya komitmen terhadap peraturan.
11.
Handphone.
Keberadaan handphone di dalam kelas menjadi
salah satu sebab kelalaian siswa. Oleh karena itu, jika ada aturan sekolah yang
melarang handphone, Anda punya hak untuk mengambilnya dari tangan para siswa
sambil meyakinkan mereka bahwa handphone itu akan diletakkan di tempat
yang aman.
12.
Mengatasi
kebosanan.
Beberapa permasalahan di kelas biasanya muncul
karena pelajaran yang monoton sehingga menyebabkan kebosanan siswa. Hal itu
bisa jadi karena pelajaran Anda mengandung inti yang sama dengan pelajaran sebelumnya.
Jika Anda ingin membuang kebosanan ini, Anda bisa mencoba beberapa ide berikut:
-
Minta kepada siswa untuk mengubah posisi dan
gerakan mereka. Misalnya, Anda bisa berdiri di belakang supaya mereka merubah
posisi untuk melihat Anda, atau minta mereka ke meja Anda untuk melihat sebuah gambar
misalnya;
-
Menonton televisi atau komputer akan mendatangkan
kesegaran. Anda tidak perlu terlalu banyak mengomentari isi tontonan. Jadikankah
ini sebagai salah satu materi pelajaran.
-
Perlihatkan kepada mereka hadiah dalam bungkusan
yang mereka tidak tahu isinya, kemudian berikan hadiah ini di akhir pelajaran
kepada siswa yang paling menonjol.
13.
Saya tidak
punya pena.
Untuk mengatasi permasalahan siswa yang tidak membawa
pena, penulis mengusulkan supaya Anda memiliki beberapa pena. Supaya pena Anda
tidak hilang, ada baiknya Anda menandai pena dengan warna atau sebaiknya nomor.
Anda mesti mencatat nama siswa dan warna pena yang dipinjamnya. Dengan cara itu,
pena Anda tidak akan hilang.
14.
“Kita sudah
pernah melakukan ini!”.
Bisa jadi Anda akan mendengarkan kata-kata ini dari
siswa ketika melakukan sebuah simulasi. Jangan marah, tetapi katakan kepadanya bahwa
ia benar, namun kita terpaksa mengulanginya kembali dari sisi yang berbeda. Atau
katakan bahwa disebabkan temanya yang luas, kita perlu pengulangan untuk menegaskannya.
Atau katakan bahwa ini adalah untuk mengulang pelajaran.
Catatan: jika Anda tidak memiliki tujuan yang
jelas, tidak perlu mengadakan simulasi yang berulang, karena akan mendatangkan
kebosanan.
15.
“Saya kurang
enak badan”.
Kata-kata seperti ini bisa jadi jujur keluar dari
mulut siswa atau sekedar main-main. Untuk membedakannya, perhatikan siswa
sekitar sepuluh menit, jika Anda melihat ia benar-benar sakit, ikuti prosedur
yang ada untuk mengantarkannya ke klinik.
16.
Membicarakan
guru lain.
Terkadang ada siswa yang mengkritik guru lain di hadapan
Anda. Jangan pernah membiarkan ia melakukan itu. Katakan kepadanya bahwa ini
bukan bagian dari pelajaran kita. Jika ia masih bersikeras membicarakan itu
setelah diperingatkan, sampaikan ke bagian administrasi, dan bersikap tegaslah
kepadanya.
17.
Ketergantungan
siswa remaja.
Karena satu dan lain hal, ada remaja yang sangat
tergantung kepada gurunya. Jika Anda menghadapi masalah ini, cara mengatasinya
adalah dengan bersikap seakan tidak tahu. Jika ia berusaha membuka topik
pembicaraan khusus dengan Anda, alihkan ia ke guru lain. Jika ia mengirimkan
surat kepada Anda, sampaikan ke bagian administrasi, dan tetap perlakukan ia seperti
biasa, tanpa diskriminasi.
18.
Mengganggu di
jalan.
Ketika ada siswa yang melontarkan komentar tidak
sedap atau mencela Anda di jalanan, jangan tergesa-gesa mengambil tindakan. Adakanlah
pertemuan di sekolah dengan mempertemukan antara bagian administrasi dengan
siswa dan walinya. Di sini, sampaikan kepada siswa bersangkutan bahwa apa yang
ia lakukan adalah tidak baik, sembari menyampaikan hukuman yang harus
diterimanya. Dianjurkan untuk mengakhiri pertemuan dengan saling memaafkan dan
mengembalikan kondisi seperti sebelumnya.
