Materi Teks Diskusi Bahasa Indonesia Kelas 9 SMP: Pengertian, Fungsi, Ciri-Ciri, Jenis, Struktur, Unsur Kebahasaan, Cara Menulis, & Contoh
Materi
Teks Diskusi Bahasa Indonesia Kelas 9 SMP: Pengertian, Fungsi, Ciri-Ciri, Jenis,
Struktur, Unsur Kebahasaan, Cara Menulis, & Contoh
Materi kelima yang dibahas dalam pelajaran bahasa Indonesia kelas 9
semseter genap adalah materi tentang Teks Diskusi. Materi teks diskusi bahasa
Indonesia ini sangat penting dibekali kepada siswa agar mampu meningkatkan
sikap kritis dan menguasai keahalian dalam menyajikan pendapat, sudut pandang,
atau perspektif yang berbeda terhadap suatu permasalahan.
Nah, dalam tulisan ini, saya akan coba membagikan materi tentang
teks diskusi bahasa Indonesia kelas 9 berdasarkan buku teks resmi yang
dikeluarkan oleh Kemendikbud. Semoga ini
dapat membantu Anda semua.
Materi yang akan kita bahas kali ini ruang lingkupnya cukup
komprehensif. Mulai dari pengertian teks diskusi, fungsi, ciri-ciri, jenis, struktur, unsur kebahasaan, cara
menulis, dan contoh dari teks diskusi yang disertai strukturnya.
1. Pengertian Teks Diskusi
Merujuk KBBI, diskusi memiliki arti pertemuan ilmiah untuk bertukar
pikiran mengenai suatu masalah.
Adapun teks diskusi sendiri merupakan sebuah teks yang berisi
tentang wacana yang membahas suatu permasalahan dengan disertai
argumen/pendapat, baik yang mendukung maupun yang menentang isu tersebut serta
diakhiri dengan simpulan atau rekomendasi penulis.
Teks Diskusi membahas sebuah isu permasalahan yang berisi dua
argumen, yaitu argumen pendukung (pro) dan argumen penentang (kontra).
2. Fungsi Teks Diskusi
Secara sosial, teks diskusi berfungsi untuk melihat suatu masalah
dari berbagai perspektif (sudut pandang), sebelum membuat keputusan atau
rekomendasi.
3. Ciri-Ciri Teks Diskusi
Ditata dengan menggunakan struktur teks: Isu, argumen menentang serta argumen pendukung, dan kemudian diakhiri dengan rekomendasi atau simpulan. Di dalamnya terkandung verba relasional, material, serta mental secara proposional. Memanfaatkan konjungsi yang memberikan kontras, contohnya: Namun, namun demikian, tetapi, pada pihak lain, sebaliknya, dan lainnya untuk mempertentangkan kedua pendapat yang berlawanan. Memakai modalitas guna membangun opini maupun rekomendasi
4. Jenis-Jenis Teks Diskusi
Jenis teks Diskusi di antaranya yaitu:
a. Simposium
Simposium merupakan serangkaian ceramah atau pidato pendek di depan
peserta (simposium) dari seorang pemimpin guna mendiskusikan bersama – sama
serta menarik kesimpulan yang terbaik dari hasil diskusi itu sendiri.
b. Seminar
Seminar adalah pertemuan khusus yang digelar dengan sistematis serta menjunjung tinggi nilai akademis dengan tujuan untuk mengerjakan studi secara menyeluruh terkait suatu topik tertentu. Beragam pemecahan masalah yang disajikan oleh pemateri serta pemakalah tetapi tetap melibatkan interaksi diskusi dari para peserta seminar serta didampingi dengan pemateri cendekiawan / guru besar.
c. Konferensi
Konferensi adalah pertemuan atau rapat besar yang diselenggarakan guna bertukar pendapat atau berunding terkait sebuah masalah yang akan dihadapi secara bersama-sama. Pada umumnya, konferensi akan melibatkan instansi besar seperti Negara. Contoh: Konferensi Asia Afrika.
d. Diskusi Panel (Kelompok)
Diskusi panel adalah suatu forum pertukaran pikiran yang dikerjakan oleh sekelompok orang dengan saling berhadapan. Setiap kelompok yang ikut telah mempersiapkan materi pendapat serta alat bukti terkait suatu topik masalah yang akan dibicarakan untuk didiskusikan.
