Hidangan Pembuka bagi Penduduk Neraka

Oleh : Zulfi Akmal

Bila kita bertamu ke rumah orang Mesir dan Saudi (berangkali juga Arab lainnya), untuk pertama kali kita sampai di rumah, tuan rumah akan menyuguhi kita segelas jus dan makanan ringan atau cemilan berupa buah-buahan yang sudah dipotong, siap untuk dimakan. Hidangan ini disebut dalam bahasa Arab dengan "nuzul" (نزل)

Selanjutnya kita akan diajak cerita hilir mudik kian ke mari. Bisa jadi berjam-jam, sesuai tingkat keakraban. Setelah berlalu waktu cukup lama barulah datang makan besar. Lauk yang biasa disajikan adalah daging, ayam atau ikan dengan porsi super jumbo. Ada sayur-sayuran (salatah) dan kuah atau sop (syurbah). 

Di saat menyantap makanan akan banyak sekali basa-basi untuk memanjakan tamu. Bahkan bila kita bertamu kepada orang yang sudah kita kenal baik, sekali-sekali dia akan menyuapkan makanan ke mulut tamu. Itu bukan hal yang tabu bagi mereka.

Terakhir, setelah makan besar selesai kita akan disuguhkan makanan penutup berupa manisan dkk. Bila segelas teh sudah terhidang berarti tidak ada lagi yang akan dihidangkan setelah itu.

Atau bila kita makan di restaurant keren, yang memberlakukan aturan table manner, untuk pertama kali kita akan dihidangi makanan pembuka (appetizer) berupa salat yang berfungsi untuk menimbulkan selera makan. Setelah agak lama baru dihidangkan menu utama (main course). Terakhir pelanggan akan disuguhi menu penutup (dessert).

Nah, untuk makanan pembuka atau "nuzul" (appetizer) ini ada diceritakan Allah di dalam Al Qur'an.

Di ayat yang menceritakan peristiwa besar yang akan dihadapi oleh penduduk neraka nanti, Allah berfirman:

ثُمَّ إِنَّكُمْ أَيُّهَا الضَّالُّونَ الْمُكَذِّبُونَ، لَآكِلُونَ مِنْ شَجَرٍ مِنْ زَقُّومٍ، فَمَالِئُونَ مِنْهَا الْبُطُونَ، فَشَارِبُونَ عَلَيْهِ مِنَ الْحَمِيمِ، فَشَارِبُونَ شُرْبَ الْهِيمِ، هَٰذَا نُزُلُهُمْ يَوْمَ الدِّينِ.

"Kemudian sesungguhnya kamu hai orang-orang yang sesat lagi mendustakan, benar-benar akan memakan pohon zaqqum, dan akan memenuhi perutmu dengannya. Sesudah itu kamu akan meminum air yang sangat panas. Maka kamu minum seperti unta yang sangat haus minum. Itulah hidangan untuk mereka pada hari Pembalasan". (Al Waqi'ah: 51-56)

Di ayat selanjutnya Allah berfirman:

وَأَمَّا إِنْ كَانَ مِنَ الْمُكَذِّبِينَ الضَّالِّينَ، فَنُزُلٌ مِنْ حَمِيمٍ، وَتَصْلِيَةُ جَحِيمٍ.

"Dan adapun jika dia termasuk golongan yang mendustakan lagi sesat, maka dia mendapat hidangan air yang mendidih, dan bakaran jahannam". (Al Waqi'ah: 92-94)

Dari ayat di atas bisa kita ketahui bahwa hidangan pembuka atau "nuzul" atau "appetizer" untuk pembuka selera makan bagi penduduk neraka adalah buah zaqqum, air panas dan bakaran dari jahannam.

Abu Su'ud dalam tafsirnya "Irsyad al 'Aqli as Salim ila Mazaya al Kitab al Karim" mengomentari tentang ayat ini:

فإذا كان ذلك نزلهم وهو ما يعد للنازل مما حضر فما ظنك بما لهم بعدما استقر لهم القرار واطمأنت بهم الدار في النار؟!

"Bila itu yang menjadi hidangan pembuka (nuzul) bagi penduduk neraka, padahal "nuzul" itu adalah sesuatu yang dihidangkan untuk orang yang baru datang bertamu, dapatkah kiranya kamu membayangkan apa yang diberikan untuk mereka bila mereka sudah menetap dan tempat mereka sudah eksis di dalam neraka?!".

Hal yang sangat jelas dari gaya bahasa Al Qur'an bahwa semua itu diceritakan dengan bahasa ejekan dan penghinaan bagi para durjana. Karena sebenarnya buah zaqqum, air mendidih dan bakaran dari neraka itu bukanlah makanan, tapi azab yang tidak bisa dibayangkan pedihnya.

Ya Allah, kami berlindung kepada-Mu dari kemurkaan-mu dan dari azab neraka.

NB: Ini hidangan pembuka bagi penduduk neraka. Lalu apa yang jadi hidangan pembuka bagi penduduk surga? Nantikan pada tadabbur berikutnya. ( tulisan ust. zulfi Akmal, Lc. MA )

Komentar