***
Bab Kelima:
Bab Kelima:
Memberi Hadiah dan Hukuman
1. Menahan siswa
di sekolah setelah pelajaran usai.
Penulis memandang bahwa menghukum siswa dengan cara
mengurungnya di kelas setelah jam pelajaran memiliki sisi negatif, walaupun ada
faedahnya. Di antara sisi negatif itu adalah:
-
Menambah ketegangan hubungan dengan siswa;
-
Menambah tugas administratif guru;
-
Membuang-buang waktu, karena guru harus memonitor
pelaksanaan hukuman;
-
Semakin membuang waktu ketika ternyata hukuman yang
dijatuhkan tidak dilakukan;
-
Menyebabkan hubungan yang tidak baik dengan
keluarga murid.
Oleh karena itu, penulis melihat perlunya
memberikan peringatan resmi terkait hukuman ini sebelum dijatuhkan. Usahakan agar
peringatan ini tegas di hadapan siswa, supaya mereka takut sebelum hukuman
benar-benar dijatuhkan.
2. Membidik biang
keributan.
Ketika terjadi kericuhan di kelas, tidak objektif
jika seluruh kelas dihukum, karena biasanya ada yang terlibat dan ada yang
tidak. Tugas Anda adalah memberikan hukuman hanya kepada biang keributan.
3. Jenjang
hukuman.
Ketika terjadi keributan besar di kelas, jangan tergesa-gesa
secara emosional memberikan hukuman, sehingga akan menambah keributan. Akan
tetapi keluarkanlah kata-kata perintah dengan jelas, tenang, tegas, dan menggunakan
bahasa yang umum menyebut perilaku yang tidak baik disertai hukumannya.
Misalnya, katakanlah: “Mulai saat ini, bila ada di antara kalian yang bergerak
dari tempat duduknya, maka itu akan dihitung sebagai satu kesalahan baginya.” Jika
kemudian ada yang melanggar, tulis namanya dengan jelas dan dapat dilihat oleh seluruh
siswa, kemudian kembalilah menerangkan pelajaran.
4. Memuji
siswa.
Sebagian guru terkadang menggunakan ungkapan
negatif untuk menenangkan kelas, sehingga justru menambah ketegangan suasana.
Seandainya Anda bisa menggunakan pujian yang mengandung kritikan tentu akan
lebih mudah untuk diterima. Misalnya, katakan: "Khalid, saya tidak percaya
bahwa kamu memotong pembicaraan saya, karena kamu adalah anak yang selalu mendengarkan
dengan baik".
5. Menarik
undian hadiah.
Bentuknya adalah dengan membuat hadiah mingguan
yang disukai siswa. Anda bisa memberikan
kesempatan kepada siswa yang tidak pernah melanggar aturan untuk menarik undian
hadiah itu. Syaratnya adalah jangan sampai hadiah kehilangan tujuan dan
orientasinya.
6. Hukuman
yang setimpal.
Bentuk hukuman harus sesuai dengan besar atau
kecilnya pelanggaran. Kesalahan yang besar harus diberikan hukuman yang berat, demikian
juga sebaliknya. Hukuman yang setimpal akan menjadikan hukuman itu sukses
menjalankan perannya dalam proses pendidikan.
7. Membedakan
antara siswa dan tingkah lakunya.
Penulis melihat bahwa merupakan suatu kesalahan fatal
ketika hanya menyampaikan kritik kepada siswa yang melakukan kesalahan. Seharusnya,
kritik harus disertai dengan menyebutkan sisi positif yang dimiliki si siswa.
Tujuannya adalah supaya ia tidak mengambil sikap membela diri. Ia justru akan melihat
bahwa kritikan itu semata-mata adalah untuk kesalahannya, bukan untuk pribadinya.
8. Berilah hadiah!
Sebaiknya Anda selalu memiliki sarana-sarana
motivasi yang berkesinambungan, sehingga Anda dapat mengapresiasi setiap siswa
yang melaksanakan tugas dengan baik, supaya ia semakin kuat. Bagus juga bila Anda mengumumkan hadiah dari
awal pelajaran sehingga seluruh siswa termotivasi sejak awal.