e. Brainstorming
Brainstorming adalah diskusi teknis yang berkaitan dengan kreativitas atau penciptaan. Kegiatan diskusi ini digelar dengan tujuan untuk menemukan penyelesaian dari sesuatu yang harus diciptakan maupun digelar dengan cara mengumpulkan gagasan secara spontan dari para anggota kelompok.
f. Muktamar
Muktamar merupakan permusyawaratan tertinggi yang digelar oleh pimpinan pusat di dalam suatu organisasi. Pertemuan satu ini biasanya akan dihadiri oleh para wakil organisasi guna mengambil keputusan terkait suatu isu yang tengah dihadapi bersama pada organisasi itu sendiri.
g. Kongres
Kongres merupakan suatu pertemuan besar para wakil organisasi, baik
itu organisasi sosial, politik hingga organisasi suatu keprofesian (arsitek,
dokter, seniman, atau lainnya) guna mendiskusikan serta mengambil keputusan
pada sebuah topik permasalahan yang harus dicari jalan keluarnya.
h. Lokakarya
Lokakarya merupakan suatu pertemuan yang diselenggarakan oleh para
ahli dalam bidang tertentu guna membahas suatu isu yang berhubungan dengan
keahlian mereka.
5. Struktur Teks Diskusi
A. Pendahuluan
(1) Pernyataan untuk membatasi topik; (2) Latar belakang topik; dan (3) Sudut pandang berbeda yang akan dibahas.
B. Isi
(1) Serangkaian paragraf. Dua atau tiga paragraf dengan argumen setuju (pro) dan alasannya serta contoh yang mendukung gagasan. Dua atau tiga paragraf dengan argumen tidak setuju (kontra) dan alasannya serta contoh yang mendukung gagasan; (2) Mengunakan bahasa persuasif: dan (3) Menggunakan bahasa kohesif untuk menghubungkan gagasan atau untuk menunjukkan perubahan pendapat.
C. Simpulan
(1) Simpulan argumen dari kedua sisi: (2) Mengevaluasi argumen yang paling efektif; dan (3) Rekomendasi satu sudut pandang berdasarkan argumen yang disajikan.
6. Unsur Kebahasaan Teks Diskusi
Secara khusus, untuk menunjang keberhasilan kita meyakinkan orang
lain maka perlu diperhatikan ciri-ciri kebahasaan yang biasa digunakan dalam
teks diskusi..
- Kalimat Aktual (menunjukkan waktu sekarang)
Kalimat yang digunakan dalam teks diskusi yang menunjukkan waktu
sekarang karena biasanya berbicara tentang permasalahan aktual. Kata-kata yang
digunakan yang menunjukkan waktu kini dan menunjukkan apa yang sedang terjadi,
misalnya adalah, merupakan, sedang, artinya, perlu, bertindak, hentikan;
selamatkan, perang, kehilangan, perbaiki.
- Kata yang mewakili pikiran dan perasaan
Kata yang mewakili pikiran dan perasaan membawa emosi dari pandangan
penulis. Misalnya, percaya, yakin, pikir, rasa, suka, kagum, senang, terkejut,
ragu, harap.
- Kata Emotif
Kata emotif melibatkan pikiran pembaca seakan pembaca melihat
persoalan seperti yang kita pikirkan. Misalnya, ganas, unik, liar, buas,
berharga, istimewa, kumal, menakjubkan, berbahaya, brutal, sejuk, lembut.
- Bahasa Evaluatif
Bahasa evaluatif untuk mengkaji argumen dan bukti pendukung.
Misalnya, penting, sederhana, berpikiran sempit, mengancam, sangat jelas,
menguntungkan bagi masa depan, lebih mudah, diharapkan, terlalu rapuh,
penilaian buruk, tidak dapat diakui, hanya pilihan.
- Modalitas
Derajat kepastian (juga dikenal sebagi modalitas) seberapa pasti
dengan pernyataanmu sendiri? Apakah kamu ingin membuat orang setuju dengan
pendapatmu, atau kamu ingin membuat orang menjadi ragu dengan pendapatnya?
Misalnya: dapat, akan, mesti, seharusnya, selalu, biasanya, hampir, nyaris,
tidak pernah, kadang-kadang, umumnya, tentu, pasti, harus, tak perlu
dipersoalkan, hampir tidak pernah.
- Konjungsi
Konjungsi digunakan untuk menggabungkan dua gagasan dalam satu kalimat, sementara konektif digunakan untuk mengaitkan gagasan di antara kalimat dan paragraf yang berbeda. Misalnya: dan, tetapi, namun, bagaimanapun, alasan lain mengapa, juga, dalam hal lain, atau, pertama, kedua, akhirnya, tanpa memperhatikan, tidak semua orang setuju, sementara, meskipun, yang utama, pada akhirnya, sebab, oleh karena itu.
Pembagian konjungsi: (1) Waktu: sesudah, setelah itu, sebelum, sehabis, sejak, selesai, ketika, tatkala, pada saat, sewaktu, sementara, sambil, seraya, selagi, selama, sehingga, sampai; (2) Syarat: jika, kalau, jikalau, asal(kan), bila, manakala; (3) Pengandaian: andaikan, seandainya, umpamanya, sekiranya; (4) Tujuan: agar, supaya, supaya, biar; (5) Konsesif: biarpun, meski(pun), sekalipun, walau(pun), sungguhpun, kendati(pun); (6) Pemiripan: seakan-akan, seolah-olah, sebagaimana, seperti, sebagai, laksana, bak; (7) Penyebaban: sebab, karena, karenanya, karena itu, oleh sebab itu; (8) Pengakibatan: (se)hingga, sampai(-sampai), maka(nya); (9) Penjelasan: bahwa; (10) Cara: dengan; (11) Harapan: moga-moga, semoga, mudah-mudahan; (12) Pengecualian: kecuali; dan (13) Urutan: lalu, terus, kemudian.
- Kohesi dan Koherensi: Wacana atau teks yang baik memiliki perpautan bentuk (kohesi) dan perpautan makna (koherensi).
Teks diskusi menyatakan pendapat atau meyakinkan pembaca/pendengar
untuk setuju dengan sudut pandang tertentu. Oleh karena itu, pendahuluan teks
diskusi harus jelas dan menyimpulkan pesan utama. Judul juga tidak kalah
pentingnya. Gunakan judul yang menonjol, inspiratif, atau kontroversial.
Tulisan harus melibatkan emosi pembaca agar berminat untuk membaca teks yang
dibuat.
Berikut beberapa cara untuk menarik perhatian pembaca:
- 1. Gunakan judul dengan bahasa yang menarik perhatian
Contohnya seperti ini: Sekolah Tanpa Olahraga, Penjara Fisik, Kita Gagal Menjaga Lingkungan Sendiri
- 2. Mulai pendahuluan dengan pertanyaan retoris
Contohnya seperti ini: Haruskah kita berutang terus kepada bangsa asing? Apa susahnya membuang sampah dengan benar?
- 3. Mulai pendahuluan dengan bahasa yang sarat emotif
Contohnya seperti ini: Sangat jelas warga negara wajib pajak yang tidak patuh membayar pajak seperti penyewa rumah tidak membayar sewa. Lingkungan akan membebani kita jika kita membebani lingkungan tanpa peduli menjaganya.
- 4. Mulai pendahuluan dengan penggunaan kata ganti personal untuk melibatkan pembaca
Contohnya seperti ini: Saya sangat yakin Anda tidak akan setuju dengan gagasan aneh bahwa ….; Anda pasti sedang bercanda jika berpikir bahwa ….
- 5. Mulai pendahuluan dengan pernyataan topik yang jelas
Contohnya seperti ini: Setiap tahun bertambah jumlah spesies hewan yang masuk dalam daftar hampir punah.
8. Contoh Teks Diskusi Beserta Strukturnya
Kesadaran Membayar Pajak
Pendahuluan
Kesadaran rakyat Indonesia membayar pajak masih sangat rendah.
Sementara penerimaan negara selama lima tahun terakhir 75–85% berasal dari
penerimaan pajak. Haruskah kita berutang terus dengan bangsa asing?