9. Refreshing dengan
video.
Penulis melihat bahwa Anda perlu memberikan refreshing
kepada para siswa Anda, tetapi dengan porsi yang terbatas. Jadikan kegiatan ini
sebagai hadiah untuk mereka. Pilihlah materi yang cocok untuk ditonton, dan tegaslah
ketika Anda menentukan pilihan, agar Anda tidak bingung menampung
keinginan-keinginan mereka.
***
Bab Keenam:
Memperluas Skala Hubungan
dengan Siswa
1. Buatlah kelompok
studi di luar jam sekolah.
Metode ini sangat efektif untuk menjalin hubungan yang
kuat dengan siswa. Cara ini akan sangat efektif bahkan untuk siswa yang nakal
sekalipun. Teknisnya bisa dengan menentukan waktu pertemuan dengan siswa di
hari apa saja seusai jam pelajaran. Ini akan membantu guru untuk meluruskan banyak
perilaku salah yang ada pada siswa. Pengaruh ini muncul karena siswa merasakan
perhatian Anda kepada mereka.
2. Asisten
Guru.
Maksudnya adalah menyediakan dua orang guru untuk
satu kelas atau satu mata pelajaran. Satu orang sebagai guru inti dan yang lain
sebagai asisten. Mereka berdua bisa saling
melengkapi dalam proses belajar-mengajar. Saya tidak tahu apakah ini sudah diterapkan
di sekolah-sekolah kita atau belum, meskipun saya pernah melihat sekolah khusus
putri pernah mempraktikkannya.
Ide penulis berkisar seputar usaha mengefektifkan
peran asisten guru dengan langkah-langkah berikut:
-
Memperlihatkan kepadanya metode Anda mengajar;
-
Mengikutsertakannya dalam menyelesaikan
permasalahan;
-
Memberinya wewenang yang cukup;
-
Mengikutkannya di kelas untuk menenangkan siswa
yang berbuat keributan;
-
Mengikutsertakannya ketika menerangkan pelajaran agar
ada variasi suara.
3. Datangkan
bintang tamu!
Akan sangat menyenangkan ketika Anda menghadirkan
bintang tamu yang memiliki kelebihan dan ilmu yang menarik siswa, apa lagi bila
si bintang tamu berasal dari daerah yang sama. Ini akan memberikan warna ceria di
kelas, sekaligus menambah keterkaitan siswa dengan kelasnya. Diantara hal yang
membantu kesuksesan ide ini adalah perencanaan yang matang serta kecermatan memilih
tema yang cocok untuk bintang tamu yang diundang.
4. Jalin
komunikasi dengan wali murid!
Hal ini sudah dipraktikkan di banyak sekolah, namun
di antara hal yang dapat membantu menjadikan komunikasi ini efektif adalah kecermatan
memilih ungkapan yang tepat dalam menggambarkan kemampuan siswa dan metode yang
Anda inginkan untuk mengatasinya. Misalnya, Anda dapat mengatakan, "Sa'id
memilki potensi yang bagus, dan kita perlu mengembangkannya agar kemampuan
belajarnya meningkat. Metode apa yang Anda usulkan untuk meningkatkan kemampuannya
dan mengatasi penghalang potensinya?".
5. Dokumentasikan
kesepakatan dengan wali murid.
Adalah sangat penting mendokumentasikan secara tertulis
kesepakatan antara Anda dengan wali murid, lengkap dengan tanggalnya. Akan
lebih bagus lagi bila Anda menyampaikan kepada murid kesimpulan pertemuan Anda
dengan orang tuanya.
6. Desain
ulang kelas Anda!
Ini penting dilakukan untuk membantu Anda mengelola
kelas dan memudahkan gerak Anda di dalamnya. Di antara yang harus dilakukan
misalnya adalah:
-
Posisikan tempat duduk siswa-siswa yang bandel
berhadapan dengan Anda;
-
Pisahkan tempat duduk para biang keributan antara
satu dengan yang lain;
-
Beri jarak antar tempat duduk sesuai dengan yang
Anda inginkan;
-
Buatlah jarak antara papan tulis dengan bagian
depan kelas;
-
Letakkan alat-alat kebutuhan Anda pada posisi terdekat,
sehingga bisa dijangkau dengan tangan Anda.