Isi: Bukti dan alasan pendukung satu sudut pandang
Kemandirian bangsa Indonesia akan tercapai jika kesadaran rakyat
membayar pajak sudah tinggi. Sumber pembiayaan negara terbagi tiga: pinjaman
luar negeri dan dalam negeri, penjualan sumber daya alam, dan penerimaan pajak.
Utang luar negeri dan dalam negeri dapat memberatkan posisi APBN RI karena
utang luar negeri tersebut harus dibayarkan beserta dengan bunganya. Negara
akan dicap sebagai negara miskin dan tukang utang karena tidak mampu untuk
mengatasi perekonomian negara sendiri. Penjualan sumber daya alam secara
berlebihan dapat menyebabkan kerusakan lingkungan atau ekosistem, serta membuat
sumber daya alam tersebut menjadi langka. Penerimaan negara melalui pajak
merupakan satu-satunya sumber penerimaan negara yang minim risiko, serta dapat
meningkatkan kemandirian bangsa.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia menurut data World Bank tahun 2014,
Growth Domestic Product Indonesia menduduki peringkat 16 besar tertinggi di
dunia. Potensi kemandirian Indonesia sangat tinggi. Sayangnya, dalam lima tahun
terakhir, tax ratio cukup rendah dan target pajak tidak tercapai yang salah
satunya disebabkan oleh rendahnya tingkat kepatuhan wajib pajak dalam
melaksanakan kewajiban perpajakannya. Sayangnya, dalam lima tahun terakhir, tax
ratio cukup rendah dan target pajak tidak tercapai yang salah satunya
disebabkan oleh rendahnya tingkat kepatuhan wajib pajak dalam melaksanakan
kewajiban perpajakannya. Hanya tingkat kepatuhan wajib pajak badan 55% dan 25%
tingkat kepatuhan wajib pajak perorangan. Di lain pihak penerimaan negara dari
penjualan sumber daya alam semakin mengecil sejak tahun 1982. Sebelumnya
primadona penerimaan negara adalah dari penjualan sumber daya alam. Kemandirian bangsa ke depan sangat tergantung
kepada kesadaran rakyat membayar pajak.
Alasan dan bukti pendukung sudut pandang lain (kontra)
Banyak juga orang yang merasa tidak perlu menyumbang kepada negara.
Mereka berpikir negaralah yang harus menyejahterakan rakyatnya. Mereka adalah
sekelompok masyarakat kontraprestasi pajak, menolak membayar pajak dengan
melakukan demonstrasi. Padahal, mereka justru kelompok penikmat pajak, bukan
pembayar pajak yang juga dikenal sebagai anggota masyarakat yang tergolong
sebagai penikmat pajak tanpa berkontribusi. Yang patut disayangkan, ada juga
anggota masyarakat yang merusak fasilitas umum yang dibiayai oleh pajak.
Tindakan ini seperti merusak barang yang kita beli dengan keringat sendiri.
Siswa atau mahasiswa yang malas belajar tidak gigih menuntut ilmu pun termasuk
kelompok ini karena semua fasilitas pendidikan dibiayai oleh pajak.
Kelompok kontraprestasi lainnya adalah yang kecewa karena anggaran
negara yang dibiayai pajak itu dikorupsi. Mereka berpikir untuk apa bayar pajak
jika untuk dikorupsi. Korupsi tindakan yang sangat salah, tidak membayar pajak
juga sangat salah. Koruptor dan wajib pajak yang tidak membayar pajak adalah
warga negara yang tidak membela negaranya. Mereka jenis warga yang bertentangan
dengan tujuan negara untuk menyejahterakan rakyatnya.
Simpulan
Wajib pajak yang patuh membayar pajak adalah patriot bangsa. Mereka
membela negara, membangun negara, mengangkat harkat dan derajat bangsa di mata
dunia dengan membayar pajak. Pajak untuk kemandirian bangsa agar kita menjadi
bangsa yang kuat dan disegani di dunia. Stop utang negara dengan membayar
pajak. Pajak banyak, utang hilang, negara kaya, rakyat makmur. Terwujudlah
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Demikianlah materi teks diskusi bahasa Indonesia. Semoga bermanfaat!
Komentar
Posting Komentar