7. Kaidah emas
dalam merancang posisi duduk.
Di awal tahun ajaran, Anda perlu mengatur tempat duduk
para siswa sehingga turut membantu kesuksesan proses belajar-mengajar Anda.
Dalam pengaturan ini, yang perlu dipertimbangkan antara lain adalah faktor siswa-siswa
yang memiliki kebutuhan khusus (seperti cacat dan sejenisnya), siswa yang suka
membuat keributan, dan lain-lain. Anda harus komitmen dengan pembagian yang
Anda lakukan, jangan terpengaruh oleh permintaan siswa ataupun wali murid
selama tidak ada alasan yang bisa diterima.
8. Siswa harus
tetap di tempat duduknya.
Penulis menyarankan kepada Anda agar tidak
memperbolehkan siswa beranjak dari tempat duduknya tanpa izin, dalam kondisi
apa pun. Oleh karena itu, Anda mesti membuat aturan khusus yang menampung
berbagai keluhan siswa tanpa melanggar aturan lain. Tanpa adanya aturan ini,
siswa akan tergiring untuk melanggar semua instruksi Anda.
9. Cara memindahkan
sebuah kelompok.
Ketika Anda perlu memindahkan para siswa ke ruang
lain, agar tidak terjadi keributan di tengah proses perpindahan, sebaiknya Anda
mengatur tempat perpindahan sebelum perpindahan dimulai. Anda juga perlu memberi
tahu siswa tentang tempat dan waktu perpindahan. Kemudian aturlah proses
perpindahan mereka, dan berdirilah Anda untuk menyambut mereka.
10.
Berdua dengan
seorang siswa.
Penulis menilai bahwa adalah sebuah kesalahan
ketika Anda mencela atau memuji siswa tatkala ia sendiri. Ini perlu dihindari supaya
Anda tidak dituduh memperlakukan siswa dengan tidak baik. Oleh karena itu,
usahakanlah untuk melakukan itu ketika ada orang lain meskipun hanya satu
orang.
11.
Ingatkan siswa
tentang faktor-faktor pembantu mewujudkan perilaku terpuji.
Di antara hal yang memudahkan siswa untuk komitmen
dengan sebuah aturan adalah ketika mereka mengetahui sarana untuk
menjalankannya, serta urgensi dan tujuan diberlakukannya. Ini jauh lebih baik
daripada sekedar memberikan perintah tanpa menerangkannya.
***
Bab Ketujuh:
Bagaimana Memenej Diri
Anda?
1. Buatlah dua
buah jadwal!
Jadwal pertama adalah jadwal mata pelajaran, dan
ini sudah kita ketahui. Adapun jadwal kedua adalah jadwal melakukan evaluasi
dan penilaian yang Anda lakukan di luar jam belajar. Manfaat dari jadwal ini
adalah untuk merencanakan pekerjaan Anda, sehingga memudahkan Anda
melaksanakannya. Di samping juga untuk menghilangkan rasa tidak nyaman dalam
diri guru ketika kurang optimal melaksanakan tugas, atau tidak melakukannya
sepenuh hati ketika sebenarnya mampu melakukan itu. Perlu diingat, bahwa jadwal
yang Anda buat harus realistis.
2. Buatlah skala
prioritas!
Tugas yang diembankan kepada guru terkadang begitu
banyak sehingga tidak mungkin dilaksanakan secara keseluruhan. Oleh karena itu,
adalah suatu keniscayaan bagi Anda untuk menyusun semua tugas sesuai dengan
prioritasnya. Anda dapat mengklasifikasikannya kepada kategori-kategori berikut:
-
Yang wajib saya lakukan;
-
Yang harus saya lakukan;
-
Yang sebaiknya saya lakukan;
Ini akan memudahkan Anda untuk menentukan mana yang
pertama harus dilakukan. Ada baiknya bertanya kepada orang yang sudah
berpengalaman tentang kebenaran klasifikasi tugas Anda sebelum dilaksanakan.
3. Relaksasi.
Guru mungkin termasuk salah satu profesi yang
paling banyak mengundang ketegangan urat syaraf. Ini tentu akan berpengaruh
kepada kesehatan guru dan pengabdiannya kepada sekolah. Oleh karena itu,
menjadi suatu hal yang mendasar bagi seorang guru untuk memiliki keterampilan
relaksasi dan membuat waktu khusus untuk menikmati masa santai. Waktu-waktu ini
harus selalu dijaga dan termasuk ke dalam prioritas.
Di antara keterampilan relaksasi yang dianjurkan
penulis ketika seseorang berada dalam tekanan berkelanjutan adalah:
-
Genggamlah kedua telapak tangan Anda dengan kuat
dari hitungan satu sampai tujuh, kemudian lepaskan kembali. Ulangi berkali-kali
sampai Anda merasakan bahwa ketegangan dalam diri Anda menghilang;
-
Tarik nafas Anda dengan penuh konsentrasi, lalu keluarkan
dengan tenang dan perlahan. Anda cukup melakukannya sampai sepuluh kali untuk
membuat Anda kembali tenang;
-
Berjalanlah semampu Anda di dalam kelas atau di
sela-sela jam pelajaran.
Dan yang lebih bagus dari ini semua tentu adalah petunjuk
Rasulullah Saw. untuk menghilangkan kemarahan, yaitu dengan berwudhuk, shalat, dan
mengganti posisi Anda, termasuk dalam hal ini berjalan kaki.
4. Berolah
raga.
Untuk menghilangkan tekanan psikologis akibat pekerjaan,
khususkan waktu satu jam setiap hari sebanyak tiga hari dalam seminggu untuk menjalani
olah raga yang tidak terlalu membutuhkan tenaga. Lakukan ini terus-menerus, dan
jangan tinggalkan karena sebab apa pun.
5. Liburan.
Sediakan waktu satu hari setiap minggunya untuk
melepaskan diri Anda dari rutinitas sekolah. Ini akan memperbarui tenaga Anda dan
membuat Anda dapat kembali bekerja dengan kondisi yang lebih bersemangat.
6. Bagaimana
Anda kembali menjadi murid?
Penulis mengusulkan agar seorang guru mengambil
kursus di sore hari untuk memecah rutinitas mengajar. Ini juga penting untuk
menambah pengetahuan dan memperluas relasi Anda. Selain itu, Anda pasti akan
semakin percaya diri ketika berhasil mendapatkan ilmu dan pengetahuan-pengetahuan
baru.
7. Kurangi
kecepatan ritme gerak Anda.
Penulis melihat bahwa jika Anda membiasakan diri
berperilaku tenang dan tidak terburu-buru saat makan, berjalan, dan lain-lain, ketegangan
juga akan lambat menyerang Anda, dan ini akan membantu kualitas kontribusi Anda.
8. Ingat teman-
teman Anda!
Ada sebagian guru yang memberikan seluruh waktunya
untuk profesinya sebagai seorang guru, dengan mengenyampingkan sisi pertemanan
dalam hidupnya. Pada gilirannya, ia pun kemudian merasa telah memperlakukan teman-temannya
dengan tidak baik. Kondisi seperti ini kurang cocok untuk psikologis seorang
guru, karena pertemanan dengan orang di luar lingkungan sekolah akan membantu
seorang guru melaksanakan tugasnya tanpa merasa terkucilkan dari masyarakat.
Tugas seorang guru dalam hidup tidak hanya untuk mengajar dan bekerja. Karena
itu, sebaiknya Anda memanfaatkan sebagian waktu Anda untuk berkunjung ke
teman-teman Anda.
9. Mandi air
hangat.
Usahakan untuk mandi dengan air hangat sebelum
tidur, kemudian tidurlah dengan rileks. Jangan sampai Anda bekerja sampai larut
malam, karena ini akan membuat Anda tegang, dan akan berpengaruh terhadap aktivitas
Anda di pagi harinya.
10.
Buatlah catatan
sederhana.
Buatlah sebuah catatan khusus di akhir pekan untuk mengabadikan
pekerjaan paling penting yang telah Anda lakukan, keputusan paling penting yang
telah Anda ambil, aktivitas terbaik Anda, serta janji serta rencana-rencana
Anda. Kemudian letakkan catatan ini di tempat yang mudah Anda jangkau, supaya
Anda bisa mengambil manfaat darinya.
****
**
*
Komentar
Posting Komentar